Awalnya Kinandra Sania hanya ingin bergabung dengan klub tari agar tidak dipandang sebelah mata oleh gebetannya. Tetapi syarat bergabung yang diajukan oleh sang senior membuatnya terjebak pada seorang Lanadra Ghifari, ketua basket dingin tanpa ekspr...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jadi lo suka sama Woojin?"
Pertama-tama, alasan mengapa Sohye bisa terdampar di sudut lapangan bersama Guanlin adalah karena cowok tinggi itu mencegatnya ketika Sohye bersama teman-temannya menuju kantin.
Sembari memainkan sedotan dari minuman dingin yang diberikan Guanlin, Sohye mengangguk, sama sekali tidak mendongak untuk menatap cowok itu.
Entah. Apa ini hanya perasaan Sohye atau memang begini, tetapi hari ini Guanlin aneh. Dia bersikap seolah-olah dia lupa kalau kemarin itu mereka habis bertengkar, berbaikan, lalu bertengkar dan berbaikan lagi.
Hari ini, tidak ada tatapan mengintimidasi dari cowok itu. Juga tidak ada sikap yang dingin. Guanlin yang berubah atau memang Sohye yang sudah mulai terbiasa dengan Guanlin?
"Kenapa?"
Kali ini Sohye mendongak. Kedua manik matanya bertemu dengan sepasang manik gelap milik Guanlin. Membuat jantungnya berdegup cepat seperti baru saja berlari marathon. Spontan saja ia menyentuh dadanya dan membuang muka.
"Apanya?"
"Kenapa lo suka Woojin?"
Sohye sudah sering mendengar pertanyaan ini dari teman-temannya. Tetapi kali ini yang bertanya adalah Guanlin. Rasanya ada yang berbeda. Sedikit aneh.
"Karena dia baik?" Sohye menjawabnya hati-hati. Entah kenapa. Sohye hanya ingin jawabannya tidak membuat Guanlin salah paham.
Salah paham? Sohye memejamkan matanya sejenak. Kenapa juga dia harus memikirkan perasaan Guanlin, demi Tuhan.
Ya emangnya elo. Suka marah-marah. Batin Sohye panik. Ditatap seperti itu membuat sistem keseimbangannya goyah. Ia berdeham, mencoba menaikkan sedikit nada suaranya. "Ya baik. Dia tuh sabar juga. Yang ngajarin gue latihan tari kan dia, tau. Kak Chungha mah migrain duluan ngajarin gue. Udah gitu ngata-ngatain tarian gue kayak pinguin sawan lagi."
Guanlin tergelak. Membuat Sohye tersentak. Ia bersumpah, ini tawa paling menakjubkan yang pernah ia lihat sepanjang mendekati Guanlin. Matanya menyipit, lesung pipit di pipi kirinya timbul dan ini pertama kalinya Sohye melihat Guanlin tertawa lepas hingga gusinya terlihat. Cowok itu tampan, tapi jauh lebih tampan saat tertawa lepas seperti ini.
Sebentar, apa Sohye baru saja memuji seorang Lanadra Guanlin?
Tawa Guanlin mereda dan kini ia mengangguk-angguk. "Jadi sekarang lo seneng dong masuk klub tari, ketemu Woojin terus, kan?"
Sohye mengangguk lagi. Berkat lo, gumamnya di dalam hati. Diam-diam ia menghela napas, merasa bersalah.