• Attention #05PertemuanII •

4.2K 177 3
                                    

Rencana Tuhan itu lebih indah, daripada apa yang kita bayangkan.

●●●

Sesampainya pulang olahraga Zahra langsung masuk ke kamar, merebahkan otot-otot nya yang menegang. Setelah di rasakan ototnya sudah kembali seperti semula, ia meraih handuk yang berada di gantungan baju dekat almari, lalu ia pergi menuju ke arah kamar mandi, bukan mandi, tetapi hanya cuci muka.

Kok jorok sih? Gak pa-pa lah ya sekali-kali. Karena memang ia sedang malas. Moodnya hancur mengingat besok ia harus pindah sekolah.

*****

Pukul 12.00
Terdengar suara teriakan dari arah lantai bawah yang sembari tadi memanggil-manggil nama Zahra. Sedangkan dari tadi Zahra sedang terlelap dengan nyenyaknya.

"Sayang, kita makan siang dulu yuk! Ayah sama Bunda udah nungguin kamu nih." teriak sang Bunda dari ruang makan.

Mendengar namanya di panggil Zahra berusaha mengerjap-ngerjapkan kedua matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke kedua matanya. Setelah berhasil membuka matanya ia langsung pergi ke kamar mandi. Karena tadi pagi ia belum sempat mandi
bukannya setelah olahraga langsung mandi ia malah asyik membaca novel yang baru ia beli, setelah itu ia tidak sadar langsung terlelap.

Setelah acara makan siang bersama selesai, ia balik lagi ke dalam kamarnya, kembali berkutat dengan buku-buku mata pelajarannya. Karena belum tahu jadwal mata pelajaran di sekolahnya yang baru, ia hanya akan membawa buku seadanya.

Zahra melirik jam, ternyata sudah menunjukkan pukul 14.30. Kemudian ia keluar kamar ingin menemui kedua orang tuanya di lantai bawah.

Zahra mendatangi kedua orang tuanya yang sedang duduk manis di depan tv. "Yah, Bun, Zahra izin ke toko sebelah ya ada yang pengin Zahra beli."

"Tapi sayang, Ayah gak bisa anterin kamu." ucap Ayah malik.

Kemudian Zahra memperhatikan pakaian yang di kenakan kedua orang tuanya yang ternyata sudah rapi.

Kok Zahra baru sadar sekarang?.

"loh, Ayah sama Bunda kok udah rapi aja, emang pada mau kemana? Mau pergi gak ngajak-ngajak." Zahra memanyunkan bibirnya seperti bibir bebek.

"Kok ngambek sih. Bunda sama Ayah lagi ada urusan. Kita mau ketemu teman lama." Bunda Nisa menjelaskan sejelas-jelasnya supaya putrinya itu tidak ngambek karena mau di tinggal pergi.

Kayak hidupnya author banget ini:‘(.

Zahra menggeram kesal, selalu saja ia ditinggal pergi. Padahal ia selalu bermimpi kalo weekand bisa selalu bersama-sama dengan kedua orang tuanya. Biasanya kalo gak Ayahnya yang sibuk ada urusan kantor, Bundanya lah yang sibuk dengan urusan restaurant dan juga toko kue miliknya.

Tapi setiap Minggu pasti mereka berdua selalu  menyempatkan waktu bersama, kalo enggak pagi ya siang atau kalo enggak ya malam nya.

Tapi Zahra sadar, kedua orang tuanya berjuang demi dirinya untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan juga kebutuhan sekolahnya yang bisa di bilang tidak murah. Ya, Walaupun tidak semahal sekolah di luar negeri. Ia tetap harus bersyukur karena ia lebih beruntung dari pada orang di luaran sana.

"Kok gak ngajak-ngajak Zahra sih?" Zahra masih kesal, bagaimana bisa orang tuanya meninggalkan pergi se-enak jidat.

"Emang kamu mau? Kamu kan gak betahan banget kalo diajak lama-lama. Terus, emang kamu udah siap kalo ada teman Bunda yang mau jodohin kamu sama anaknya?. Bunda Nisa memberikan pertanyaan rombongan.

AttentionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang