11 - Anggota Keluarga Baru

334 29 0
                                    


Kaki telanjangnya berkerut-kerut di atas butiran pasir yang menggelitiki bersama tawa riangnya yang diikuti debur ombak di bawah gulungan langit senja di barat. Keluarga kecil itu belum berkenan untuk mengakhiri liburan mereka di pantai saat Jungkook kecil mengusulkan untuk menghitung mundur detik-detik bersembunyinya matahari di balik lautan lepas, selepas lima menit silam. “Ayah!” anak kecil berambut hitam pekat itupun memanggil ayahnya yang memadatkan butiran pasir untuk istana kecil Jungkook.

Kaki pendeknya yang lincah menghampiri sang ayah yang hanya memandang dengan senyuman. Dan sekarang giliran tangannya yang menggapai telapak ayahnya yang dua kali lebih besar darinya,”Ayo foto bersama.”

“Tidak.” Ujar Jungkook tiba-tiba saat melihat ibunya yang siap di tempat dengan kamera digital,”ibu juga harus ikut berfoto. Ini akan jadi foto keluarga pertama kita.” tambah Jungkook.

CEKREK!!!

Seperti itulah kiranya rekaman masa lalu yang terputar kembali di memori ingatan Jungkook saat ia duduk di meja dengan menatap gelas kaca berisi air putih. Pantai, foto keluarga, dan tawa keluarga kecil itu sungguh kuat menempel pada dinding otak Jungkook. Sampai-sampai ia berhenti berjudi dan memojok di sisi meja kosong.

Wanita seksi dengan belahan dada yang tampak saat mengenakan tangtop merahnya itu, menghampiri Jungkoo. ia menawarkan beberapa cips untuk remaja itu. Sayangnya, dengan cepat, Jungkook menolak tawaran itu.

“Hahaha,”

Mata bulat Jungkook, mendadak melayang ke arah pria yang tertawa keras barusan. Belahan dadanya yang kemerah-merahan dan tak tersembunyi oleh kain bajunya, mengindikasikan bahwa, ia adalah pemabuk berat. Ia dijuluki sebagai Si merah legenda judi karena rambut dan pakaiannya yang merah senada. Jungkook perlahan bangkit untuk menghampirinya.

Beberapa orang yang berkerumun, menyingkir saat Jungkook menggeser mereka dengan tubuhnya. Iapun duduk dengan gagahnya di hadapan sang legenda,”Kudengar, kau beberapa kali mengalahkan ayahku.”

“Ayahmu?!" Alis tebal nan hitamnya naik, "Siapa dia?" tanya pria bercincin batu giok itu sembari meletakkan kartunya.

“Aku adalah penerus judi dari Kim Namjoon.”

Reaksinya begitu cepat dengan membelalakkan mata dan menggerakkan mulutnya sembari berseru panjang,”Wowwww!” pada hampir setiap mata yang menyaksikan, “Kau punya uang berapa? Anak muda!" Nada bicaranya memang terdengar cemoohan, namun terselip kesenangan di dalamnya.

"Paling tidak, cukup untuk mengalahkanmu.” celetuk Jungkook sedikit menyombongkan diri, "tapi jika kau ingin uang. Dengan senang hati aku akan memberimu beberapa lembar, hanya untuk satu pertanyaan.”

“Apa maksudmu?”

“Simpel.”  Jungkook mengeluarkan tumpukan uang yang diikat dengan karet gelang, “Sebutkan siapa saja musuh ayahku. Atau..., siapapun yang pernah membenci ayahku?”

Anak ini gila. Pikir pria itu. “Aku tidak bisa memenuhi permintaanmu. Tapi setidaknya, sedikit informasi takkan mengecewakanmu." Si penjudi itu mwnyeringai, "Kebanyakan dari mereka adalah pria putus asa yang kalah dalam pertarungan judinya melawan ayahmu. Namun jika soal musuh, ayahmu adalah kolega sekaligus lawan yang baik bagi penghuni kasino ini.”

Seolah sudah puas dengan jawabannya, ”Setidaknya, kau tidak berusaha menodongkan senjata untuk merampok uangnya.” Jungkook segera membawa kakinya melangkah pergi.

“Penjara di tengah kota.” Pekik pria itu pada Jungkook yang telah lima meter jauhnya. “Kau bisa menemukan mereka di sana.”

***

Di sinari oleh lampu jalanan. Sebuah sungai kecil di bawah jembatan nampak cantik dengan butiran cahaya yang bergerak-gerak di permukaan dengan gelombang lembut itu. Besi penyangga berwarna platinum itu serasa dingin ketika telapak  Taehyung membungkusnya. Malam ini adalah bulan Oktober. Angin musim dingin mulai menampakkan dirinya bersama setitik air yang jatuh mengenai punggung tangannya.

Tangis. Taehyung bukanlah remaja lemah yang gampangan membuang air matanya dengan cuma-cuma. Ia bukanlah si pemilik bibir indah yang dengan mudahnya menghilangkan senyum dan menggantinya dengan cebikan. Berkat kejadian tiga puluh menit yang lalu, telah merubah pandangan hilir mudik manusia terhadap Taehyung di jembatan.

Setengah jam ke belakang.

Sebelumnya, tak pernah sekalipun, telinga Taehyung menangkap suara girang dari dalam rumahnya saat ia masih berdiri di ambang pintu untuk masuk. Bersama sang Ayah, daun pintu itu di dorongnya.

“Jung!” itu adalah bibinya yang berteriak menghampiri Taehyung dan Jung Myeon. “Istrimu.....,“ wanita itu totaslitas dalam berekspresi senang, “ia hamil.”
Juga Tuan Jung, begitu berita barusan melintas di telinganya, kakinya secepat kilat berlari menaiki tangga menuju kamar mereka. Yang meninggalkan Taehyung dan bibinya di tempat. Mata adik dari Jung Myeon itu memicing ke arah Taehyung, bibirnya saling merapat. “Jangan pernah mengganggu kebahagian keluarga kecil kami.” Tukasnya, sesaat kemudian pergi.
-
Kalimat yang kembali terngiang itu, bak sebuah tamparan keras di pipinya juga satu anak panah yang menghunjam dadanya. Sesak memang. Taehyung tahu itu, ia mengerti kalau dari dulu, bibinya tak pernah suka padanya. Dengan situasi saat ini, akan sangat sulit baginya kembali tidur di ranjang rumah itu dengan nyaman. Ditambah perihal seorang janin kecil dalam kandungan ibunya. Mereka akan bahagia tanpa Taehyung.

Kaki yang terbungkus sepatu vans sudah siap dengan posisinya yang menginjak pijakan pertama pada pagar pembatas jembatan beton. Mata Taehyung telah lurus menatap ke depan, jauh di antara hamparan langit malam yang berkuasa. Perlahan, kelopaknya berpejam. Taehyung siap............

PLAK!!

Sesuatu menghantam punggungnya. Sebucket bunga lily tergeletak di bawah kakinya saat Taehyung menoleh. Dengan cepat, ia memungut sembari pandangnya mengikuti siapa gerangan yang menjatuhkan atau sengaja melemparnya. Dalam matanya, begitu banyak kendaraan roda empat yang melaju, satu dua skuter pula ikut berkendara di sisi kiri jembatan. Hanya pria dengan skuter warna kuning itulah yang masih dekat dari tempat Taehyung berdiri.

===bersambung===

I NEED U / KOOKV (BTS FANFICTION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang