Chapter 13

2.9K 340 12
                                    

Awalnya semua teras benar dan baik-baik saja. Di matanya, ayah dan ibunya tampak seperti pasangan pada umumnya. Chanyeol hanya anak kecil yang akan tersenyum dengan kemesraan yang orang tuanya umbar.

Tapi setelah beberapa bulan setelah ulang tahunnya yang ke-7, dia mendapati kedua orang tuanya bertengkar di depan wajahnya, tidak ada yang tahu pasti kenapa mereka bertengkar, saat itu Chanyeol hanya bisa menangis saat sang ibu menampar ayahnya dan menyajikan air mata di wajah ibu.

Hingga kata 'Selingkuh' yang ia dengar dari sang ibu. Sang ayah mempermainkan perasaan ibunya dengan menghubungi wanita lain dan mengkhawatirkannya setiap hari.

Saat itu bulan desember sedang dingin-dinginnya, suasana di rumahnya tidak pernah sedingin angin saat salju turun dan menciptakan badai. Chanyeol kembali di kejutkan dengan tulisan tangan sang ibu di note, di sana juga ada map berisi berkas yang tidak ia ketahui apa isinya.

Yang kini ia tahu bahwa surat itu adalah surat cerai kedua orang tuanya.

'Jaga dirimu, Chanyeol. Ibu sudah mengambil keputusan untuk tetap membiarkanmu di sisi ayah. Dia akan menjagamu'

Seperti itulah tertulis. Hatinya hancur saat tahu apa arti kata berpisah, ia melampiaskan dengan merusak apapun yang ada di sekitarnya. Bertahun-tahun kemudian ia mengerti, menyadari bahwa tak ada gunanya menangisi hal ini.

Hingga awal musim semi datang saat umurnya menginjak 10, sanga ayah membawa seorang wanita paru baya yang tengah mengandeng tangan anak yang kira-kira seumuran dengannya.

"Chanyeol, beri salam pada bibi Wu".

Bencana yang sebenarnya telah muncul. Sejak saat itu ia mencoba mencari tahu keberadaan sang ibu, setelah beberapa minggu ia mencari tahu akhirnya ia menemukan sang ibu. Jangan tanya kenapa ia bisa menemukannya, Chanyeol menyewa detektif dengan bantuan sekertaris ayahnya tanpa membuat sang ayah mengetahuinya.

Chanyeol sedang berada di bandara.

Chanyeol melihat dengan mata kepalanya sendiri saat sang ibu di bawah oleh pria tua berjas licin itu.

"Ibu?".

"Siapa anak ini?". Tanya pria berjas itu.

"Tidak tahu, aku tidak mengenalnya".

"Jja.. Bocah, apa yang kau cari, Ibumu di mana?". Pria tua membuatnya naik pitam, ia menatap ibunya yang terlihat acuh tak acuh padanya.

"Ibu! Ini aku, Chanyeol bu!". Chanyeol ngotot di depan ibunya.

"Kau salah orang, aku bukan ibumu".

"Tidak! Kau ibuku".

"Anak ini, ayo aku antar kau ke bagian informasi, siapa tahu_".

"Aku bukan anak hilang! Berhenti memanggilku bocah, Pria tua! Aku hanya ingin bertemu ibuku". Chanyeol belum sempat menatap ibunya.

PLAKK!

"Aku tidak pernah menginginkan anak kurang ajar seperti dirimu". Sang ibu menamparnya, tak ada sedikitpun penyeselan karena dalam diri ibunya saat menamparnya.

"Pergi ketempat ayahmu itu!".

Mungkin, saat itulah sifat Chanyeol berubah drastis. Ia akan menyimpannya dengan baik, ingatan tentang percakapan terakhir kali dengan ibunya.

Chanyeol menyembunyikannya dengan baik, menjadi Chanyeol yang baru dengan tampilan sama. Kehidupan keluarganya juga berjalan alot, ia bahkan tak segan untuk saling melempari Kris  -yang kini ia tahu sebagai anak dari bibi Wu- dengan apa yang ada di sekitarnya.

Entah kapan itu terjadi, Chanyeol tak terlalu ingat, ia hanya ingat bagian seorang siswi mendatanginya dan memintanya untuk menjadikan dirinya sebagai kekasih siswi itu. Chanyeol saat itu hanya mengangguk sebagai jawaban.

Siswi itu sangat senang saat tahu bahwa Chanyeol menerima, Jadi setiap hari di jam istirahat siswi tersebut akan membawakan bekal untuk Chanyeol. Saat itu Chanyeol menerimanya dengan senyuman manis dan siswi itu tidak bisa tidak bahagia. Tidak setelah mereka sampai di atap saat Chanyeol mengajaknya untuk makan bersama di atas rooftop, Chanyeol melempar bento tersebut di depan wajah siswi itu dan membuatnya menangis tersenduh.

"Aku mau putus". Chanyeol dengan seenaknya memutuskan hubungan.

Kini tinggalah tangis si siswi tersebut, karna keesokan harinya Chanyeol sudah memiliki kekasih lain, dan seterusnya seperti itu. Tidak ada yang benar-benar bertahan lebih dari seminggu dengan Chanyeol.

.

Suasana mencekam terasa di ruang tamu di mansion keluarga Park. Sang pemilik rumah beserta istrinya memang sedang berada di luar negri untuk keperluan bisnis.

Jadi tinggalah Kris dan ibu tirinya, lebih tepatnya ibu Chanyeol. Omong-omong Chanyeol belum sampai, mungkin sebentar lagi.

"Kau Kris?".

"Benar bibi". Jawabnya kaku.

"Wajahmu lebih condong ke arah ayahmu dari ibumu". Kris tersenyum.

Tepat saat itu pintu kediaman Park di buka dengan suara keras, alasannya saat Chanyeol berdiri di depan pintu dengan nafas terengah-engah.

"Chanyeol?". Sang ibu sudah menanti saat ini, saat putranya menatapnya dengan tatapan kebencian.

Ia tersenyum maklum.

"Kemari! duduk di sebelah ibu". Chanyeol mendengus, Kris hanya dapat menebak-nebak, ia sudah keringat dingin karna aura keduanya menguar.

Entah apa yang akan terjadi selanjutnya. Chanyeol masih di ujung pintu dengan tatapan dinginnya sedangkan wanita paru baya yang di sebut sebagai ibu kandung Chanyeol ini menampilkan sikap tenangnya.

.

Baekhyun tak bisa tidur malam ini, terlalu banyak hal yang membuatnya susah menutup mata walaupun sudah beberapa kali ia menguap tapi tak kunjung kantuk menyerangnya.

Semua karna Chanyeol dan semua salah Chanyeol, otaknya penuh dengan pemilik senyum idiot itu. Hanya karna ciuman di ujung hidungnya Baekhyun menjadi seperti.

Jangan salahkan dirinya jika besok ada kantong mata berwarna hitam di bawah matanya.

"Arghh.. Sialan!".



To Baek Chantinue..

Konfliknya saya ambil dari film Chinesse 'All about secret' selebihnya itu murni hasil nguras otak saya. Saya gk

Review dong! Saya pengen hasil kerja mikir saya di hargai dengan review kalian.. Ok, segitu aja. Tunggu aja lanjutan ceritanya.

XoxO

.

e)(o

Why Why? [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang