Keesokan harinya, Adria sedang memasukan tas berisi oleh-oleh untuk teman-temannya dari kota, ke mobil pick up Damien. Gadis itu mengenakan kaos dengan jaket dan syal di lehernya. Rambutnya pun digerai indah. Sedangkan Damien keluar dengan kaos berwarna hitam andalannya dengan turtle neck dan lengan panjang, juga celana hitam panjang. Pria itu mendekati mobil dan masuk, disusul Adria yang duduk manis di kursi penumpang.
"Kau mau kembali ke kota hari ini?" Tanya Adria.
"Tidak, aku akan kembali besok bersamamu," jawab Damien.
Damien mulai menginjak pedal gas dan melajukan mobilnya yang terparkir di depan gerbang, meninggalkan rumahnya. Dalam perjalan mereka melewati jalanan desa yang beraspal, suasana dalam mobil menjadi hening, karena Adria tidak berisik seperti sebelumnya.
Adria membuka kaca mobilnya dan melongokkan kepalanya ke luar, menikmati sapuan angin dari luar hingga rambut panjangnya yang tergerai pun berkibar. Ketika mereka melewati tanah ladang perkebunan, terlihat para petani sedang panen sayuran. Adria melambaikan tangannya pada para petani itu dengan wajah gembira.
"PAMAN, BIBI, AKU DARI KOTA LONDON," teriaknya dengan heboh sambil melambaikan tangan.
Para petani yang sedang panen pun sontak berdiri dan melambaikan tangan pada Adria. "ADRIA ..." teriak mereka membalas Adria.
"Kampungan," komentar Damien yang sejak tadi diam.
Adria langsung menarik tubuhnya dari jendela mobil dan membenarkan kembali duduknya, dia melipat kedua tangannya di dada dan merengut kesal karena komentar Damien.
"Kau itu tampan, pendiam dan aneh. Hanya saja ketika kau berbicara, maka hanya perkataan menyebalkan yang keluar," gerutu Adria dengan sebal.
Diam-diam Damien menahan senyumannya mendengar gerutuan Adria, pria itu mengulurkan tangannya dan menjawil pipi Adria membuat gadis itu meringis dan memukul tangan Damien.
"Ih, sakit!" sentak Adria. Adria kembali duduk dengan tenang dan meneruskan perkataannya, "Mereka itu sangat baik padaku, jika aku pulang sekolah mereka akan memberikan aku sayuran atau susu segar secara gratis. Kau tahu tidak, aku sekolah menggunakan sepeda."
Damien bergeming, ia menumpukan tangan kanannya di jendela mobil, sedangkan tangan kirinya memegang setir. Damien menoleh dan menaikan sebelah alisnya, "Aku tidak bertanya."
Adria memalingkan wajahnya ke arah luar. "Sesekali kau bertanya, benarkah? Pasti kau sehat ya menggunakan sepeda setiap hari? Bukannya perkataan yang membuatku cepat naik darah," gerutunya lagi.
"Sayangnya aku malas bertanya," balas Damien lagi.
"Oh, oke. Aku benar-benar menyerah mengajakmu mengobrolkan sesuatu, Mr. Romanov yang terhormat."
"Kau akan tahu betapa aku sangat menyukai mengobrol saat bercinta," balas Damien tiba-tiba.
"Damien!" teriak Adria dengan kedua tangan memukul bahu Damien. Wajahnya sudah memerah sampai telinga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damien's Lover ✔ [Tersedia di Google Play & platform Kubaca}
RomanceSUDAH TERSEDIA DI GOOGLE PLAY DAN KUBACA. Damien's Lover BOOK 1 (Damien & Adria) PLAGIAT GET AWAY FROM HERE! Damien Romanov, si iblis tampan berwajah malaikat. The bastard, psychopath, cool and mysterious. Seorang pengacara handal, pemilik club tern...