•Attention #01Persahabatan•

7.2K 360 3
                                    

Budayakan kasih vote sebelum baca!

⚪⚪⚪

Teman yang baik ada saat kita sedang membutuhkan. Dan sesama teman memang harus saling mendukung saat di perlukan.


◇◇◇

Sesampainya di depan sekolah, Zahra segera turun dari mobil Alphard milik Ayahnya. Ia mulai melewati koridor sekolah yang sudah mulai sepi. Mungkin karena sudah mau masuk.

Di dalam kelasnya semua teman-temannya sudah datang. Hanya tinggal dirinya lah yang belum datang. Jadi ia berjalan secepat kilat menuju ke ruang kelas, sebelum bel berbunyi. Bisa-bisa ia di jadikan amukan gurunya atau bahkan teman-temannya karena hari ini tidak ikut piket.

Sampai di depan kelas, Zahra mendelik. Teman-temannya menatapnya dengan tatapan tajam. Ada juga yang ber-ekspresi masam. Zahra berpura-pura santai, seperti tidak pernah terjadi apa-apa.

Tetapi dalam hatinya, jangan ditanya. Ada perasaan aneh yang menjalar di tubuhnya. Rasa apakah itu?

Zahra merasa tidak enak hati. Dan ia menebak ekpresi kesal dari teman-temannya itu disebabkan oleh masalah itu.

"Hai guys, sorry ya gue tadi gak sempat ikut piket." ucap Zahra cengengesan sembari meletakkan tas punggung nya di bangku dimana ia duduk.

Teman-temannya masih tidak bergeming. Masih menunjukkan ekspresi tak bersahabat. Biasanya saat jadwalnya piket ia selalu datang pagi-pagi buta. Tetapi berbeda untuk hari ini, karena saking asyiknya ngobrol dengan kedua orang tuanya ia melupakan tugasnya.

"Anggep ini piket terakhir kalian bantu gue di sekolah ini. Please kalian jangan marah sama gue." lanjut Zahra dengan rasa bersalah.

Ekspresi Zahra menjadi berubah. Biasanya setelah sampai sekolah ia lah yang paling senang, selalu menebar senyuman ramah dimana-mana. Jadi tidak heran jika banyak teman-temannya menyukai dirinya. Bahkan hampir tidak pernah teman-temannya mengabaikanya.

Vina tidak mengerti apa yang di maksud Zahra, hingga ia langsung reflek menanyakan maksudnya. "Maksud lo apa Ra? Jelasin ke gue!" tanya Vina teman sebangku Zahra.

Zahra bernapas lega."Alhamdulillah, akhirnya ada juga yang mau ngomong sama gue."

Vina menghela napas panjang. Akhirnya gagal juga aktingnya. Padahal ia dan teman-temannya sudah merencanakan ini dengan matang. Tapi ya begitulah hasilnya, nol.

"Yah, gagal deh akting gue. Padahal gue udah mati-matian nahan ketawa dari tadi. Tapi hasilnya tetep aja sia-sia." ucap Vina sambil mengerucutkan bibirnya.

Seketika mata Zahra terbelalak. Ia kira ini beneran, ternyata ini cuma akal-akalan teman-temannya untuk mengerjainya.

"HAH, JADI LO-LO SEMUA CUMA MAU NGERJAIN GUE. GUE UDAH DEG-DEGAN BANGET TERNYATA INI CUMA BOONGAN?"

Teman-temannya menganggukkan kepalanya secara bersamaan sambil nyengir kuda.

"Ya sorry Ra. Tadi kita cuma mau ngerjain lo, karena gak biasanya kan lo gak ikut piket." sekarang giliran Salsa lah yang berbicara.

"Emang lo mau pergi kemana Ra?" tanya Vina menyelidik.

"Ehh,,,jangan bilang elo mau ke alam kubur Ra?" tebak Mario dengan muka sotoy nya.

Reflek semua teman-teman Zahra serempak menjitak kepala Mario.  Sedangkan Zahra terkekeh melihat keganasan teman-temannya.

"NGACO LO YO."

AttentionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang