Bab 5 : Merindukan Desa

197K 14.1K 387
                                    


Adria membulatkan bibirnya melihat banyaknya makanan di meja mereka. Saat ini mereka berada di salah satu restoran, untuk memulai makan siang mereka, karena memang Adria sendiri merasa dirinya sangat kelaparan.

"Kau tak salah memesan ini semua?" Tanya Adria dengan wajah bingung.

"Makan yang banyak, kau sangat kurus dan jelek," ujar Damien. Pria itu duduk menyandarkan tubuhnya dengan kedua tangan terlipat di dada, menatap Adria dengan datar.

"Ini kedua kalinya kau mengatakan aku kurus dan jelek!" balas Adria dengan kesal.

Meski ia kesal, tapi bagaimana pun perutnya sangat lapar dan tanpa tahu malu berbunyi. Beruntungnya keadaan restoran yang ramai membuat suara perutnya teredam. Dengan kesal, Adria mulai menyendokkan pasta dan menyuapkannya.

Dari depannya, Damien masih memandang Adria tanpa lepas sedikitpun, membuat Adria sedikit gugup sampai saus pasta mengenai ujung bibirnya. Damien maju dan menumpukan sebelah tangannya di meja, dan sebelahnya lagi merah tisu kemudian mengusap ujung bibir Adria. Sesaat keadaan menjadi hening dan canggung bagi Adria, gadis itu merebut tisu dari tangan Damien dan mengusapnya sendiri. Bagaimana pun juga, seumur hidupnya ia tak pernah diperlakukan seperti itu oleh siapapun.

Damien kembali menyandarkan tubuhnya tanpa ada niatan ingin memakannya, hanya membiarkan Adria makan sendirian dengan lahapnya.

"Kau tahu bioskop?" Tanya Adria memulai pembicaraan. Karena ia tak betah jika hanya diam saja tanpa berbicara apapun.

"Hmm," balas Damien.

Adria mendengus, ia kembali menyuapkan makanan selanjutnya. Roast meats menjadi pilihan Adria, karena ia pikir jarang-jarang memakan daging panggang, hanya saat perayaan panen tahunan saja di desa. Dengan perlahan Adria memotong potongan daging dan menyuapkannya.

"Teman-temanku di sekolah ada yang pernah ke kota, mereka bilang di kota ada bioskop yang menayangkan film romantis, dan tempatnya pun sangat romantis," kata Adria setelah dia menelan makanannya.

Adria kembali menyuapkan meats-nya sedangkan Damien hanya menaikan sebelah alisnya dengan tatapan yang tak lepas dari bibir merah Adria yang seksi di saat mengunyah.

"Kau ingin tahu seperti apa itu bioskop?" Tanya Damien.

"Hm! Sepertinya sangat asyik jika aku pergi ke sana dan menonton film," balasnya. "Apa kau mau membawaku ke bioskop?"

"Tentu saja, habiskan makananmu dan aku akan membawamu kesana."

Adria mengembangkan senyumannya, ia mengangguk dan kembali mengunyah dengan semangat, membayangkan akan menonton film romantis di bioskop dengan pria setampan Damien.

"Kau tahu? Ketika film berjalan maka lampu bioskop akan di matikan, kau akan merasa sedang sendiri dalam keadaan yang mencekam. Bioskop di London hanya menayangkan film horror, dan ketika lampu mati, lalu keadaan bioskop yang gelap, hantu di dalam film akan muncul dan merangkak di lantai lalu menggerayangi kakimu."

"Uhuk! Uhuk!" Adria tersedak daging yang menggelinding ke dalam tenggorokannya, ia terbatuk-batuk dan menggapai-gapai air sambil menepuk dadanya sendiri. Setelah tangannya meraih gelas air putih, ia segera meneguknya sampai tandas.

"Kau tega!" teriak Adria dengan kesal sambil membanting gelas ke meja. Meski mereka baru mengenal, tapi Adria terlanjur kesal hingga tak bisa berpikir bahwa Damien masi asing baginya.

Damien menaikan sebelah alisnya, masih dengan wajah yang tenang, kedua tangan terlipat di dada dan menyandarkan tubuhnya. "Kenapa?" tanyanya dengan tenang.

"Aku nyaris mati tersedak dan kau hanya menonton, ya ampun kau pria macam apa," gerutu Adria dengan wajah memerah.

"Bukankah gelas air ada di depanmu," katanya lagi.

Damien's Lover ✔ [Tersedia di Google Play & platform Kubaca}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang