• Attention #06SekolahBaru •

4.2K 192 1
                                    

Bertemu dengan orang baru bukan berarti kita harus melupakan orang terdahulu.- Zahra Arsyila

◇◇◇◇

Hari sudah berganti. Dan tibalah saatnya untuk para murid mengakhiri hari bermalas-malasan mereka dan kembali berkutat dengan buku-buku sekolah mereka. Mereka akan kembali bersekolah seperti biasanya, termasuk juga Zahra.

Tetapi ada yang beda, karena Zahra tidak akan masuk ke sekolah yang biasa ia tuju, melainkan ia harus pergi ke sekolahnya yang baru.

Waktu menunjukkan pukul 06.15 wib. Zahra sudah lengkap dengan seragam sekolahnya. Biasanya jam segini boro-boro sudah siap, mandi aja belum.

Ia sengaja bangun pagi, supaya ia bisa berangkat ke sekolahnya pagi-pagi. Karena pengin lihat-lihat keadaan sekolahnya yang baru. Zahra penasaran, apa sih penyebab orang tuanya memindahkan nya ke sekolah itu?

Di dalam mobil Zahra asyik dengan ponselnya, sembari mendengarkan lagu favoritnya Havana - Camila cabello. Sesekali ia juga ikut bernyanyi.

"Suaranya bagus lho non, kenapa gak ikut ekskul musik aja?" tanya pak Rozak selaku sopir pribadi Zahra.

"Bapak bisa aja. Gak pengin aja sih pak. Oh ya pak, nanti kita mampir dulu ke minimarket depan ya!" Zahra tadi senyum malu-malu mendapat pujian dari sopirnya.

*****

Setelah sampai minimarket Zahra buru-buru mengambil barang-barang yang ia butuhkan.

Hingga akhirnya Zahra bertemu dengan Bianca, teman dari sekolah nya yang lama. Bukan teman sih bisa di bilang Bianca itu musuh bebuyutan nya.

"Hmmm,,, ada mantan temen gue nih." ucap Bianca menatap ke arah Zahra yang terus sibuk memilih baranng-barang yang di butuhkan. Tanpa menghiraukan kehadiran dirinya disampingnya.

Karena Zahra sudah hafal, kalo ia meladeni Bianca maka urusannya bakalan lama.

Sikap Zahra membuat Bianca naik pitam. "Woy,,, lo gak denger gue lagi ngomong sama lo? dasar Zahra kampret." gertak Bianca. tetapi Zahra sama sekali tidak terpengaruh dengan ucapannya.

Tapi akhirnya Zahra ikut angkat bicara juga. "Kok gue kayak denger ada suara cabe-cabean ya? emang bener atau cuma perasaan gue aja? Zahra menoleh kekanan dan kekiri pura-pura mencari asalnya suara.

"Waaah... Kampret nih orang. Gue lagi ngajak ngomong lo." ucap Bianca, mukanya sudah memereh, semerah tomat busuk.

Sekarang Zahra menatap ke Bianca dengan senyum lebar. Bukan senyum yang manis tetapi senyum yang di paksakan.

"Oooh,,, ternyata lo Bi yang ngajakin gue ngomong? Gue kira gue tadi lagi halusinasi. Eh btw, lo ngapain disini? Sorry ya Bi, kalau lo mau ngomong sama gue lain kali aja. Lo kan tetangga gue, jadi kalau lo mau ngomong, tinggal dateng aja ke rumah gue. Gak usah malu-malu. Gue cabut duluan ya? By...." Zahra menepuk-nepuk bahu Bianca sambil menahan tawanya.

Mending malu-malu, daripada malu-maluin:))).

Kemudian Zahra langsung bergegas pergi menuju ke kasir, untuk membayar semua belanjaannya.

"Iiiihhhhhhh,,, dasar Zahra sialan." Bianca memanas.

Gagal sudah rencananya untuk mengejek Zahra karena ia sudah pindah sekolah. Menurutnya, Jadi gak ada lagi orang yang bakalan gangguin jalannya buat deketin Andika yang notabene sahabat Zahra dan juga most wanted di sekolahnya.

AttentionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang