“Jungkook-ah!”
Wajah yang semula terbenam di antara dua lengannya, mendengok saat mendengar suara barusan. Matanya mengerjab beberapa kali lantaran tak percaya melihat garis senyum di wajah pucat pria paruh baya dengan background kerumunan para pria dan wanita, dimana Jungkook adalah bagian dari kerumunan itu sepuluh menit silam, sebelum chip-nya ludes. Terkejut tak perlu, karena ini adalah kasino terkenal di sudut San Marino. Sehingga tak heran banyak legenda judi yang bercokol di sini.
‘”Jungkook-ah!”
panggilnya lagi yang terdengar jelas oleh indera pendengaran Jungkook meski beradu dengan sorak-sorai wanita seksi dan prara penonton judi lainnya.
“Kau tak apa?” pria itu kembali berkata.
Ini tampak nyata. di samping keterkejutan Jungkook melihat ayahnya berdiri di depannya. Pasalnya, fakta mengatakan kalau pria itu sudah tewas dalam kecelakaan, “Kaukah itu?” karena ia ragu, tubuhnya ingin bangkit dan memeluk sang Ayah, namun tidak dilakukan lantaran lengar mendadak menyerang kepalanya.
“Apa yang kaulakukan di sini?”
“Tidak ada. Aku hanya main-main saja dengan uang ayah. Aku ingin tahu bagaimana orang dewasa menghabiskan malamnya di tempat rahasianya sehingga ia tidak perlu pulang di malam hari dan kembali kerja esok paginya. “ mata Jungkook sesaat tertuju pada pria berkumis dan jambang tipis yang menguras habis chip-nya, “Aku kalah tiga puluh dollar darinya.”
“Kau senang?!”
“Tentu saja.” ucapanya dengan seringai, “Aw!” sekejab berikutnya, kepalanya kembali merayang sehingga harus dipegangi oleh telapaknya. Ia baru ingat kalau wanita cantik dengan gaun merah di sampingnya tadi, memberinya minuman. Merasa tidak tahan dengan langit-langit dan kumpulan orang yang berputar, Jungkook menidurkan kepalanya pada permukaan meja. Dan perlahan terpejam.
...............................................................................
Inderanya mulai merasakan sesuatu mengelus punggung dan sedikit emnggoyang-goyangkan tubuhnya. Sesekali, angin lembut meniup daun telinganya. Kesadarannya perlahan terkumpul. Retinanya menangkap bayang wanita Jangkung dengan make up tebal dan dress ketat warna merah terang sepaha berdiri di depannya, “Minumanmu, anak muda!” dengan sedikit godaan bibir merah, ia menawarkan.
“Tidak. “ tolak Jungkook singkat lantas berdiri, “Kau melihat seseorang yang berdiri di sini barusan?” sembari matanya sibuk mengelilingi sudut kasino, mencari penampakan mirip ayahnya.
“Tidak. “ terang si wanita, “Tidak ada siapapun yang datang saat kau tidur. Bahkan butuh waktu lama untukku membangunkanmu.” Tambahnya dan segera pergi.
Jalanan dibalik jendela taxi dan rentetan ruko gelap lantaran banyak yang tutup, masih nampak aneh di mata Jungkook. Penampang luarnya, seperti membentuk spiral tak beraturan. Jungkookpun memilih untuk bersandar di kursi penumpang selama perjalanan. Sayangnya, sebelum kantuk sungguh menguasai, ponselnya bergetar di balik saku celana. Jam sebelas malam. Dari situ, Jungkook bisa menebak siapa yang mengirim pesan.
‘Mom,’
Begitu sekiranya keterangan yang tertera di layar ponselnya yang serta merta membuat Jungkook menonaktifkan alat komunikasinya dan kembali pada tidur tak nyenyaknya.
.............................................,
Ban mobil itu berhenti dengan lampu sorot yang menerangi halaman di depan gerbang rumah gaya europian. Jungkook keluar setelah memberi lembaran uang pada si sopir. Dan lantas berjalan menyusuri halaman menuju beranda.
Tangannya tak sekuat biasa saat mengetuk pintu, sehingga ia harus memanggil, “Tuan Jung!” untuk mengisyaratkan kedatangannya.
Lima menit berselang, pintu itu terbuka, “Jungkook!” tampak si tuan rumah datang, “apa yang kau lakukan malam-malam begini?” seperti halnya laki-laki tua, Tuan Jung sigap membawa Jungkook menuju ruang tamunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I NEED U / KOOKV (BTS FANFICTION)
Fiksi PenggemarI need u. The sky is blue again, the sun ia shining. love....., i need u. Make me smile when i see your face. * BTS - I NEED U - RUN *