Januari 2015
Lima hari usai tahun baru, satu gereja di San Marino tengah dipadati anak-anak, remaja dan dewasa laki-laki serta perempuan yang berjalan memasuki bangunan dengan tanda salib itu. Hari ini adalah agenda perayaan misa untuk seseorang.
Dimulai dari pastor yang menuju altar dengan iringan nyanyian dan biarawati yang mengikutinya. Dari sudut barat ruangan, berdiri seorang wanita tiga puluhan yang merangkul remaja laki-laki di sisinya. Matanya sembap bersama hidung dan sudut mata yang memerah. Sementara remaja di sampingnya, hanya diam.
Seiring berlalunya masa, dimana perayaan ekaristi itu usai, empat orang dari jemaah mulai berdampingan membawa peti mayat keluar gereja. Tiba-tiba, mulut mungil bersuara lirih itu terdengar, "Berhenti!”. yang sontak mwmotong langkah mereka. Remaja itu hanya menatap ke dalam wajah si mayat laki-laki yang pucat tanpa senyum, dan lantas pergi.
Satu meter jauhnya di depan pintu besar gereja, berdiri dua orang yang tengah berbincang,”Ayah mengenal orang itu?”
“Tentu. Ia adalah sahabat karib ayah. Ada apa?”
“Tidak. Hanya saja....., “ matanya mendadak terarah kepada sosok yang berjalan menuruni anak tangga.”Tidak ada.”
***
Sebuah ruangan dengan nama kelas biologi di sisi atas pintunya, nampak hening dengan hanya dua atau tiga murid di dalamnya lantaran ini adalah waktu mengaso. Tepat di bangku paling kiri, seorang anak tengan diam sembari melihat kotak bekal orangenya. Itu adalah menu makan siang buatan sang nenek. Matanya tertuju pada rongga-rongga kecil di sebuah roti isi yang ia beli dari supermarket.
Pikirannya tengah bekerja, apa kini hidupnya berlubang seperti sandwich itu. atau hanya hatinya saja yang berongga. Yang jelas, ia takkan lagi mengecap rasa manis yang sama dari gula, juga rasa yang akan lebih pahit dari daun bunga kamboja.Salah satu siswapun menghampirinya,”Jungkook!” ucapnya, “Kau tidak ingin memakannya?” yang seketika membuat orang itu tergugah dari lamunannya.
"Entah.” Singkatnya lantas diam saat mendapati pria tinggi besar dengan buku digenggamannya muncul dari balik pintu. Remaja bernama Jungkook pun hanya bisa menutup kotak bekalnya.
-
-Dari sudut pandang Jungkook, sepeda warna merah sebagai teman kencannya nampak tua dan rapuh. Cat dan stiker merk yang mulai mengelupas, seolah menandakan ketidaksanggupan si sepeda untuk lagi menyunggi bobot Jungkook. Alhasil, iapun memilih berjalan bersama sepedanya.
-
Satu bangunan cukup besar yang berada jauh di dalam kota menjadi labuhan Jungkook saat ini. ia mengenal jenis bangunan apa itu. Sebuah panti, tempat penampungan anak-anak. Jungkook hanya diam menghadap beranda yang terhalang oleh pagar besi bercat lumut. Mereka sama seperti dirinya. Tapi mereka tertawa, mereka tersenyum, dan mereka bahagia, tidak seperti Jungkook. Andai saja....,
“Hei! Mau mencuri ya?” pekikan itu mengagetkan yang berasal dari dua remaja dengan langkah cepat mereka mwnghampiri Jungkook. Mata milik si remaja berambut coklat itu menatap dengan gertakan.
“Tidak.” Jawab Jungkook yang segera menarik resleting tasnya, ia berniat mengeluarkan sesuatu, ”ini!” dan melemparkannya begitu benda itu keluar dari tasnya, "Aku tahu anak panti sepertimu butuh makanan.”
Si rambut coklat tepat menangkapnya dan segera melihat isinya, dua potong roti dengan selada, irisan daging, keju, dan beberapa tambahan. Sesaat, remaja itu terdiam, matanya beragah-agah "Aku tidak butuh makananmu,” tegasnya dengan membuang kotak bekal itu ke tanah.”Kami anak panti di sini tidak pernah kekurangan.” dan, “Yoongi! Ayo pergi!” ia memerintah kepada temannya.
Jungkook menatap kedua punggung orang itu yang kian menjauh dan kemudian memalingkan pandang pada serakan makan siangnya di tanah.
........................................................,Rotasi lembayung senja di barat begitu cepat tergantikan oleh cengkeraman gulita malam di ufuk timur saat Jungkook memasukkan sepedanya ke garasi dan berniat untuk hanya merebahkan tubuh begitu ia sampai di benteng kecil kamarnya. Namun sayang, ia tidak dapat menepati agendanya manakala Jin, Ibunya mengajak Jungkook bicara untuk beberapa saat. “Darimana saja kau?”
“Jalan-jalan.”
“Tidak bisakah kau melakukannya setibanya di rumah setelah mengganti seragammu?”
Jungkook hanya bergeming menanggapi ocehan yang sama dari hampir setiap ibu di dunia, “Kau tidak kasihan dengan Oma-mu yang setiap jam menantimu. Kau tidak merasa iba dengan...,”
“Aku tidak khawatir karena ibu tidak mencariku.” Yang seketika itu, Jungkook segera pergi meninggalkan ibunya bersama hidangan malam.
Samar-samar bunyi gesekan alas kaki dengan lantai porselin kian kuat terdengar tatkala Jungkook sedikit mengangkat kepalanya dari nikmat dan lembutnya bantal kapas. Benar saja, beberapa detik berikutnya....,
Jungkook merasakan telapak seseorang membelai rambutnya. “Kamu belum tidur, Jungkook!” itu adalah oma-nya, “Tidurlah cepat!” semua orang tua selalu begitu.
“Twntu.” ujar Jungkook yang mengembangkan senyum di wajah oma-nya.
Sebelum wanita lansia itu beranjak, ia bertanya pada cucunya. “Kemarin malam kau tidak ke Bar lagikan?!”
Seketika Jungkook bungkam tanpa reaksi apa-apa. kepalanya pun dibenamkan ke bantal kembali, untuk berusaha terlelap sembari dalam hati merapal agar oma-nya segera pergi.
“Baiklah, oma anggap itu jawaban tidak.”
***
Lampu sorot sekuter itu menyapu sisi jalanan kiri dengan batu kecil yang nampak mencuat diatara adukan aspal yang mengeras. Dilihat dari spidometernya, sekuter itu bergerak dengan kecepatan 40 km/jam disela-sela angin malam. Dan berhenti di sebuah Bar kecil bernama CLOUNT. Si pengendara segera melepas helm pengaman dan lantas memasuki tempat itu.
Langkahnya menuju pada sosok pria paruh baya dengan kemeja coklat lipat tangan dan clemek putihnya. “oh!” ujarnya sedikit terkejut,”Kau sudah datang.” Ia segera melepas celemeknya,”kedai kopinya sudah tutup jam segini?”
"Hari ini banyak pembeli datang.” jelasnya.
.......bersambung.......
Hai! Aku kembali lagi dengan cerita baru. Gimana? Agak bingung ya. Tenang, masih ada chapter selanjutnya
Kamu bisa tanya soal cerita melalui comment. Dan boleh banget ninggalin jejak vote. Oh iya, masalah cover. Kayaknya nyusul.dulu, soalnya HP aku maaih susah di connect ke laptop.
enjoy with my story......
>>>>Makasih banyak<<<<
KAMU SEDANG MEMBACA
I NEED U / KOOKV (BTS FANFICTION)
FanfictionI need u. The sky is blue again, the sun ia shining. love....., i need u. Make me smile when i see your face. * BTS - I NEED U - RUN *