Di dalam kamar yang sederhana di rumah Damien, sosok Adria sedang berbaring tak sadarkan diri dengan wajah pucat dan napas halus. Di tepi ranjang, ada Damien yang duduk dengan tatapan tajam dan dingin, dengan bibir yang terkatup rapat. Sebelah tangan besarnya terulur, mengusap dahi Adria dengan lembut.
"Adria, Adria ..." gumam Damien beberapa kali dengan tatapan yang tak lepas menatap wajah cantik Adria. Jarinya mengusap alis tebal Adria. "Aku sangat membenci polisi, tapi kau anak seorang polisi," lanjutnya dengan suara serak.
Jari jemari kokoh Damien masih menelusuri wajah cantik Adria, dari dahinya, ke hidung, matanya dan pipinya. Lalu turun ke lehernya yang putih mulus, dan berhenti disana. Mata Damien menajam, ia bangun dan hendak melangkah pergi. Langkahnya terhenti ketika mendengar erangan halus dari Adria dan pergerakan kecil dari gadis itu.
"Aku dimana?" Tanya Adria ketika ia membuka matanya dengan dahi mengernyit.
Damien kembali duduk dan menatap Adria yang berusaha bangun sendiri, sambil memegang kepalanya yang berdenyut sakit. Ketika ia menoleh, wajah tampan Damien lah yang dilihatnya. Wajah tampan yang sangat dingin dan datar.
"Kenapa kau disini?" Tanya Adria dengan dahi mengerut.
"Ini rumahku," balas Damien singkat.
"Oh ..." Adria hanya menganggk mengerti. Ia hendak bangun dan turun, tapi Damien menahan pundaknya agar tak turun.
"Kau belum makan sejak kemarin pagi kan?" Tanya Damien.
Adria menganggk dan mengusap perutnya sendiri dibalik selimut karena merasa lapar, "Kau punya makanan?"
"Ya, mandilah aku akan mengajakmu makan di luar."
Damien bangun dan hendak meninggalkan Adria namun gadis itu kembali menahan tangannya, hingga Damien berhenti tanpa berbalik.
"Kejadian semalam, kenapa kau membunuhnya?" Tanya Adria dengan suara pelan.
"Dia akan memperkosamu, dan aku membenci orang-orang yang menyentuh milikku," jawab Damien.
Dahi Adria semakin mengerut dalam, "Aku bukan milikmu."
Damien berbalik dan merunduk, hingga wajahnya berdekatan dengan wajah Adria. Membuat Adria memundurkan kepalanya karena wangi mint dan maskulin menguar dari tubuh pria itu.
"Kau milikku, Adria Johnson," kata Damien dengan suara dalam dan tanpa bantahan, membuat Adria tak jadi menyela. "Jika kau menjadi istriku, kau akan tetap sekolah sampai universitas. Tak ada lagi yang akan menjualmu termasuk ayahmu," lanjutnya.
"Tidak, aku tidak mau memiliki anak di usia muda. Aku masih ingin sekolah," balas Adria.
"Kau bisa sekolah. Aku akan mendaftarkanmu ke universitas."
Adria terdiam meresapi dan memikirkan semua penawaran yang Damien berikan padanya. Jika dia menikah dengan Damien maka ia bisa mencapai cita-citanya untuk menjadi seorang designer busana, bisa menyelamatkan ayahnya dari kehancuran karena ditinggal ibunya. Adria menghela napasnya dan menatap kembali Damien.
"Aku akan memikirkannya," kata Adria kemudian.
"Mandilah, dan berikan aku jawaban setelah mandi," ujar Damien.
Adria membulatkan matanya, "Mana bisa seperti itu? memikirkan pernikahan kan harus secara matang."
"Aku tak butuh pemikiran matang-matang," balas Damien.
Damien semakin merunduk dan mendekatkan wajahnya pada Adria seperti akan menciumnya, membuat Adria memalingkah wajahnya. Melihat Adria yang memalingkan wajahnya membuat Damien terkekeh pelan. Dia bangun dan memasukan kedua tangannya ke saku celana, berbalik dan berjalan menuju pintu keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damien's Lover ✔ [Tersedia di Google Play & platform Kubaca}
RomanceSUDAH TERSEDIA DI GOOGLE PLAY DAN KUBACA. Damien's Lover BOOK 1 (Damien & Adria) PLAGIAT GET AWAY FROM HERE! Damien Romanov, si iblis tampan berwajah malaikat. The bastard, psychopath, cool and mysterious. Seorang pengacara handal, pemilik club tern...