Setelah tahu kalo itu lo, entah kenapa hati gue ingin rasanya buat ngejagain lo.
M. Adam Wijaya
***
Setelah kepergian Andika tadi, Zahra langsung berusaha mencari-cari kendaraan umum yang dapat mengantarnya pulang. Tapi apa hasilnya? Walaupun ia sudah menunggu hingga 20 menit, ia belum juga mendapatkan kendaraan yang ia mau.
Ia mendesah pasrah, apalagi baterai ponselnya sisa 10% saja setelah tadi di gunakan untuk menelepon pak Rozak (sopirnya), tapi tetap saja hasilnya ia tidak mendapatkan jawaban.
"Gue harus gimana ini? Masak dari tadi nggak ada kendaraan umum yang lewat. Pada kemana emang, lagi demo? Masak iya semua pada ikut demo? Lagian punya sopir nggak bisa di andalin banget, udah tau majikannya kesusahan malah nggak mau ngebantuin."
Zahra mengomel sendiri tidak jelas. Hingga ada satu orang pejalan kaki laki-laki yang senyum-senyum sendiri melihat tingkah ajaib Zahra.
Zahra yang merasa di perhatikan menggeram kesal. "Apa lo liat-liat?"
"Yah cantik-cantik gila," ucap laki-laki yang menertawakannya tadi.
Kesabaran Zahra sudah habis, ia melepaskan salah satu sepatunya untuk menakut-nakuti orang itu. Tapi sebelum ia selesai melepas sepatunya, orang itu sudah lari duluan sambil menyebut-nyebut kata gila.
"KABUR, ORANG GILA-ORANG GILA." teriaknya.
Zahra menggertakkan gigi-ginya. Hingga datanglah seorang perempuan paruh baya yang menanyakan keberadaan anaknya.
"Neng, neng tahu nggak anak laki-laki yang pakai celana sobek-sobek tadi lewat sini? Saya takutnya dia mengganggu orang disini, soalnya dia baru kabur dari Rumah Sakit Jiwa."
Zahra hanya bisa melongo, jadi orang yang meledeknya tadi pasien di Rumah Sakit Jiwa, berarti dia juga orang gila. Tapi tadi tidak kelihatan seperti orang gila.
"I-itu bu tadi saya lihat dia lari ke jalan sana." tunjuk Zahra ke jalan yang ia maksud.
Ibu tadi mengangguk paham.
"Oh makasih kalo gitu neng. Saya permisi."Zahra mengangguk. "Iya bu sama-sama."
Setelah kepergian ibu tadi ia berbicara sendiri membahas orang tadi. "Dasar orang gila teriak gila. Tapi tadi dari pakaiannya nggak kelihatan gila. Malahan terkesan fashionable kayak anak-anak muda jaman sekarang. Emang ya anak jaman now itu antara model sama gembel nggak ada bedanya."
Kejadian tadi cukup menghibur untuk Zahra.
Dan tidak lama kemudian datanglah dua orang laki-laki paruh baya yang menuju ke arah dirinya. Jika dilihat dari wajahnya, mereka tidak terlihat ada tampang baik-baik yang ada wajah sangar dan juga menyeramkan.
Zahra tidak mau tertipu lagi. Ia melihat pakaiannya, kali ini mereka sama-sama menggunakan celana dan baju sobek-sobek. Tetapi yang membedakan mereka memakai anting, kalung, dan juga gelang yang terbuat dari rantai. Di tambah lagi dengan tato yang bersarang hampir di seluruh tubuh.
Kali ini Zahra yakin bahwa orang yang di depannya ini memang bukan orang baik-baik.
"Hai neng kok sendirian aja?" tanya preman satunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Attention
Teen FictionMuhammad Adam Wijaya, seorang The Most Wanted di SMA Angkasa. Tapi terkesan dingin, kecuali untuk keluarga dan para sahabatnya. Pendiam, tapi ia selalu menjadi juara kelas, dan juga menjadi ketua team ekskul karate di sekolahnya. Sifat dinginnya itu...