Damien mengemudi dengan tenang, sebelah tangannya lagi bertumpu pada jendela mobil. Bak pick up-nya sedikit berbunyi saat roda moibl menginjak jalanan yang sedikit berlubang diantara jalanan beraspal. Gelapnya jalanan tanpa lampu, sedikit diterangi oleh lampu sorot dari mobil Damien.
Dengan pedal gas yang diinjak semakn kuat, Damien melajukan mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Sampai dia melambatkan kembali laju mobilnya begitu mata tajamnya melihat satu titik yang menjadi tujuan utamanya.
Di depan mobilnya yang sedikit jauh, ada Nathan yang sedang mengayuh sepedanya di tengah gelapnya malam, di tengah jalanan. Di samping kanan jalan merupakan ladang kosong, sedangkan di samping kiri jalan merupakan ladang sayuran.
"I got you, boy," desis Damien dengan seringai tajam dan tatapan memicing.
Damien menginjak kembali gas dan melajukan mobilnya, hingga lampunya manyorot tubuh Nathan yang masih mengayuh sepeda. Pemuda itu menepi ketika menyadari ada mobil di belakangnya, tanpa berbalik. Terlihat Nathan yang seakan mempersilahkan mobil melewatinya, tapi Damien bermain-main dengan itu.
"Let's play, before you get the pain," gumam Damien lagi kemudian tertawa sumbang seorang diri.
Damien membuntuti Nathan dengan laju melambat, membuat Nathan mempercepat kayuhan sepedanya. Lalu Damien pun mempercepat kembali laju mobilnya. Terlihat Nathan yang masih mengayuh semakin ke samping, lalu Damien membelokkan mobilnya ke pinggir jalan.
Nathan berhenti mengayuh sepedanya dan menoleh ke belakang, tapi Damien menutupi separuh wajahnya dengun kain hitam hingga tak terlihat. Kemudian Damien pun menghentikan mobilnya. Begitu melihat mobil berhenti, Nathan pun kembali mengayuh sepedanya dengan cepat berusaha meninggalkan mobil Damien yang aneh.
Damien masih diam, belum melajukan kembali mobilnya. Dia menunggu dengan penuh perhitungan, mengintai sampai Nathan merasa bahwa dirinya aman tak diikuti lagi.
Setelah Nathan cukup jauh, Damien menginjak pedal gas dengan kuat dan melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh di malam yang sunyi dan gelap. Dengan kedua tangan yang mencengkeram setir, Damien menggeram pelan.
"Touching mine, then you'll get the pain."
Damien semakin menginjak gas dan suara deruman mobil terdengar nyaring, kedua tangannya mencengkeram kuat, lalu kap mobilnya membentur sepeda Nathan dan tubuh pemuda itu terpental jauh dari sepedanya yang diinjak oleh ban mobil Damien.
"Menarik untuk hiburan," ujar Damien lagi.
Damien menghentikan mobilnya dan melihat Nathan yang terpental jauh ke pinggir jalan dengan tubuh meringkuk. Sesaat tak ada pergerakan apapun dari Nathan, sampa mata Damien menajam ketika dia melihat Nathan bergerak dan mencoba bangun.
Nathan bangun dan memegang kepalanya yang mengalirkan darah ke pipinya. Pemuda itu hendak bangun namun ia kembali terjath. Saat itulah Damien kembali melajukan mobilnya dan mendekati tubuh Nathan.
"Say good bye to your dream, boy."
Dengan kecepatan penuh Damien melaju dan melewat tubuh Nathan, namun suara 'krak' yang merupakan bunyi tulang yang patah menjadi latar mengalahkan deru mesin mobil, ketika ban mobil menginjak kaki kanan Natha hingga pemuda itu berterak nyaring.
"AAAARRGGGG!!!"
Damen menyeringai melihat tubuh Nathan yang tak berdaya sambil meraung kesakitan, melihat dari kaca spionnya. Melihat tubuh Nathan yang dia biarkan sendirian di kegelapan malam yang sunyi dan sepi, hanya berharap seseorang akan lewat.
Setelah menjauh, Damien mengambil ponselnya dan menekan beberapa nomor kemudian menaruh ponselnya di telinga.
"Bawakan ambulan secepatnya, ada kecelakaan yang terjadi," ujarnya dengan suara rendah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damien's Lover ✔ [Tersedia di Google Play & platform Kubaca}
RomansaSUDAH TERSEDIA DI GOOGLE PLAY DAN KUBACA. Damien's Lover BOOK 1 (Damien & Adria) PLAGIAT GET AWAY FROM HERE! Damien Romanov, si iblis tampan berwajah malaikat. The bastard, psychopath, cool and mysterious. Seorang pengacara handal, pemilik club tern...