"Apa-apaan kau ini!.. Memangnya aku apa sampai kau sebegitu inginnya aku menjadi kekasihmu". Bukannya apa, hanya saja Baekhyun benar-benar telah lelah melewati masa kritisnya.
Ia sudah cukup untuk bersabar menghadapi pria tinggi ini dengan bijak, tapi yang Baekhyun tahu jika orang ini terlalu bebal.
"Aku bilang aku tidak mau berurusan denganmu lagi!". Baekhyun menggertak. "Sudah cukup!".
Baekhyun pergi dengan setitik air di matanya.
Dan Chanyeol melihatnya.
.
Buruk untuk mengetahui jika hal ini membuat Baekhyun sedikit tertekan, selalu ada saja sesuatu yang membuatnya kesal setiap hari, bullyan yang tak berhenti walaupun sudah lebih baik, dan akhir-akhir ini ia sering absen berlatih hapkido.
"Ini tidak membantu, sebentar lagi kejuaraan akan segera tiba, kalau kau terus absen.. Kau bisa di gantikan dengan yang lainnya".
Baekhyun membungkuk.
"Jangan hanya karna kau menganggap dirimu sudah melampaui yang lain, kau bisa seenaknya!".
"Jeoseonghamnida".
Hari yang melelahkan.
"Asih!! Sial, sial.. Kenapa rasanya baru kemarin aku merasa tenang". Seperti mimpi buruk.
Baekhyun benar-benar akan absen dari kejuaraan hapkido, sesuatu yang sangat bisa membuatnya turun drastis.
Tak sangka ia menemukan Kris di ruang ganti bersama seorang teman yang biasa Baekhyun lihat selalu bersama Kris. Itu adalah Kai.
Baekhyun ingin menghampirinya.
"Kau tahu aku hanya menyukai Tao, kami sedang dalam hubungan serius".
Tapi sejurus kemudian, ia mendengarnya. Sangat jelas di telinganya.
"Jadi kenapa kau mendekati atlit hapkido itu, kau hanya mempermainkannya?". Kris mengedikan bahunya.
Baekhyun tidak bisa mempercayai hal ini, akhir-akhir ini ia dan Kris selalu menghabiskan waktu bersama, dan Baekhyun yakin jika Kris tidak sejahat itu mempermainkannya.
"Kau tidak menyukainya?".
"Tidak, sama sekali".
Tidak adakah seseorang saja yang menginginkan dirinya bahagia, Kris bahkan telah menyakitinya lebih dari apapun.
"Hiks... Hiks"
.
"Lalu kenapa?, kau melakukannya.. Seperti memberi harapan". Kai benar-benar bingung saat ini.
"Kau tahu Baekhyun adalah orang yang Chanyeol incar".
"Apa!! Jadi ini tentang Chanyeol". Kris mengangguk.
"Aku pikir untuk menghentikannya seperti biasa. Tapi untuk Baekhyun, aku tidak yakin tapi aku jelas melihat Chanyeol bersungguh-sungguh untuk hal ini".
"Maksudmu? Dia benar-benar menyukainya".
"Aku melihat sendiri dia hanya bisa diam saat Baekhyun tertangkap matanya sedang menangis, dia sama buruknya".
Tunggu? Kai masih tidak mengerti.
Kris tiba-tiba tertawa.
"Kurasa Baekhyun adalah jawabannya".
.
"Kris apa?..".
"Aku harus mempercayainya walaupun aku tidak sanggup". Luhan tengah bersama Sehun, tapi sedetik kemudian ia melihat Baekhyun berdiri di depannya dengan wajah penuh air.
"Sudahlah.. Kau akhirnya tahu walaupun harus dengan cara ini". Baekhyun terus menangis walaupun ia tahan mati-matian untuk tidak berteriak.
Sehun yang berada di sekitar mereka juga merasa prihatin, walaupun tidak terlalu dekat hubungannya dengan Baekhyun. Ia ikut merasa sedih.
"Tidak ada yang lebih menyakitkan dari ini".
"Aish, kau ini.. Yang terpenting adalah cara kau melupakannya. Jangan berlarut-larut".
Baekhyun mengangguk.
Walau nyatanya hari ini dan hari berikutnya ia tak dapat melupakannya, Kris adalah orang yang ia kagumi sejak lama dan melupakan begitu saja rasanya sangat tidak mungkin baginya. Semuanya terlalu sulit.
.
Hari ini harusnya Baekhyun sudah berada di tempat kejuaraan hapkido, tapi berhubung ia sudah di gantikan dengan tidak manusiawi. Ia hanya pasrah sambil memperhatikan guru yang sedang membahas materi di depan.
Baekhyun pikir, Coach terdahulunya selalu menganak emaskan dalam segala hal, tapi bahkan sekarang ia hanya di anggap biasa saja. Perubahan signifikan itu tentu membuatnya kehilangan gairah. Baekhyun rindu semua itu.
"Yakk". Chanyeol memanggilnya dengan suara yang di pelankan. Baekhyun meliriknya tak minat.
Membawa mata melototnya pada Chanyeol yang di balas dengan senyuman jenaka.
Chanyeol menunjukan tulisannya.
Kupikir kau absen karna menghadiri kejuaraan itu.
"MWO!!". Ia berdiri.Tidak ada yang tahu bahwa pertanyaan sensitif itu membuatnya ingin marah tanpa sebab.
"Ehem! Byun Baekhyun".
"Ne Saem". Baekhyun sadar dari tindakan spontannya.
"Kau tahu tidak pilihan lain selain keluar dari kelasku jika membuat keributan".
"Ne Saem, saya tahu". Baekhyun pergi dari kelas dengan tatapan kebencian dari beberapa siswa yang menatapnya tak suka.
Sial.
"Saem".
"Ya, Park Chanyeol".
"Saya harus ke kamar kecil".
.
Dia memeras ujung pakaiannya tanpa sadar.
"Arrgh.. Tidak bisakah menjadi lebih buruk lagi". Dia berjalan tak tentu arah.
Sebelumnya tidak seperti ini, Baekhyun tidak seharusnya mendapatkan perlakuan seperti ini. Terlebih ia tak melakukan kesalahan apapun tapi bahkan semua orang tidak bisa membiarkan dirinya tenang barang sehari saja.
Ingin rasanya ia memukul seseorang, atau mungkin menangis.
"BAEK..".
Ia berbalik, tatapan tak suka ia tunjukkan pada seseorang yang baru saja memanggilnya.
"Ah.. Baekhyun-ah". Dari arah berlawanan satu orang lain datang dari arah punggung Baekhyun. Itu Kris.
Baekhyun muak.
Ia berjalan lurus, tangannya mengapit sempurna pada lengan sosok lain yang lebih dulu memanggilnya. Mengabaikan Kris yang memandang tak percaya dari belakang.
Baekhyun menggandeng Chanyeol?
•
•Annyeong, duh? Maafkeun diriku yang telat update, berhubung mau UNBK jadi harap maklum sekalian.
Doain saya lulus yah chingudeul..
Segitu ajah, salam
Bow!
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Why? [COMPLETE]
FanfictionByun Baekhyun adalah perusuh sekolah yang sialnya berprestasi di olahraga Hapkido, sedangkan Park Chanyeol adalah pangeran sekolah yang ramah dengan fansnya yang banyak. Suatu hari mereka bertemu. "Aku mendapatkan video tentangmu yang berdandan sepe...