9 - Kedai Ramen

317 37 0
                                    

Malam yang sibuk di bar saat lembaran serbet itu harus bolak-balik mengelap meja kayu yang sudah tak ditempati pelanggan lagi pada bar tua yang siap menutup diri di jam sepuluh malam.  Sembari membuang bosan, Taehyung menatap ke arah jalanan kota San Marino yang ramai melalui kaca jendela. Kota kecil ini tak pernah tidur dengan gemerlap lampu sorot dan bohlam jalanan. Tak lama setelahnya, Taehyung menyadari sesuatu.

Lembar kertas yang menempel pada kaca bar ayahnya, nampak baru. Juga menghalangi pandangnya. Pasalnya, iklan itu tidak ada di sana kemarin. kumpulan huruf dalam kertasnya, berhasil menyedot perhatian Taehyung. bunyinya : “Dicari!” dalam font size yang mencolot dari yang lain. Di kalimat berikutnya, tertera : “Tenaga part time yang tekun.” dan “kedai ramen Ichiraku.” serta, di bagian bawah disertakan alamatnya. Taehyung pun dengan cepat menyambar iklan itu.

***

Tidak buruk. Kedai ramen di pinggir jalan itu nampak rapi dan nyaman dengan konsep outdoor yang diusung dengan memanfaatkan halaman dan beberapa kursi material besi di dalamnya.  Taehyung bergegas menghampirinya.

“Selamat datang!” sapa hangat laki-laki paruh baya yang mengenakan topi putih, “Mau pesan apa?”

“Tidak. Maaf tuan! Saya kemari ingin melamar kerja part time berkenaan dengan—“

“Temannya Jungkook, ya?” potong pria itu sembari menghampiri si pelamar.”Saya sudah lama menunggumu. Selepaa keponakanku itu menelepon untuk memberitahukan kedatangan seseorang. Baiklah!" Sepanjang kalimat,  pelayan itu sama sekali tak mengendorkan senyumnya. "Kau bisa kerja hari.ini juga."

Taehyung membalas senyum untuk kebaikan pria tua itu sekaligus mengungkapkan kelegaannya yang di awal muncul kekhawatiran kalau-kalau, Taehyung harus mengitari setengah kota untuk memperoleh kerja part timenya. "Terima kasih!" Sekali lagi, Taehyung senang.

***

Siang yang kembali hadir dalam tujuh hari, tepatnya pada Selasa, musim gugur. Ratusan lembar daun jingga yang berguguran di tanah rumput taman, semakin merangsang keceriaan taman dengan banyak bangku, bunga-bungaan dan pohon itu. Jungkook tengah duduk di satu bangku putih sembari mengawasi Seul yang bermain delapan meter jauhnya.

Gadis itu nampak bahagia dengan tawa riangnya bersama ayunan yang kosong sebelah. Berayun ke depan ke belakang. Sesekali Seul berpindah ke jungkat-jungkit yang tak ada lawan mainnya. Sehingga ia cepat pindah ke prosotan setinggi dua meter. Memanjat, dan merosot. Begitu seterusnya nyaris hampir empat kali.

“Seul-ah!” tiba-tiba, seseorang memanggilnya yang seketika membuat Seul segera menghampirinya. Wanita itu memeluk erat Seul. Tunggu dulu......, ia adalah wanita yang ada di photo.

“Ibu,” ucap Seul setelah melepas pelukan kangennya, “kau tidak bekerja?”

“Tidak, nak. Hari ini ibu cuti, untuk Seul.” Si ibu menyibak rambut yang menutupi pipi anaknya, “Ayo kita pulang!” ajak ibunya lagi sembari mengaitkan genggamannya pada jari pendek sang anak.

Tangan Seul sedikit menahan diri saat ditarik, “Tunggu, ibu!” hentinya, “kakak itu juga ikut pulang dengan kita.” dan iapun melambai pada sosok Jungkook.

Mereka kembali di rumah hangat setelah sepuluh kilometer perjalanan. Sepanjang jalan pulang, Jungkook hanya diam, merasa tidak nyaman dengan pasangan ibu dan anak yang menelantarkannya, bahkan hingga mereka memasuki rumah. Namun beberapa saat berikutnya, Seul mengajaknya bicara, “Kakak! Tinggallah lebih lama disini. ayo kita bermain di halaman.” Ujar Seul sebagai anak kecil.

Dan jungkook hanya menunjukkan senyumnya.

Saat Seul berlari menuju ruangan lain di rumah ini, Wanita itu mendekat ke arah Jungkook dan memperhatikannya untuk beberapa saat, mulai dari kaki sampai ujung kepala. “Siapa kau?” ucapnya mendadak saat pandangannya jatuh ke arah mata Jungkook, “Aku seperti tidak asing denganmu.”

“Terima kasih Anda sudah mengenai saya dengan baik. Saya adalah Jeon Jungkook, putra pertama dari pasangan Kim Namjoon dan Kim Seokjin.  Saya harap..., “ Jungkook berhenti untuk membaca ekspresi pasangan bicaranya, “anda mengenal betul orang tua saya. “

Perempuan berambut hitam panjang itu, segera menarik kuat tangan Jungkook untuk membawanya menjauh dari jangkauan telinga orang rumah.

Mereka berhenti di sudut kiri rumah. “Aku tidak ingin tahu bagaiamana Seul dekat denganmu. Sekarang aku memintamu pergi." Sqrkas si wanita seraya bersiap melangkah pergi.

“Ayah sudah lama meninggal.”

Hanya berjarak satu setengah meter, tepat saat udara merambatkan suara yang dihasilkan Jungkook, serta merta wanita itu berhenti, “Aku tahu itu, " wajah yang kini menatap jungkook menjadi lebih sedu dengan kerutan samar disekitar mulutnya, "maaf jika saat itu aku tidak menghadiri misa dan upacara pemakamannya.”

“Aku sangat kasihan melihat putri Anda, diusianya yang menginjak enam tahun, ia sama sekali tak mengenal ayahnya. Anda paham apa yang saya maksud.”

Dan kini, air matanya tak lagi bisa disembunyikan, “Itu adalah kecelakaan. Tidak pernah menyangka dalam hidupku, bahwa aku akan menjadi wanita perusak di masa depan. Aku..., “ isak tangisnya menguasai, “aku...., aku terkalahkan oleh nafsu. Ayahmu...., yang saat itu adalah atasanku selalu mengeluh soal istrinye yang sibuk. Ia merasa...., keinginan berahinya tak pernah terpenuhi.” Wanita itu terus bercerita...........................,

Mendadak, Seul datang dari arah belakang Jungkook, “Ibu, kakak!” panggilnya, ”Apa yang kalian lakukan disni?”

“Seul-ah!” ibunya duluan menghampiri, “kau sudah makan?”

Gadis itu menjawab dengan anggukan, “Ibu, boleh aku jalan-jalan dengan kakak?”

Si Ibu menghembuskan napas untuk mengembalikan rileksnya, “Tentu sayang. “ kabulnya yang saat itu segera ditanggapi oleh Seul yang berjalan menggandeng Jungkook, “Daa, ibu!” ujar Seul pamitan.

-

“Seul!” pekik Jungkook agar suaranya tidak teredam bunyi mesin motor dan tiupan angin yang menabrak wajah mereka, “Kau tahu tempat terbaik di kota ini?” tambah Jungkook yang melihat antusiasme gadis kecil itu dari spion skuter-nya.

“Apa?”

-

Jawaban mengenai pertanyaan Jungkook, Seul peroleh saat motor-nya berhenti di sebuah kedai pinggir jalan. Tak banyak orang datang untuk makan ramen di siang hari, sehingga hanya tiga dari lima set tempat duduk yang diisi. “Ayo Seul!” ajak Jungkook setelah melepas helm-nya.

Mereka memilih kursi di ujung sembari menunggu pelayannya mendekat.

Masanya pun tiba, si pelayan pun datang “Anda ma---“ ujarnya berhenti, jungkook. Ia memanggil dalam batinnya.

“Katakan pada kakak baik ini, apa yang kau pesan, Seul!”

Seul mengangguk sebagai gadis penurut, “Aku ingin dua ramen paling enak dan juga....,, “ ia memegang dagunya saat gadis itu berpikir, “lemon tea.”

“Ucapkan terima kasih juga. “ tambah Jungkook mengajari.

“Terima kasih...., “ Seul berhenti untuk menemukan namanya. “terima kasih Taehyung!” ucapnya dengan senyum kebanggaan.

===bersambung===

I NEED U / KOOKV (BTS FANFICTION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang