✍ Chapter 11

6.2K 264 4
                                    

Setibanya di mansion Amel segera menuju kamarnya. Dia bergegas membersihkan diri, mungkin itu bisa menyegarkan pikirannya. Saat ingin membuka pintu kamarnya, seorang maid menghampirinya.

"Nona makan malam sudah siap, apakah nona ingin makan di bawah atau saya bawakan ke atas?" tanya maid itu pada Amel.

"Bawakan ke atas" ucap Amel setelah itu masuk kamarnya dan mulai membersihkan dirinya.

Setelah acara bersih-bersih Amelpun langsung menuju ranjangnya. Baru ingin berbaring seseorang mengetuk pintu kamarnya.

"Masuk" ujar Amel dingin

"Ini makanannya nona, apakah ada yang nona butuhkan lagi?" tanya maid itu

"Tidak ada dan terimakasih atas makanannya" ucap Amel pada maid itu.

Segeralah Amel menyantap makanan itu. Tapi pikirannya masih terbayang, siapa orang yang tadi mengikutinya.

"Huftt... akhirnya kenyang juga" ucap Amel setelah makanan itu habis tak tersisa.

Amelpun bergegas untuk ke bawah untuk mengembalikan piring itu ke dapur. Belum sempat ke dapur suara telfond rumahpun berbunyi. Segeralah Amel mengangkat telfond itu.

"Hallo" sapa Amel pada orang yang di seberang.

"Hallo Amel ini momy" ucap wanita paruh baya yang ada di sebarang sana .

"Iya mom, tumben nelvond?" tanya Amel to the point.

"Momy cuman mau ngasih tau aja bahwa bulan depan momy sama dady balik dari Jerman".

"Lho kok tumben cepet banget pulang mom?".

"Jadi kamu gak suka kalo momy sama dady baliknya cepet, gak kangen gitu sama momy dady?" tanyanya sambil merajuk.

"Apaan si mom, Amel malah justru malah seneng kalo momy sama dady baliknya cepet".

"Kirain kamu gak suka, oh ya di sana malem ya?"

"Iya mom, malem"

"Yaudah kamu jangan tidur malem-malem ya sayang, Good night baby. Bye".

"Good night to mom, bye".

Setelah selesai berbicara dengan mamanya, Amel pun menuju kamarnya untuk tidur dan mulai memejamkan matanya hingga ia larut terbawa mimpi tidurnya.

.

.

Dikediaman Zayn

Shit... Gua gagal ngikutin dia, sejak kapan dia jago bawa mobil kenceng gitu si. Perasaan dia dulu gak jago banget bawa mobil, gerutu Malik tiada henti di dalam kamarnya.

Tanpa sepengetahuan Zayn, dulu ketika Amel tak bersamanya Amel berusaha latihan mengendarai mobil dan akhirnya sampai bisa hingga ia jadikan kebiasaan barunya yaitu balapan.

"Aku gak bakal lepasin kamu baby, kita akan selalu bersama. Itu janjiku" ucap Zayn dengan sungguh-sungguh

.

.

Di tempat lain...

Saat ini Vino tengah berada di dalam kamarnya. Entah apa yang dia pikirkan tapi satu hal yang selalu dia bayangkan yaitu wajahnya Amel yang entah kenapa memenuhi pikirannya.

"Kenapa dia mirip banget sama kamu Ta, tingkahnya, senyumannya, dan kenapa disaat dia nyanyi selalu ngingetin aku sama kamu" lirih Vino sambil memandangi foto seorang gadis. Tanpa sadar setetes air matapun keluar begitu saja dalam matanya.

"Aku gak tau ini kebetulan atau enggak tapi disaat dia nyanyi, aku selalu ngerasa kalo kamu ada dideket aku" ucap Vino lagi, lalu setelah itu mencium sebuah bingkai foto yang menampakkan sosok gadis yang sangat dia sayangi.

Setelah menatap foto itu lama, akhirnya Vino memutuskan meletakkan foto itu di nakas dan tak lama ia mulai memejamkan matanya hingga larut ke dalam alam mimpinya. Tapi sebelum menutup matanya, Vino sempat tersenyum dalam tidurnya.

.

.

Ke esokan paginya...

Seperti biasa Amel.dkk berangkat sekolah tapi nampaknya ada yang berbeda dari ke-4 gadis itu. Oh ya jelas saja mereka baru saja mengganti warna rambutnya.

Seperti itulah penampilan baru mereka bahkan saat semua murid yang melihatnya akan langsung terpesona bahkan saat mereka tengah berjalan di lorong koridor tanpa mereka sadari bahwa geng Vino.dkk yang tidak sengaja melihatpun dibuat terpesona tak terkecuali Vino yang tengah menyembunyikan senyumnya saat melihat Amel.

Lo tetep cantik biarpun warna rambut lo kayak warna anak ayam, batin Vino sambil terkekeh.

Aduh kenapa dari sekian banyak orang yang lewat kenapa harus dia sih, batin Amel dengan sebal.

.

.

Saat hendak berbelok ke arah kelas tampak ada sosok kepala sekolah yang hendak menghampiri mereka. Bahkan dalam hati mereka tampak sangat senang karna misi mereka berhasil.

"Heyyy kalian... ! kenapa rambut kalian kayak gini, udah warnanya nyakitin mata ditambah udah kayak warna anak ayam. Inget kalian masih di sekolah dan kalian harus ikutin aturan sekolah" tegur sang kepala sekolah panjang lebar sementara hanya ditanggapi Amel.dkk dengan anggukan kepala saja.

Saat melihat tanggapan dari muridnya yang sudah ia nasehati sampai mulut berbusa dan tampak nya tidak ada hasil, ia kembali menabahkan hatinya lalu mulai menasehati kembali.

"Saya tau Amel kamu memang anak dari pemilik sekolah ini tapi tidak seharusnya kamu bisa seenaknya aja. Disini kamu di sekolahkan biar kamu bisa mentaati peraturan bukan melanggar peraturan" ucap kepala sekolah itu sambil memijit pelipisnya.

"Saya tau" ucap Amel setelah tadi berdiam diri.

"kalau kamu sudah tau kenapa masih melanggar?" tanya kepala sekolah itu lagi.

"Pengen aja" ucap Amel santai dan diangguki teman-temanya.

"Baiklah kali ini saya maafkan, kalian masuk kelas " ucap kepala sekolah itu dengan nada pasrah menghadapi tingkah Amel.dkk.

"Tanpa maaf dari bapakpun saya bakal tetep masuk kelas" ucap Amel sekali lagi dan membuat sang kepala sekolah menggeram marah

"Kalian masuk kelas!!!" perintah kepala sekolah dengan tegas.

Setelah itu Amel.dkk langsung berjalan memasuki ruang kelasnya. Saat sampai di dalam kelasnya semua mata tampak memandang ke arah mereka dengan tatapan takjub sekaligus terpesona. Begitupun dengan Vino.dkk mereka juga sempat terpukau dengan penampilan ke-4 gadis bar-bar itu.

.

.

Vino POV.

Satu kata buat lo, lo itu cantik dan kecantikan lo itu alami tanpa harus dipoles lagi. Bagi gue lo itu kayak bidadari yang dikirim tuhan buat gue dan gue bersumpah bakal dapetin lo dan ngejaga lo untuk selama-lamanya.

.

Alex POV.

Dia cewek yang menarik beda dari yang lain dan itu buat gue tambah penasaran sama dia. Sebut saja gue gila, tapi gue udah mulai jatuh cinta sama lo entah itu sejak kapan.

.

Jos POV.

Duh adek gue bisa aja kalo milih temen. Mana temen yang dideket dia cantik banget lagi. Ntar kalo pulang sekolah gue tanya deh siapa dia.

.

Farel POV.

Imut banget si lo jadi cewek, udah kayak barbie pengen gue mainin tapi juga gue jaga. Ah... Jessy lo bener-bener cewek spesial buat gue.

.

.

Ya seperti itulah berbagai pikiran mereka tentang Amel.dkk.

.

Kemudian tak lama pelajaran dimulai dan berjalan seperti biasanya. Waktu terus berjalan dan kini sudah waktunya istirahat.

B A D_G I R LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang