Sinar matahari dan embusan angin menerobos masuk melalui jendela yang terbuka, hingga gordennya pun berkibar. Sinar mentari pagi yang hangat menyilaukan keadaan kamar itu. Kamar yang saat ini ditempati oleh Adria.
Suara erangan terdengar bersama dengan geliatan tubuh Adria di atas ranjang besar, dengan selimut putih. Kamar itu jauh lebih besar, dengan dinding berwarna putih dan satu set sofa. Ada tiga pintu di dalamnya, yang semuanya berwarna hitam.
Adria pun menggeliatkan tubuhnya dan menguap sambil mengusap mata, ia berbalik dan mengusal selimut dibawahnya kemudian kembali bergelung dengan nyaman dalam tidurnya. Sampai ia merasa sedikit aneh dengan ranjang yang ditempatinya saat ini. Dengan perlahan bulu mata lentik itu terangkat naik, dan mata abu-abunya terlihat jernih.
"Ini di mana?" gumamnya.
Adria pun bangun perlahan dan duduk, ia menguap kembali dan mengusap wajahnya. Matanya dibulatkan dan tatapannya dipertajam, untuk mengenali tempatnya saat ini. Saat sadar bahwa saat ini dirinya tidak berada di tempat semalam, dengan cepat Adria melompat dari ranjang dan berlari ke jendela.
Adria berdiri di jendela dan melangkahkan kakinya menuju pintu kaca menuju balkon, menggesernya dan melangkah ke luar. Dahinya mengerut saat melihat pemandangan halaman rumah Damien yang besar dan gerbang tingginya yang Adria hapal.
"Damien? Aku sudah berada di rumahnya? Kapan aku kembali ke sini, bukankah semalam aku dan dia sedang berci ..." ucapan Adria terpotong saat kejadian semalam terngiang kembali, saat mereka berciuman.
Dengan segera Adria memegang kedua pipinya yang memerah dan menghangat, sambil menggigit bibirnya. Dengan pelan Adria memukuli kepalanya.
"Aduh, aku malu sekali, kami sudah berciuman," gumamnya. Tiba-tiba mata Adria membulat, "Aku tidak akan hamil kan?"
Adria menggelengkan kepalanya saat pikiran konyol itu hinggap, dia tertawa lucu karena begitu bodoh menganggap bahwa dengan berciuman akan mengandung. Saat Adria hendak berbalik untuk pergi, langkahnya tertahan ketika melihat sosok Damien muncul dari arah dalam, di bawah sana. Karena saat ini Adria berada di lantai dua.
Adria mengerutkan dahinya saat melihat tubuh Damien yang kokoh dan kekar, terlihat sedikit kecokelatan dan seksi, hanya mengenakan singlet berwarna putih dan celana hitam panjang. Membawa sebuah kotak di tangannye menuju ke mobil pick up-nya.
"Apa semalam Damien membawaku pulang?" Tanya Adria pada dirinya sendiri.
Adria pun memutuskan untuk turun dan ke depan, menemui Damien yang sepertinya akan melakukan sesuatu dengan mobilnya. Sebelum keluar Adria memutuskan untuk ke kamar mandi, mencuci muka dan gosok gigi.
Di depannya kini ada tiga pintu, Adria membuka pintu pertama namun terkunci, lalu berdiri di pintu kedua dan terbuka. Dahinya mengerut saat melihat sebuah ruangan dengan cermin dan banyaknya pakaian Damien yang tergantung rapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damien's Lover ✔ [Tersedia di Google Play & platform Kubaca}
Roman d'amourSUDAH TERSEDIA DI GOOGLE PLAY DAN KUBACA. Damien's Lover BOOK 1 (Damien & Adria) PLAGIAT GET AWAY FROM HERE! Damien Romanov, si iblis tampan berwajah malaikat. The bastard, psychopath, cool and mysterious. Seorang pengacara handal, pemilik club tern...