Damien melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, dengan tatapan tajam yang terus terarah pada mobil sedan didepannya. Sebelah tangannya menggenggam setir, sedangkan sebelah tangannya lagi berada di jendela dan mengetuk-ngetukkan jarinya dengan penuh perhitungan.
"Menyentuh milikku maka kau akan mendapat balasannya, semoga Tuhan memberkatimu," gumam Damien dengan seringai tajam dan mata memicing penuh kilatan misterius.
Mobil sedan di depannya berbelok ke arah kiri, dan Damien pun mengikutinya dari belakang. Mobil itu melaju ke arah jalanan yang cukup sepi, yang hanya dilalui oleh beberapa kendaraan saja meski malam baru saja menjemput.
Tuk tuk tuk
Suara ketukan jari Damien terdengar. Ketika mobil itu melaju semakin cepat, Damien pun menyusulnya dan menginjak pedal gas dengan kuat hingga mobilnya mendahului mobil sedan di depannya. Damien membanting setirnya ke kiri dan menghalangi jalan sedan, kemudian menginjak rem.
Mobil sedan di belakangnya pun menepi dan berhenti di pinggir jalan, beruntungnya jalanan terlihat sepi, menuju sebuah kompleks yang berada jauh dari pusat kota London.
Damien memiringkan kepalanya ke kanan dan kiri, hingga terdengar bunyi persendian yang mengendur. Dengan tatapan tajam dan wajah datar, Damien pun membuka pintu mobilnya dan melompat turun. Dia berjalan dengan langkah tenang dan kedua tangan disusupkan di saku celana.
Ketika di dekat pintu penumpang mobil sedan, Damien berhenti dan membungkuk untuk mengetuk pintu kacanya. Tak berapa lama pintu kaca terbuka dari dalam.
"Mr. Romanov?" Tanya pria di dalam mobil, yang merupakan pria paruh baya di club tadi. Pria yang telah melecehkan Adria.
"Aku ada sesuatu, aku ingin menawarkan kerjasama baru," ujar Damien dengan wajah tenang.
"Kenapa Anda ingin mengatakan tentang kerjasama di jalan?"
"Aku sudah mengejarmu, tapi kau langsung pergi. Aku juga berusaha menghubungimu, tapi kau tak bisa dihubungi," katanya lagi.
Pria itu membukakan pintu mobil dan mempersilahkan Damien untuk masuk. Damien pun masuk dan duduk di sampingnya, sedangkan dibalik kemudi ada seorang sopir.
"Kerjasama apa?" Tanya pria itu langsung.
"Perusahaan wine-ku sedang mengalami krisis, dan aku butuh suntikan dana. Aku ingin menawarkan kerjasama, apa kau mau menjadi investor di perusahaanku? Aku akan memberikan 30% sahamku," jelas Damien dengan wajah tenang dan suara yang juga sangat tenang.
Damien menyandarkan tubuhnya, menyilangkan kaki kanannya di atas kaki kiri kemudian melipat tangannya, menatap lurus ke depan untuk menunggu pria di sampingnya membalas.
"Benarkah? Bukankah Anda sangat kaya? Memiliki banyak club, perkebunan anggur dan seorang pengacara handal. Apa yang membuat perusahaan wine Anda mengalami krisis?" Tanya pria itu dengan wajah tak percaya.
"Bulan lalu aku mengeksport wine-ku ke Ukraina, dan polisi Ukraina menahannya karena dalam wanie ku mengandung marijuana, aku merasa telah ditipu oleh mereka. Sekarang, perusahaan wine-ku sedang mengalami goncangan, dan aku membutuhkan banyak dana sedangkan hartaku tidak cukup untuk memebersihkan nama perusahaanku."
"Tapi saya tidak melihat berita itu di media," ujar pria itu lagi seakan tak percaya.
"Aku mengeluarkan sejumlah uang untuk menutup mulut media, kau paham?" desis Damien dengan sikap yang masih tenang.
"Jadi bagaimana? 50%?"
"Tiga puluh sudah cukup untukmu," balas Damien seraya menegakkan tubuhnya dan menatap pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damien's Lover ✔ [Tersedia di Google Play & platform Kubaca}
RomanceSUDAH TERSEDIA DI GOOGLE PLAY DAN KUBACA. Damien's Lover BOOK 1 (Damien & Adria) PLAGIAT GET AWAY FROM HERE! Damien Romanov, si iblis tampan berwajah malaikat. The bastard, psychopath, cool and mysterious. Seorang pengacara handal, pemilik club tern...