✍ Chapter 20

3.9K 190 2
                                    

Sudah dua hari Amel dirawat di rumah sakit, keadaannya pun juga sudah cukup membaik sehingga ia sudah diperbolehkan untuk pulang.

"Akhirnya gue bisa pulang juga" ucap Amel bernafas lega.

"Lo yakin mau pulang sekarang Mel ? apa gak sebaiknyo lo nginep lagi disini ya minimal beberapa hari aja biar keadaan lo lebih baik lagi" saran Angel pada Amel.

"Gak gak mau lagian penyakit gue juga gak parah amat kok" tolak Amel.

"Yee bener tau Mel mending lo disini aja, kalo lo disini kan gue bisa numpang wifi gratis" ucap Jessy asal dan mendapat dengusan dari yang lain.

"Yahh.. parah nih bocah sukanya gratisan mulu gak malu apa orang kaya kok sukanya gratisan" cibir Putri.

"Biarin yang penting gue happy lagian nih yang kaya kan bonyok gue bukan gue. Menurut gue ya selagi ada yang gratis kenapa harus nyari yang ribet dan ngeluarin biaya sih" jawab Jessy santai.

"Ckk emang dari dulu gak pernah berubah nih orang" cibir Amel.

"Hehe iya sukanya gratisan kan Mel ?" tanya Angel sambil tertawa diikuti yang lainnya kecuali Jessy yang hanya bisa mengkerucutkan bibirnya.

"Au ah rese, kalian jahat sama princess.." rengek Jessy mendramatisir keadaan.

"Mulai deh jiwa Drama Queen nya" cibir Putri lagi.

"Apaan si lo dari tadi kok bawaannya seneng banget ngehujat dedek. Tak taukah kamu mbak bahwa hati ini perih saat kau berkata kasar" ucap Jessy dengan suara yang teramat lebay yang mampu membuat lainnya bergidik ngeri dan mual seketika.

"Udah-udah Put jangan diganggu" lerai Amel menengahi dua kucing garong.

"Uuuuchh dedek makin sayang deh sama Queen" ucap Jessy sambil merentangkan tangan hendak memeluk tubuh Amel namun dengan sigap Angel menghalangi.

"Eitss gak boleh peluk-peluk takutnya lo bawah bakteri atau kuman lagi !!!" ucap Angel dan membuat Jessy semakin sebal.

"Ya tuhan apa salah dan dosa hamba sehingga mereka jahat padaku, liat jurus yang kan kuberikan jaran goyang jaran goyang" nyanyi Jessy ngawur yang membuat mereka tertawa terpingkal pingkal.

"Anjirr si Jessy mau jadi penyannyi dangdut nih !!" seru Putri sambil memegangi perutnya.

"Haha iya tuh kocak banget tuh bocah" kata Angel juga dengan memegangi perutnya.

Sementara Amel dibuat melongo dengan kelakuan ajaib Jessy, sampai tak bisa berkata-kata apa-apa.

"Jes lo sehat kan?" tanya Amel.

"Ya sehat lah kalo gak sehat gue gak bakalan disini" jawab Jessy mantap.

"Oh bagus deh tapi btw lo kok seenak jidat ngubah lirik lagu entar kalo penyanyinya tau ditabok baru tau rasa" ucap Amel menakut nakuti.

"Eh masa si ? kan gue gak sengaja itu refleks aja pas tadi kalian jahat sama gue" jawab Jessy panik.

"Iya bener kata Amel, lo bisa dituntut karena ngubah karya seseorang" ucap Putri dengan raut wajah serius karena tau rencana Amel.

"Huaaa.... mama anakmu gak mau dipenjara, gue gak mau dipenjara kan gue belom lulus, belom kerja, belom juga nikah ngerasain ena-ena" ucap Jessy panjang lebar dan mendapat setilan dari Putri karena ucapan terakhirnya.

"Eh bocah takut si takut ngapa lo pake bilang ena-ena segala sih!!" gerutu Putri sebal.

"Ya abisnya kalian nakut-nakutin gue sih!! kan gue jadi porno eh maksudnya parno sendiri. Eh btw parno si tukang sulap itu kan yang biasanya ngomong : yo dibantu yo bim salabim jadi apa prok-prok" ucap Jessy kembali dan mengundang gelak tawa yang lain.

"Jes udah jangan bercanda mulu mending bantuin gue beresin barang-barangnya Amel" ajak Angel yang sedari tadi membereskan keperluan Amel.

"Hehe iya deh"

Setelah semuanya sudah siap, Amel dan yang lainnya pun keluar dari ruangan itu tetapi dengan syarat Amel harus naik kursi roda karena itu semua sebagai syarat agar Amel bisa keluar dari rumah sakit.

"Ihh.. ngapain pake ginian segala sih kan gue gak lumpuh !!!" gerutu Amel sepanjang jalan menuju ruang administrasi.

"Diem deh Mel ini juga demi kebaikan lo !" ucap Angel sembari mendorong kursi roda dan ditanggapi dengusan sebal dari Amel.

Saat sampai di tempat resepsionis mereka langsung membayar seluruh tagihan rumah sakit Amel, namun saat hendak membayar resepsionis itu mengatakan bahwa biaya rumah sakit telah dibayar seseorang dan itu membuat Amel dan yang lainnya bingung. Pasalnya mereka baru saja akan membayar kenapa bisa sudah lunas.

"Mbak cek lagi deh siapa tau salah!" ucap Putri lagi

"Ini benar atas nama Jassya Amelia Pratama sudah lunas karena sudah dibayarkan oleh seseorang" jelas resepsionis itu.

"Mbak kalo boleh tau siapa nama orang yang bayar?" tanya Angel.

"Maaf kami tidak boleh memberitahukan hal itu pada pasien karena ini sesuai dengan permintaan orang itu yang tidak ingin identitasnya diketahui" jawab resepsionis itu lagi.

"Yaudah makasih ya mbak kalo gitu kami permisi dulu" pamit Angel undur diri.

Setelah mengatakan itu mereka semua langsung pergi meninggalkan rumah sakit dengan meninggalkan sejuta kebingungan dan berbagai pertanyaan yang ada dikepala mereka namun segera mereka hilangkan dan mencoba untuk tidak mempermasalahkannya selagi tidak merugikan mereka. Namun berbeda dengan Angel yang terus memikirkan hal itu selama diperjalanan pulang.

Gue harus cari tau siapa orang itu, kalo ini bener tebakan gue pasti dia yang bayar ini semua, batin Angel berucap.

.

.

Sementara di tempat lain....

Vino tengah duduk tempat tidurnya sembari memainkan handphone nya. Sebenarnya hal yang dilakukan Vino adalah sebagai pengalihan saja agar tidak terus memikirkan keadaan Amel.

Hari ini adalah hari minggu dan tentunya sekolahnya libur, tapi tadi pagi-pagi sekali dia memutuskan untuk pergi kerumah sakit. Sebenarnya hampir setiap hari dia pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan Amel. Jangan tanyakan bagaimana bisa dia tau rumah sakit tempat Amel dirawat, itu semua berkat bantuan Alex yang bertanya pada cem-cemannya siapa lagi kalo bukan Angel.

Saat mengetahui itu semua dari Alex, Vino pun langsung bergegas ke rumah sakit walau pada saat itu ia tak berani masuk ke ruangan Amel tetapi dia selalu mengawasi keadaan Amel disaat teman-teman Amel tertidur.

Entah kanapa Vino bisa peduli pada Amel, apa karena Amel mengingatkan dirinya pada seseorang. Ia sendiri juga tidak tahu yang jelas perasaannya merasa damai saat melihat wajah Amel.

Oke balik ke topik, jika kalian bertanya-tanya siapa yang membayar biaya rumah sakit Amel jawabannya adalah Vino. Kebetulan rumah sakit dimana Amel dirawat adalah rumah sakit milik keluarga Vino jadilah Vino bisa bolak balik sepuasnya ke rumah sakit itu.

Vino jadi teringat percakapannya dengan resepsionis itu saat pagi-pagi ia hendak mengunjungi Ameloff

biar saya yang tanggung dan kamu jangan bilang kalo saya yang bayar biaya rumah sakit dia ke siapapun termasuk teman-temannya !!" perintah Vino tegas pada resepsionis itu

"Baik tuan"

Setelah mengatakan itu Vino pun meninggalkan rumah sakit dan pergi kembali ke rumahnya.

Flashback off
.
.
Begitulah isi percakapan singkat Vino dengan resepsionis itu. Vino berpikir pastilah Amel dan teman-temannya bingung siapa yang membayar biaya rumah sakit itu karena pasalnya mereka belum membayar. Tapi biarlah yang terpenting Amel tak perlu mengeluarkan uang sepersen pun untuk biaya rumah sakit itu.

Semoga dengan ini gue bisa menebus rasa bersalah gue karena kemarin gak bisa nolongin lo, batin Vino dengan raut wajah sendu.

B A D_G I R LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang