• Attention #17LoEmangBego •

3.8K 176 13
                                    

Lo memang jago membuat orang melayang, dan detik berikutnya juga lo menjatuhkan orang itu sejatuh-jatuhnya. 

Zahra Arsyila Malik

oOo

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 06.55. Itu tandanya proses belajar mengajar akan segera di mulai. Hampir seluruh murid SMA Angkasa sudah datang dan masuk ke dalam kelasnya masing-masing.

Termasuk murid-murid kelas XI IPA 5, mereka juga sudah masuk dan duduk di tempat duduknya masing-masing. Entah itu menyiapkan buku yang akan mereka pelajari, ataupun sekedar ngerumpi membahas seputar selebriti yang akan bercerai, ataupun kasus-kasus selebriti yang lainnya. Contohnya saja : perceraian antara Salmafina Sunan dan Taqy Malik yang sekarang mereka sudah resmi bercerai.

Ataupun berita yang terhot adalah, Aktor Dimas Anggara yang di laporkan ke polisi oleh seseorang gara-gara kasus penganiayaan yang di lakukan. Entah itu berita benar atau tidak, yang pasti kita sebagai penonton tidak berhak untuk menghakimi.

Tempat duduk di dalam kelas XI IPA 5 masih tersisa dua bangku yang kosong. Itu bukanlah tempat duduk anak kelas XI IPA 5 yang suka membolos. Melainkan itu adalah tempat duduk milik seorang Adam Wijaya yang terkenal jenius seantero SMA Angkasa. Dan tempat duduk yang satunya lagi adalah milik Zahra Arsyila, murid baru pindahan dari SMA Garuda.

Viona melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul 06.55. Itu tandanya 5 menit lagi bel masuk akan berbunyi. Dan Zahra sama sekali belum menampakkan diri.

"Jam segini Zahra kok belum datang juga sih?" gumam Viona, sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Cewek itu bingung sendiri. Pasalnya ia tidak tahu dimana posisi sahabatnya itu sekarang. Masih di rumah atau masih dijalan? atau jangan-jangan sudah di sekolah tapi belum masuk ke kelas? Bisa jadi.

"Eh, Adam jam segini kok belum datang juga ya?" tanya Angga sambil memainkan pensil di tangannya.

Radit yang berada di sebelah Angga menatap ke arah suara.

"Eh kunyuk, biasa aja lo! Palingan juga dia telat bangun. Lo nggak usah melow kayak janda kurang belaian." ujar Radit, santai.

Seketika Angga menoleh, lalu memukul kepala Radit menggunakan pensil di tangannya. Hingga yang punya kepala meringis kesakitan.

"Awh. Si bego, nggak usah pake kekerasan fisik juga!"

"Bacot lo. Lagian udah jam segini Adam belum juga dateng."

Radit memutar bola matanya jengah. Lagian Adam kan sudah dewasa, jadi tidak terlalu perlu untuk di khawatirkan.

"Mad, udah gue bilang. Lo jangan melow kaya janda kurang belaian! Jijik gue."

"Diem lo onta!"

Viona yang mendengar keributan di belakangnya ia menoleh.

"Lo berdua ribut mulu. Nggak capek? Ati-ati entar suka lagi."

Radit menunjuk dirinya sendiri.
"Gue, suka sama dia?" lalu jarinya berganti menunjuk ke arah Angga. "Najis."

"Eh kecebong india. Emang gue suka sama lo? Sampai sapi bertelur dalam kubur pun gue nggak bakalan suka sama lo. Emang gue cowok apaan?"

Angga tidak terima jika dirinya di bilang suka dengan Radit. Memang benar kata dirinya, 'memang ia cowok apaan?. Ia kan masih suka dengan goyangan Dewi Persik. Walaupun sudah janda, tapikan goyangannya itu lho, tidak ada matinya.

AttentionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang