Aliran Listrik Statis

2.4K 537 182
                                    

"Soy, dicariin Guanlin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Soy, dicariin Guanlin."

Ketukan pintu dan suara melengking khas ibunya Sohye menginterupsi aksi nangis bombai ala Sohye yang sedari tadi belum berhenti. Sekarang alasannya bertambah satu. Cilok dari Mina memang titisan setan.

Mina dan Yoojung malah sudah tergeletak di pojok kamar dengan berbotol-botol air dingin. Antara kepedasan dan kembung.

"Siapa, Ma?" Sohye menajamkan pendengarannya. Pasalnya ia mendengar mamanya menyebut nama Guanlin, tetapi tidak yakin kalau itu memang Guanlin.

"Guanlin. Ituloh yang tinggi ganteng yang kata kamu suka bikin dag dig dug serr."

Dari sofa ruang tamu, Guanlin menutupi bibirnya dengan kepalan tangan, menahan kekehan geli mendengar kalimat ibunya Sohye.

"Maaf ya, Lin. Dia tuh daritadi ngurung diri di kamar. Nangis sendiri. Anak muda jaman sekarang, putus cinta malah nangis-nangis bombai." Ibu Sohye menghampiri Guanlin dan duduk di salah satu sofa berbeda. "Nangisin kamu bukan, tuh?"

Pertanyaan itu kontan saja membuat Guanlin yang ingin menyesap sirup menjadi salah tingkah. Untung belum diseruput, kalau udah mungkin harga diri Guanlin akan jatuh untuk kesekian kalinya hari ini karena menyemburkan minuman.

"Ya enggaklah, Tan." Guanlin menyunggingkan senyum lebarnya. Tadinya ingin menambahkan kata; malah saya yang jadi korban terselubungnya.

Tapi enggak jadi. Bisa-bisa dia malah curhat colongan sama ibunya Sohye.

"Ngapain kesini?"

Guanlin dan ibunya Sohye lantas menoleh ke sumber suara. Dimana Sohye, yang masih mengenakan seragam, dasi yang miring ke kiri, sampai rambut yang lepek, menatap mereka dengan tatapan menginterogasi.

Dari balik pintu kamar, bisa terlihat Mina dan Yoojung yang mengintip pembicaraan mereka.

"Ya Allah, Soy. Ganti baju dulu, kek. Sisiran, kek. Mau ketemu cowok ganteng kok tampilannya kayak mau mandi."

Kalimat Ibu Sohye setidaknya membuat Guanlin yang tadinya cenat-cenut bingung mau ngomong apa jadi sedikit rileks. Enggak ibunya, enggak anaknya sama-sama punya bakat ngelucu meskipun enggak niat buat lucu.

"Malah ketawa lagi." Sohye mulai menggerutu tak sabaran. "Ngapain? Bukannya lo marah sama gue?"

Guanlin menggeleng. "Belum makan, ya?"

"Hah?"

"Pantes." Guanlin mengangguk-angguk. Sok menganalisa. "Lo resek kalo laper. Temenin gue makan, yuk?"

Setelah itu Guanlin bangkit. Pamit pada Ibunya Sohye dan membawa gadis itu keluar rumah. Tanpa berniat memperbaiki penampilannya sama sekali.

"Tante, keluar dulu, ya. Nanti saya balikin lagi dalam keadaan ketawa, tenang aja."

[1] Enthusiasm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang