Sebenarnya

2.4K 518 198
                                    

"Selamat ulang tahun, adiknya kakak Pinky yang paling ganteng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat ulang tahun, adiknya kakak Pinky yang paling ganteng."

Guanlin berdecak sebal. Kakaknya itu berdiri di ambang pintu kamarnya dengan senyum lebar. Guanlin tahu apa maksudnya.

"Kalau gini aja gue dianggap adek. Selebihnya pura-pura enggak kenal."

Pinky makin melebarkan senyumnya seraya mendekati Guanlin. Menduduki kursi belajar Guanlin sebelum berkata. "Antisipasi. Satu sekolah bakal heboh kalau tau lo ternyata adek gue. Kita harus sadar diri sama gen bagus kita."

"Halah. Kalau lo sama si biru dongker depan rumah itu pacaran, baru satu sekolah bakal heboh."

Guanlin enggak pernah paham. Sejak awal dia sekolah di SMA 101, kakaknya itu terus menjaga jarak dengannya. Padahal, Guanlin pikir kalau satu sekolah tau bahwa Pinky adalah kakaknya, mungkin sekolah akan gempar dan menobatkan keduanya sebagai kakak-adik dengan gen paling bagus di sekolah.

"Ngomong-ngomong, lo nggak ada rencana keluar, gitu, ngerayain ulang tahun? Atau traktir gue, mungkin? Lo kan jones."

"Sok tau." Guanlin mencibir. "Nggak usah berharap, gue udah punya orang buat diajak jalan."

Pinky membalasnya dengan cibiran juga. "Halah, paling si somai. Lo nggak bosen apa, gebetan temen sendiri itu."

"Sok tau."

"Atau si kuntilanak siang hari?"

Melihat Guanlin yang malah salah tingkah dan bukannya menjawab, Pinky akhirnya memahami jika jawabannya tepat sasaran. Gadis itu memalingkan wajahnya kearah jendela dan mulai merasa bersalah ketika melihat raut sang adik terlihat semringah. Tapi sedetik kemudian ia menggeleng. Mengingat sikap adiknya yang terlalu dingin itu, mana mungkin Guanlin beneran baper pada Sohye.

"Enggak. Mana mungkin dia suka sama Sohye."

***

"Kak, ayo jalan."

Pinky yang sibuk meraup keripik singkong dengan mata yang mengarah lurus pada layar televisi melirik jam dinding ruang tengahnya. Pukul  1 siang. Tatapannya beralih pada sang adik yang sudah rapi dengan celana denim, kaus abu-abu serta jaket yang menggantung di pundak kirinya.

"Nggak jadi pergi sama Sohye?"

Guanlin menggeleng. Cowok itu mengambil posisi di sebelah kiri Pinky dan ikut-ikutan meraup keripik. "Katanya mau kondangan sama bokapnya." Lalu ia memasukkan keripik itu ke mulutnya.

Melihat ekspresi Guanlin yang telihat datar-datar saja meskipun Sohye membatalkan acaranya, membuat Pinky merasa lega. Merasa intuisinya benar.

"Lo harusnya bersyukur punya kakak cantik kayak gue. Jadi nggak keliatan jones banget." Pinky akhirnya bangkit setelah mengoper bantal sofa yang ia peluk pada Guanlin. "Tunggu sebentar, gue siap-siap dulu."

[1] Enthusiasm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang