"Kenapa kau membawa mobil pick up?" Tanya Adria.
Damien yang sedang menyetir dibalik kemudi tak menjawabnya, pria itu tetap fokus dengan jalanan di depannya yang sedikit berkelok. Beberapa kali Adria menahan tubuhnya saat terguncang di dalam mobil pick up, dengan suara baknya yang berisik saat berguncang.
"Karena aku tak ingin terlihat mencolok jika ke desa," jawab Damien kemudian.
"Memangnya kau sering datang ke desaku?" Tanya Adria lagi.
"Hmm."
"Kau memiliki rumah di desa?"
"Ya, aku memiliki rumah di desa, jika akhir pekan atau sebulan sekali aku akan pergi ke desa dan menyamankan diri dari kehidupan di kota. Aku juga memiliki club malam di kota," jawab Damien.
Adria membulatkan matanya dengan berbinar, ia mendekati damien degan wajah penasaran. "Club malam? Disana pasti tempat-tempat orang kaya ya," ujar Adria.
Damien menginjak rem mobilnya hingga mobil itu berhenti tepat di depan sebuah gerbang yang cukup tinggi. Damien turun dan Adria pun ikut turun. Gadis itu menatap takjub pada rumah besar dengan dua lantai di depannya, bahkan pemandangan di belakang rumah cukup indah, dengan sebuah bukit hijau dan perkebunan anggur.
"Ini rumahmu? Aku sering lewat tapi aku tidak tahu bahwa kau pemilik rumah ini. orang-orang bilang perkebunan anggur juga milik orang dari kota, pemilik rumah ini."
"Ya, ini rumahku yang aku beli dua tahun lalu. Perkebunan di belakang adalah milikku, kau suka anggur?" Tanya Damien seraya mengambil satu tas di dalam mobil.
Damien berjalan masuk dan membuka pintu gerbangnya, diikuti oleh Adria dari belakang. Ketika Damien masuk dan Adria masih di luar, seseorang memanggil Adria dengan keras. Seorang perempuan, dan Adria menoleh ke belakang.
"Adria!"
Adria mengerutkan dahinya saat melihat seorang perempuan bertubuh seksi dan berpakaian seksi dengan make up yang cukup tebal. Wanita yang bersama ayahnya saat malam dimana Adria diseret paksa dan dibawa ke rumah bordil. Wanita itu mendekati Adria dan menatapnya dari atas sampai bawah. Melihat penampilan Adria yang berbeda, dengan celana jeans, kaos dan jaket kulit berwarna hitam. Penampilannya terlihat mengenakan barang-barang asli, tidak seperti Adria yang biasanya mengenakan dress sederhana yang murah.
"Bibi Mery? Bagaimana kabar Dad?" Tanya Adria.
"Aku dengar kau dibeli oleh pria kota ya dari rumah bordil," ujar bibi Mery tanpa menjawab pertanyaan Adria.
Adria mengerutkan dahinya semakin dalam, ada ekpresi kesal di wajahnya. "Aku tidak dijual, aku kabur dari rumah bordil," jawab Adria tak terima. Karena ia pikir bertemu dengan Damen yang menyelamatkannya.
"Oh Adria sweety, kau itu dijual oleh pemilik rumah bordil. Pria kota yang kaya kan? Aku dengar sendiri dari pemilik rumah bordil, dia mendapatkan uang dua puluh ribu pounds dari pria itu."
"Cukup! Damien itu menolongku bukan membeliku," balas Adria dengan kesal.
"Oh, jadi pria itu bernama Damien ya. Apa dia tampan? Masih muda atau sudah tua?"
"Cukup, Bibi!" Adria membentak keras, membuat Mery terdiam. Dengan kesal Adria menghentakkan kakinya dan berbalik hendak mask ke gerbang. Namun perkataan Mery membuatnya kembali berhenti.
"Ayahmu frustrasi dan aku pergi dari rumahmu," kata Mery.
Tangan Adria berada di pintu gerbang tanpa berbalik, mengeratkan genggamannya. Mendengar ayahnya yang sangat frustrasi dan tertekan, ia tahu ayahnya tak sampai hati menjualnya, karena ayahnya adalah pria yang hangat dan penyayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damien's Lover ✔ [Tersedia di Google Play & platform Kubaca}
RomanceSUDAH TERSEDIA DI GOOGLE PLAY DAN KUBACA. Damien's Lover BOOK 1 (Damien & Adria) PLAGIAT GET AWAY FROM HERE! Damien Romanov, si iblis tampan berwajah malaikat. The bastard, psychopath, cool and mysterious. Seorang pengacara handal, pemilik club tern...