“Hai Zaynnnnn”
Zayn menolehkan kepala ke arah pintu kamarnya yang baru saja dibuka tanpa izin oleh seseorang. Saat melihat siapa yang datang, satu senyuman tersungging di bibir Zayn. Mengetahui bahwa sahabatnya ini masih peduli padanya membuatnya agak terhibur.
Dengan cepat Fara menutup pintu kamar Zayn dan langsung berangsur duduk di sebelah Zayn yang tergelak lemas tak berdaya apa-apa. Eh, terlalu hiperbola. Tangannya meraba dahi Zayn dan bibirnya mengecup pipi Zayn cepat. “Badanmu panas.”
Perlahan Zayn mengubah posisinya menjadi duduk, “sejak tadi pagi. Ngomong-ngomong bagaimana keadaan sekolah tanpa aku? Pertandingan basketnya jadi dilaksanakan?”
Fara mengangguk, tangannya asik mencari keberadaan remot TV. “Biasa saja, memangnya kenapa kalau tidak ada kau? Iya lah, jadi. Kenapa kau tidak sekolah tadi?”
“Penggemarku sedih semua, ya? Pusing, tidak nafsu makan.”
Fara menyandarkan tubuhnya pada punggung tempat tidur dan memfokuskan matanya pada televisi, “mungkin. Yang jelas tadi mereka semua bertanya tentangmu kepadaku dan aku hanya bisa menjawab tidak tau. Kau bolos tidak ajak-ajak, payah ah.”
“Bukan bolos, aku sedang sakit.”
Dengan tampang kaget Fara menoleh ke arah Zayn, “kau sakit? Kok tidak bilang-bilang?”
Zayn hanya bisa menghela nafas menyaksikan kebolotan sahabatnya, “kau tidak tau kalau panas, pusing dan tidak nafsu makan adalah ciri-ciri orang sakit? Kau kelas berapa sih? Kau sekolah tidak?”
Fara menggeleng sebagai jawaban, “kau bodoh ya? Aku kan satu sekolah denganmu.”
“Kau yang bodoh.”
“Zayn bodoh.”
“Kita berdua bodoh.”
“Bodoh jangan ajak-ajak.” Cibir Fara. “Sudahlah, kau mau makan tidak?”
“Sudah kubilang aku tidak nafsu makan.” Balas Zayn dan mengharapkan respon Fara akan sesuai harapannya.
“Oh, ya sudah.”
“Ih” dengus Zayn. Susah memang mempunyai sahabat yang bolot dan cuek seperti Fara, tetapi, bagaimana lagi. Zayn sudah terlanjur menyayanginya. “Harusnya kan kau membujuk, memohon dan memaksa aku untuk makan. Jika aku sakit bagaimana?”
“Persetan. Kau sendiri yang bilang tidak nafsu makan.”
Begitulah kehidupan sehari-hari Zayn dan Fara. Kedua manusia yang bersahabat sejak sekolah menengah pertama itu memang sangat akrab dan pastinya sangat saling mengenal. Fara yang cantik, tetapi cuek, lemot dan kurang peka. Dan Zayn yang berparas idaman para gadis, tetapi sering frustasi karena kodenya tidak diterima oleh orang yang ia sukai—sahabat yang ia sukai.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot [by request]
FanfictionIm taking a request for this One Shot! Go request in the comments column :) "You can make anything by writing." [ FINISHED ]