Ada garis tipis yang memisahkan antara perasaan suka dan sayang....
Guanlin mengedarkan pandangan pada seluruh penjuru backstage. Kakaknya dan semua anggota klub tari ada di sana, tetapi ia tak juga menemukan Sohye diantara mereka.
"Sohye dimana?"
Padahal Guanlin bertanya pada Pinky, tetapi yang menoleh justru Chaeyeon dan Eunwoo. Alhasil pertanyaannya dijawab dengan jawaban absurd seperti;
"Eh, astaga, di datengin cogan."
"Subhanallah, ganteng banget, dek. Mau jadi gebetan kakak, nggak?"
Pinky buru-buru menoyor pundak Chaeyeon. "Nyebut, Chaey, ingat Sewoon. Katanya mau tobat."
Eunwoo mengangguk setuju. "Tuh, denger Chaey, ini tuh bagian gue."
"Lo juga." Pinky mencubit pipi kanan Eunwoo. "Ini nih akibat Ipang kebanyakan jualan kue lumpur. Kurang perhatian ya, lo?"
Guanlin pada akhirnya cuma bisa garuk-garuk pipi mendengar ocehan kakak kelasnya yang katanya it girl ini. It girl apanya? Otaknya somplak semua.
"Jadi, liat Sohye, nggak?" Suara Guanlin memecah aksi perdebatan tiga gadis dengan tipe wajah berbeda-beda ini. "Woi, kakak-kakak?"
Chaeyeon yang kalah debat sama Pinky lantas mendengus. "Tau tuh, katanya nggak pede. Padahal udah gue sulap jadi cantik."
"Dimana?"
"Di ruang ganti, lah."
Guanlin melengos. "Bilang, kek, daritadi." lalu melangkah cepat meninggalkan mereka dengan perasaan dongkol. "Dasar kakak somplak."
Pinky, Chaeyeon dan Eunwoo kontan saja menoleh dan memperhatikan Guanlin bersamaan.
"Apa tadi katanya?" Pinky menatap kedua temannya bergantian.
"Kakak somplak," gumam Eunwoo pelan.
"Kok ganteng-ganteng jahat." Ini komentar Chaeyeon yang langsung merasa sedih. "Ih, emang gue somplak?"
"Dasar adek kurang ajar."
"Adek?"
Pinky mengerjap. Sadar baru saja mengucapkan kalimat yang salah sehingga Chaeyeon dan Eunwoo menatap heran padanya.
"Maksud gue adek kelas, elah."
***
Sohye mematut dirinya di depan cermin. Keningnya berkerut aneh, hampir semua anggota klub tari memujinya berubah menjadi cantik karena tangan luar biasa Chaeyeon, tetapi dia malah merasa aneh dan tidak percaya diri karena berbeda dari biasanya.
"Eleuh cantik amat." Woojin membuka pintu ruang tunggu mereka dan menghampiri tasnya. Sepertinya mengambil sesuatu. "Bentar lagi giliran kalian. Lo nggak keluar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Enthusiasm ✔
Fiksi PenggemarAwalnya Kinandra Sania hanya ingin bergabung dengan klub tari agar tidak dipandang sebelah mata oleh gebetannya. Tetapi syarat bergabung yang diajukan oleh sang senior membuatnya terjebak pada seorang Lanadra Ghifari, ketua basket dingin tanpa ekspr...