Hai author balik lagi nih:)
Maapken yak kalo author udah buat kalian nunggu cerita ini. Sebenarnya nggak maksud gitu, tapi ada sesuatu hal yang buat author nggak bisa buat lanjut nulis.
Tapi alhamdulillah, untungnya sekarang udah bisa kok. Buktinya ini udah lanjut nulis lagi:v
Jadi buat kalian semua yang baru gabung di 'Attention' jangan lupa sempatkan kasih bintang! Supaya author tambah semangat untuk ngelanjutin nulisnya.
***
Disinilah keberadaan Zahra sekarang, terdampar di tempat yang berbau minyak angin yang sangat menyengat. Jujur saja tempat ini jauh dari kata tempat favorit dari cewek itu. Baunya saja sudah membuat orang ingin muntah. Apalagi jika di tempat seperti ini di temani oleh orang yang selalu membuat moodnya buruk, perasaan ingin muntah akan bertambah 2× lipat.
Zahra mengibas-ngibaskan tangannya di depan hidungnya berusaha mengurangi bau yang ingin membuatnya muntah seketika.
"Lo ngapain sih pake bawa gue kesini? Udah bel juga. Entar kalo gue di A gimana?" tanya Zahra, kesal.
Sedangkan seseorang yang di tanya malah wira-wiri kesana kemari, entah apa yang ia cari. Yang pasti cowok itu sedang berusaha mencari apa yang ia cari. Lagian ini UKS sepinya melebih-lebihi kamar mayat. Biasanya UKS itu ada yang menjaga, nah ini kosong mlompong tak berpenghuni.
"Woy Dam ngapain lo bawa gue kesini? Punya mulut buat ngomong kek!
Di tanya ngomong kek!
Yang di tanya malah pura-pura tidak mendengar, cowok itu membuka lemari penyimpanan obat satu persatu. Ia mengabaikan pertanyaan orang di sampingnya yang sekarang sudah mengeluarkan sumpah serapah dari mulai jenis hewan dari huruf A-Z dari mulut cewek itu.
Merasa tidak dianggap Zahra memilih menurunkan kakinya dari atas ranjang UKS yang lumayan tinggi dengan menahan rasa sakit di kakinya yang amat sangat. Cewek itu mencoba berdiri dengan hati-hati.
"Mau kemana lo?" tanya cowok di sampingnya. Siapa lagi jika bukan si Adam.
Zahra memutar bola matanya malas. "Ya ke kelaslah, pake nanya. Gue kan belum izin."
Adam menghembuskan nafasnya pelan. "Gue izinin,"
"Eh, kapan?"
Belum sempat Adam menjawab, tiba-tiba pintu terbuka menampilkan seorang cewek yang datang dengan tergesa-gesa. Namanya Vivi salah satu anggota PMR di sekolah ini.
"Eh, ada pak Ketos. Eeh, kak Adam maksudnya." ujar Vivi sedikit terkejut bahkan gugup. Bagaimana tidak, tidak biasanya kakak kelasnya itu sedang berada didalam UKS, bersama cewek pula.
Sedangkan dahi Zahra berkerut, sambil dalam hatinya bertanya-tanya.
Pak Ketos? Maksudnya Adam Ketua Osis begitu?
Setelah Vivi bicara tadi, belum ada lagi orang yang memulai berbicara lagi. Kali ini Vivi memberanikan diri untuk menanyakan hal apa yang sudah terjadi hingga membuat seorang Adam Wijaya memasuki UKS ini.
"Ka-kalo boleh tahu ada apa kakak kesini?" tanya Vivi, gugup.
"Nggak tahu tuh, orang gue nggak pa-pa tapi ada orang yang bawa gue kesini. Emang lebay banget tuh or-," sebelum ucapan Zahra selesai ada orang yang sudah memotongnya terlebih dahulu.
Lebih tepatnya orang yang di bicarakan Zahra itu tidak terima, dirinya merasa tersindir. Karena memang ialah yang sudah membawa cewek itu kesini.
"Minyak urut," ujar Adam, dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Attention
Teen FictionMuhammad Adam Wijaya, seorang The Most Wanted di SMA Angkasa. Tapi terkesan dingin, kecuali untuk keluarga dan para sahabatnya. Pendiam, tapi ia selalu menjadi juara kelas, dan juga menjadi ketua team ekskul karate di sekolahnya. Sifat dinginnya itu...