• Attention #11PerangDingin •

3.4K 148 1
                                    

Sorry updatenya kali ini super lama banget. Semoga aja kalian suka part ini!

Sebagai permintaan maaf aku mau ngasih bonus fotonya Adam Wijaya si manusia es yang sok cool.

Sekarang seorang lawan, bisa jadi suatu saat nanti ia bisa menjadi seorang kawan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang seorang lawan, bisa jadi suatu saat nanti ia bisa menjadi seorang kawan.

◈◈◈

Adam menenteng tas punggungnya di sisi bahu kanannya. Ia tadi keluar dari kelas terlebih dahulu, meninggalkan Radit dan Angga yang masih sibuk menyalin catatan dari bukunya.

Adam menyusuri koridor yang sudah sepi, tetapi masih ada juga beberapa murid yang sedang melakukan piket. Ada beberapa murid yang menyapanya. Tetapi lebih banyak murid perempuan. Namun Adam menanggapinya hanya dengan senyuman tipis, tanpa mau menyapanya balik. Toh, ia tidak terlalu kenal dengan adik kelasnya itu. Dari pada salah nyebut nama mendingan diam.

Adam bersenandung sambil berjalan menuju tempat parkir. Tempat dimana ia meletakkan motor kesayangannya.

●●●

Zahra berjalan kesana kemari sedang menunggu Viona dan Adam. Tapi yang lebih penting adalah Adam, karena ia ingin membuat perhitungan dengannya.

Perhitungan apa? Sekarang kan bukan waktunya pelajaran matematika. Malahan sekarang sudah waktunya pulang.

Zahra berkacak pinggang sambil berjalan kesana kemari. "Mana sih tuh orang lama banget. Lagi ngerem apa gimana sih?"

Adam mulai memasuki area parkir. Ia berjalan dengan santai seperti tidak pernah terjadi masalah. Tetapi sekarang masalahnya sudah ada di depan mata.

Zahra yang melihat Adam sudah mulai memasuki tempat parkir, ia melipat kedua tangannya di depan dada. Sedangkan giginya bergesekan antara satu sama lain. Ia sekarang berdiri di dekat motor milik Adam. Kenapa di dekat motor Adam? Karena pasti nantinya Adam akan menghampiri motornya tersebut.

Adam berjalan menuju motor kesayangannya. Tetapi matanya menyipit setelah melihat Zahra sedang berdiri di dekat motor kesayangannya, sambil matanya melotot tajam ke arahnya. Dalam hatinya mengatakan 'tuh orang kenapa?'

Adam sudah berdiri di samping motornya. Matanya menatap ke arah Zahra. Sedangkan dagunya mengisyaratkan Zahra untuk pergi dari tempat itu.

Adam berdecak sebal, sudah di beri isyarat tapi belum juga paham. Memang dasar tidak peka."Minggir lo!"

Zahra tersenyum sinis. "Lo nyuruh siapa?" tanya Zahra pura-pura tidak tahu.

AttentionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang