Dengan wajah yang tanpa ekspresi, Damien melajukan mobilnya membelah jalanan kota London di sore hari, dengan sinar mentari hangat di ujung barat di musim dingin yang sedikit memberikan kehangatan. Damien melambatkan laju mobilnya ketika ia mendekati gerbang kampus Adria. mata birunya memicing dengan tajam, memperhatikan sosok di pinggir jalan yang sedang bersiap akan menyebrang.
Damien segera menepikan mobilnya dan turun, rahangnya mengeras dan kedua tangannya mengepal erat, emmperhatikan sosok Adria yang sudah bersiap akan menyebrang.
"Shit!" Damien mengumpat dan berlari meninggalkan mobil Audi hitamnnya.
Sosok Adria sedang berusaha menyebrang dengan tatapan focus ke tengah jalan, dan di tengah jalan terlihat seekor anak kucing berbulu kuning dan mungil sedang mengeong ketakutan. Adria pun berusaha menyebrang untuk menyelamatkannya, karena takut tertabrak mobil.
Ketika Adria menyebrang, dari arah kanan ada mobil sedan yang melaju dengan kecepatan tinggi, sedangkan Adria hampir saja mencapai ke tengah jalan dan meraih kucing.
"ADRIA!" Damien berteriak keras dan berlari menyusul ke tengah jalan, pria itu segera meraih bahu Adria dan menariknya ke belakang.
Sedangkan mobil sedan hitam yang melaju tinggi itu melewati mereka dengan kecepatan yang masih tinggi. Adria terjatuh pada pelukan Damien dengan wajah yang pucat pasi dan gemetar ketakutan, bahkan jantungnya nyaris saja copot melihat mobil sedan itu melaju tinggi hampir menabraknya.
"A-aku ..." Adria merasa bibirnya kelu dan kaku.
Damien melepaskan pelukannya dan menarik Adria ke pinggir jalan, menatap sang istri dengan tajam dan dalam. Ada amarah yang siap meledak, dan urat-urat di lehernya tertarik menegang. Bahkan tatapannya terlihat sangat dingin dan mematikan.
"Kau ingin meninggalkanku?" Tanya Damien dengan suara mendesis dalam.
Adria balas menatap Damien dengan wajah yang masih pucat dan tatapan setengah kosong, ia pun menggeleng. "Tidak," jawabnya singkat karena bibirnya terasa kelu.
"Kau ingin mati dan meninggalkan aku, Adria? BEGITU?!" Tanya Damien lagi dengan bentakan di akhir kalimat.
Adria berjengit terkejut dan buru-buru menggeleng cepat, ia memeluk tubuh besar Damien dan menyusupkan wajahnya di dada sang suami. Air mata mengalir di pipinya, dengan bahu gemetar karena ketakutan.
"A-aku tidak tahu kalau mobil itu hampir menabrakku, Damien," bisik Adria dengan suara tercekat.
Damien mengehla napasnya kasar dan balas memeluk Damien, "Lalu kenapa kau ke tengah jalan?"
"Aku hanya ingin menyelamatkan seekor anak kucing malang, dia ada di tengah jalan dan hampir tertabrak."
"Jika kucing itu selamat, bisa jadi kau yang ganti tertabrak," desis Damien lagi.
Damien melepaskan pelukan Adria dan meraih dagu wanita itu, mendongakkannya hingga tatapan mereka beradu. Kedua tangan besarnya meraih pipi Adria dan mengusap air matanya dengan lembut.
"Jangan ceroboh, karena aku tak ingin kehilanganmu," ujar Damien masih dengan wajah dingin dan perlahan tatapannya mengendur dengan amarah yang berkurang.
Melihat Adria hendak ke tengah jalan dan mobil yang hampir menabraknya, membuat Damien murka. Adria-nya yang selama ini dia lindungi nyaris mati dan meninggalkannya, dan Damien tak akan pernah membuat Adria meninggalkannya. Meski hanya sementara apalagi selamanya.
Lebih dari cukup ia kehilangan orang-orang terkasihnya.
"Aku berjanji tidak akan begitu lagi," balas Adria yang mulai bisa menenangkan dirinya. Adria meraih rahang Damien dan mengusapnya, "Tolong selamatkan anak kucing itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Damien's Lover ✔ [Tersedia di Google Play & platform Kubaca}
RomanceSUDAH TERSEDIA DI GOOGLE PLAY DAN KUBACA. Damien's Lover BOOK 1 (Damien & Adria) PLAGIAT GET AWAY FROM HERE! Damien Romanov, si iblis tampan berwajah malaikat. The bastard, psychopath, cool and mysterious. Seorang pengacara handal, pemilik club tern...