"Heh. Lo nggak mau bilang makasih gitu ke gue?"
"... Harus ya?"
"Nih ya, anak tk juga tau. Orang, kalo mau minta tolong itu kudu diawali sama kata tolong dan diakhiri dengan terima kasih."
"Kan lo bukan nolongin, tapi tanggung jawab."
"Yaudah sini mana hp lo?"
"Buat?"
"Nge-add line gue."
"Untuk?"
"Katanya gue disuruh tanggung jawab. Kalo lo besok gegar otak, emang mau nyari gue kemana?"
Lanadra Guanlin menambahkan anda sebagai teman.
Disepanjang jalan, dari koridor utama sampai koridor lantai 3 dimana kelas 11-ipa-4 berada, Sohye tersenyum lebar seraya memandangi layar ponselnya.
Ini nih kalo ada Chaeyeon pasti dikatain kuntilanak pagi hari yang lagi patroli nyari mangsa.
Tapi ya nggak ada yang peduli sih, seakan-akan Sohye adalah makhluk yang tidak kasat mata.
"Coba di cek dulu itu kakinya napak apa enggak?"
"Loh kok?" Mina mengernyit pada Yoojung. "Emang ngapa kalo nggak napak?"
"Ya berarti dia beneran kuntilanak."
Ya emang dasarnya Kanaya Mina rada tulalit sih, apalagi masih pagi, sinyalnya kayak wifi yang baru dinyalain.
"Napak kok, Jung. Alhamdulillah, bukan kuntilanak!"
Yoojung berdecak sebal. Sebisa mungkin menjauhkan tubuhnya dari Mina. Takut ketularan tulalit. Jadi dia berlari kecil menyusul Sohye yang berjalan ria di depannya.
"Kemarin pulang jamber lo?" Yoojung berjinjit mengaitkan lengannya pada pundak Sohye. Nggak usah ketawa, Yoojung emang kekurangan asupan kalsium.
Sementara Sohye mengulum senyum. Pertanyaan Yoojung mengingatkannya pada kejadian semalam. "Habis maghrib."
"Eh gila lo. Nggak takut sama kuntilanak?" Yoojung memekik. Tapi setelah mendapati Sohye malah menggeleng dengan raut biasa-biasa saja, dia langsung menambahkan. "Ya iya sih, ngapain juga mbak kunti ngegangguin lo. Kan lo mirip kawanannya."
Seharusnya sih, Sohye marah pas Yoojung bilang gitu. Seharusnya. Tapi hari ini beda, Sohye malah ketawa lebar.
"Apa kemarin itu dibantuin mbak kunti, ya, makanya bolanya nyasar ke jidatnya dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Enthusiasm ✔
Fiksi PenggemarAwalnya Kinandra Sania hanya ingin bergabung dengan klub tari agar tidak dipandang sebelah mata oleh gebetannya. Tetapi syarat bergabung yang diajukan oleh sang senior membuatnya terjebak pada seorang Lanadra Ghifari, ketua basket dingin tanpa ekspr...