Astaga!!!!
Tampang Jungkook menandakan ketengakkan saat lebih dari satu orang bercokol di hadapannya tanpa membiarkan mata mereka berkedip menatap remaja yang duduk di ranjangnya, juga, sosok wanita usia tiga puluhan yang bersandar pada gawang pintu sembari berkeling ke arah Jungkook. Ia jelas menunjukkan penolakan terhadap tamu. “Lebih baik kita tinggalkan saja dia.” ketusnya tanpa menyembunyikan kejengkelan.
“Jangan merasa sungkan.” Wanita yang lebih tua memberitahu, “anggap saja ini rumahmu sendiri.” Ia memang ibu yang lembut juga baik.
Tuan Jung memilih tinggal sebentar, “Sebaiknya, kau segera menghubungi Nyonya Kim. Ia akan sangat khawatir menunggu tanpa kabar. “ wangsit pria pemilik bar itu yang kemudian beranjak menyusul istrinya.
Di ruangan bernama kamar itu, bersisa Jungkook dan Taehyung yang diam di tempat. Sampai beberapa saat, detik jam dinding mengisi kekosongan. Taehyung sudah tak tahan lagi, “Kau orang terpandir yang kukenal.” Cemoohnya, “Besok, kau harus kembali ke sekolah. Guru-guru menanyakan perihal alpamu.” Tambah Taehyung yang meraih baskom berisi air bercampur anti septik. “Sini!”
Pasien rumah sakit abal-abal itu menurut. Seketika, Jungkook merasakan kelembutan tangan Taehyung yang menutulkan kapas dingin itu pada lukanya. Sekarang ia sadar, Taehyung adalah orang yang mahir dalam segala hal, bukan pemaksa yqng menyebalkan saat ia menyodorkan kertas iklan klubnya.
“Bagaimana bisa kau mendapat luka ini?“ Tanya Taehyung ingin tahu, sekaligus menghindari kelenggangan diantara mereka. ”Kau tidak berkelahi untuk hal bodoh, kan?”
“Sayangnya kau salah. Aku bergulat dengan orang berotot. Tapi tidak untuk hal bodoh. “ Jungkook menahan penjelasannya bersamaan dengan Taehyung yang menghentikan pengobatannya. Mereka saling bertukar tatap, ”Aku melakukannya untuk gadis kecil.” Jawabnya kembali, seolah ia tahu bahwa Taehyung berpikir aneh-aneh tentangnya.
“Kau itu sukanya gadis-gadis, ya!” celetuk Taehyung.
Drtt!!!!!
Bunyi ponsel bergetar di atas meja itu membuyarkan cengkerama mereka. Taehyung reflek duluan untuk mengambilnya. Ia menatap layar smartphone yang menampilkan satu panggilan masuk. ”Hallo!” ucapnya mengambil alih hak Jungkook.
“Jungkook...., “ suara itu jelas saat ponselnya bermode loud speaker. “Kaukah itu?”
Jungkook mengenali suara itu. Dengan cepat, ia meraih ponselnya dan meletakkannya di depan telinga kiri setelah menonaktifkan loud speaker, “Ada apa?”
“Tidak. Aku hanya ingin bertanya soal Yoongi, bagaimana keadaannya. Kau sudah menemuinya kan?” aku adalah Jimin.
“Dia baik-baik saja.”
“Syukurlah. Aku khawatir dia akan melakukan hal konyol tanpa diriku.”
Beberapa saat terjadi keheningan.
“Jungkook!” tiba-tiba Jimin kembali berkata disertai hembusan napas berat, “Kau dimana?”
“Di rumah temanku." Sedari tadi, Jungkook memberikan jawaban tak lebih dari lima kata. Singkat. Sekilas ia menatap ke arah Taehyung yang nampak antusias menguping. Orang ini, sifat jeleknya yang ingin tahu itu yang Jungkook benci.
“Siapa nam—lupakan saja. baiklah sampai nanti.” Mendadak panggilan itu terputus.
Reaksinya keluar, “Ada apa dengannya?” sembari menatap Jungkook penuh harap kalau Jungkook mau mendistribusikan ceritanya, namun Jungkook memilih diam.
“Baiklah!” Taehyung menyerah, “itu rahasia. “ gumamnya yang kemudian bangkit dari ranjang. “Apapun yang terjadi, besok kau harus ke sekolah.” Perintah tuan rumah itu sebelum ia benar-benar menghilang dari balik pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I NEED U / KOOKV (BTS FANFICTION)
FanfictionI need u. The sky is blue again, the sun ia shining. love....., i need u. Make me smile when i see your face. * BTS - I NEED U - RUN *