Baekhyun menatap makanannya tak minat, beberapa kali mendengus tak suka. Baekhyun tahu ia kekanakan, tapi coba berkaca siapa yang lebih tidak dewasa di sini.
Chanyeol dengan senyum mengerikannya tak berhenti memandangi Baekhyun sejak ia menarik Baekhyun ke cafe terdekat.
"Jadi.. Bisa kita mulai?".
"Jangan tanya aku! Aku malas".
"Hei, hei.. Maaf karena memaksamu kemari, aku sungguh tak bermaksud. Hanya saja, Baek. Kau benar-benar butuh di perlakukan seperti tadi". Baekhyun yang semakin kesalpun menegakan badannya dan menatap sengit kedua oak kembar milik Chanyeol.
"Kau itu pemaksa, egois. Walaupun aku melihatmu begitu rapuh tadi, aku tak akan bersikap lembut untuk itu".
"Aku terima itu".
"Hyaa! Aku belum selesai bicara". Chanyeol membuat gerakan men-risleting mulutnya.
"Aku ingin pembuktian dulu". Chanyeol melongo di tempat.
Tunggu! Apa itu sebuah yes.
.
Sejak saat itu Chanyeol selalu berada paling tidak tiga langkah dari Baekhyun yang tak pernah sedikitpun lepas dari matanya.
"Berhenti melubangiku dengan pandanganmu itu!".
.
Baekhyun selalu ketus padanya. Tapi Chanyeol yakin itu hanya pertahanan Baekhyun supaya tidak terlalu cepat terjatuh dalam pesona Chanyeol, karena Chanyeol itu tampan luar biasa.
"Baek. Chanyeol tampan loh? Kenapa kau tidak menerimanya saja si!". Baekhyun memberi tatapan tidak percaya pada Luhan, lalu orang yang di samping Luhan sendiri hanya ikut mengangguk. Bagus, Luhan dan Sehun memang selalu kompak tapi sungguh Baekhyun tidak perlu menjabarkan kenapa ia sangat ingin melenyapkan keduanya.
"Kau berlebihan, dia tidak setampan itu".
"Kau salah. Kalau kau berpatok pada tipemu, kau jelas-jelas tidak akan menemukan satupun di dunia ini.. Dan Chanyeol adalah peluang bagus, ia barang bagus".
"Luhan! Kau ini bicara apa". Baekhyun menyindirnya. Sejak Luhan dan Sehun mengenal Chanyeol secara resmi mereka langsung memanggil Chanyeol tanpa tambahan pangeran atau hal konyol lainnya.
"See, Dia mendekati sempurna. Bahasa kerennya Boyfriend Material sekali, semua orang menginginkannya untuk di gandeng saat jalan. Semua itu artinya termasuk kau".
"Luhan, kau di bayar berapa untuk begini gigih mendorongku untuk menerimanya". Luhan menggeleng-geleng.
"Tidak, tidak. Aku cuma berpikir realistis dan Chanyeol yang sudah terlalu menyukaimu. Itu poin pentingnya".
"Huh! Kau sungguh membantu, Lu". Sindirnya kembali.
"Senang melakukannya. Dan kutanya padamu, kenapa kau kemari dengan mengendap-ngendap. Kau melarikan diri darinya?". Karena pertanyaan itu Baekhyun baru sadar jika tadi ia datang dengan mencurigakan di sudut perpustakaan kota dan beruntungnya Baekhyun karena menemukan kedua sejoli ini di sini.
"Ah! Itu.. Tidak ada".
"Kau berbohong!".
"Tidak!_".
"Baekhyun!!!". Baekhyun berbalik. Dan Luhan berkata.
"Nah! Kau bohong". Dengan tarikan alisnya.
.
Baekhyun berubah masam saat tangannya di gandeng Chanyeol.
"Thanks, Luhan-ah.. Kami akan pergi".
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Why? [COMPLETE]
FanfictionByun Baekhyun adalah perusuh sekolah yang sialnya berprestasi di olahraga Hapkido, sedangkan Park Chanyeol adalah pangeran sekolah yang ramah dengan fansnya yang banyak. Suatu hari mereka bertemu. "Aku mendapatkan video tentangmu yang berdandan sepe...