Chapter 10

3.7K 387 5
                                    

Baekhyun mengendap-endap di sepanjang koridor, matanya terus menatap kesana kemari dengan serius, memastikan sesuatu yang tidak di lihatnya pagi ini.

Ia sengaja berangkat lebih pagi untuk menghindari macet di jalan seoul, selain itu Baekhyun juga lupa menyalin tugas rumahnya dari Sehun yang akhir-akhir ini dekat dengannya dan dengan senang hati memberi Baekhyun salinan pr-nya.

"Baekhyun?".

"Akh!". Ia jatuh tersungkur kebawah saat suara bariton itu menyerukkan namanya, Baekhyun melihatnya dari bawah hingga atas.

"Apa suaraku membuatmu kaget?". Baekhyun tersenyum masam, ia menggeleng. Ia lantas berdiri dan seolah menepuk debu di pakaiannya.

"Tidurmu nyenyak?".

"A.. Ouh? Ya". Baekhyun jadi linglung seketika, lagipula Baekhyun pikir kenapa orang ini menanyakan hal tersebut padanya, yang benar saja.

"Ah.. Baekhyun-ah". Dari arah belakang Baekhyun muncul Sehun yang berjalan santai sambil menenteng tas sekolahnya. "Chanyeol-ssi,.. Selamat pagi". Sehun membungkuk.

Sehun melihat Baekhyun melihatnya.

"Kajja!". Tangannya di tarik paksa oleh Baekhyun, Sehun lantas kembali membungkuk sebelum meninggalkan Chanyeol.

.

"Kalian datang bersama?".

"Tidak mungkin, aku hanya kebetulan bertemu dengannya di koridor". Sehun mengangguk atas jawaban Baekhyun.

"Tapi tumben sekali pangeran Chanyeol berangkat sepagi ini, kalau kau sih aku tahu alasan kau berangkat sepagi ini.. Apa mungkin_".

"Apa yang mungkin dan apa yang tidak mungkin eoh? Sudahlah, cepat kemarikan bukumu". Sehun mendengus sebelum memberikan bukunya.

"Jika kau cukup pintar, kenapa tidak kau kerjakan pr-mu seperti orang pintar sesungguhnya".

"Mwo!?". Baekhyun melihat Sehun sengit, Sehun melambaikan tangannya sambil menggeleng, mengatakan seolah itu bukan darinya.

Chanyeol entah dari mana muncul dari arah punggung Baekhyun.

"Jadi sekarang kau lupa suaraku?".

"Mwoya? Apa maksudnya itu?". Sementara Baekhyun mencatat sesuatu di buku tulisnya, Chanyeol hanya bisa mengamatinya, sedangkan Sehun sudah pergi dan duduk anteng di bangku lain.

Chanyeol memangku tangannya di meja sedangkan matanya mengawasi Baekhyun sedari tadi, Chanyeol tertawa dalam hati kenapa Baekhyun yang gugup sangat menyenangkan untuk di lihat.

"Apa lihat-lihat!". Baekhyun sadar akan dirinya yang terus di amati, bukan sesuatu yang baru juga untuknya di tatapi seperti itu apalagi oleh si park satu ini, tapi yah, Baekhyun rasa ia mulai berkeringat di sana-sini karna Chanyeol menatapnya.

"Memangnya kenapa?". Bagus, Baekhyun tak punya bahan lain untuk membalas ucapan Park Chanyeol, apalagi setelah dahi itu mengerut lucu dengan seulas simpul dari bibir Chanyeol mampu membuatnya diam.

Astaga! Apalagi ini.

Baekhyun memilih untuk kembali mencatat sementara Chanyeol mengamatinya dengan intens.

.

Saat jam istirahatpun terasa lebih buruk, Baekhyun tak menemukan alasan apapun untuk kabur atau lari hadapan seseorang, terlebih seseorang kini mencegah dengan cengkraman yang cukup kuat.

Walaupun Baekhyun hebat dalam berkelahi atau menendang, tapi tetap saja ia akan kalah oleh tubuh besar segede kingkong ini.

"Kris__".

"Kumohon?". Baekhyun bukan orang yang berbelas kasih, tapi setidaknya ia terlebih mengambil nafas lalu membuangnya sebelum wajah Kris.

Mereka atau lebih Kris meminta penjelasan.

"Kenapa?". Hah! Baekhyun sempat mendengus kesal walau pipinya sudah semerah tomat karna tatapan cool Kris menatapnya.

"Molla!? aku hanya tak bisa menjelaskannya, aku lebih baik menjauh daripada jadi bahan percobaan orang". Baekhyun menatap Kris garang yang sebenarnya sangat lucu di hadapannya.

"Hmm, kau salah Baek". Baekhyun mengernyit.

"A-apa katamu?!". Kris lagi-lagi menggeleng, ia merasa lucu untuk situasi ini.

"Maaf, karna memang aku memanfaatmu untuk suatu tujuan, tapi ketahuilah bahwa itu murni bukan untuk mempermainkanmu". Kini alis Baekhyun suatu bertaut sempurna.

"Aku tahu aku salah, dan satu hal yang harus aku tahu. Aku senang saat mengetahui kau orang yang cocok". Kris membungkuk untuk itu. "Aku minta maaf".

Lalu melihat Baekhyun sekilas yang tampak kebingungan, tapi anehnya Kris malah tersenyum lalu menghampirinya dengan menepuk sebelah pundak Baekhyun sebelum pergi.

"Dan terima kasih".

Baekhyun memastikan dirinya berbalik dan menatap punggung Kris yang semakin menjauh.

"Mwoya? Barusan apa?". Tanya Baekhyun.

Fakta bahwa seratus persen ia melupakan kenapa kemarin dirinya menangis karna Kris membohonginya, masalah ini selesai bukan berarti masalah lain tidak boleh kembali menghantuinya, ia justru tengah banyak berpikir untuk ini.

"Aishh, Jinjja!? Apa maksud Kris sebenarnya". Ia mengusak tatanan rambutnya dengan frustasi.


Hai, hai~ maafkan saya karna telat update eoh. Maklumlah yang baru aja ngerayain hari kelulusan/ciee/ bakalan kangen deh sama moment" pas sekolah./malah curhat/

Sekian dari cuap-cuap saya, saya gk bisa janjiin kapan bakal update cepet tapi kalo chingudeul nyemangatin saya dan nyempetin voment. Saya bakal ngusahain update nih cerita sampe kelar.

Baca juga cerita saya yang lain y,

See U, Bow!

Why Why? [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang