Suasana kantin yang ramai memang selalu terlihat saat jam makan siang, banyak dari siswa yang bahkan tidak kebagian meja dan terpaksa memakan makanannya di kelas.
Baekhyun sendiri beruntung bisa mendapatkan meja yang jauh nan tenang di ujung kantin, bersama dua sejoli yang tak terpisahkan Luhan dan Sehun.
Mereka terlalu akrab untuk ukuran teman menurut Baekhyun.
"Oh yah? Apa aku sudah mengatakan kalau ulangan harian di ajukan menjadi hari ini". Luhan melihat Baekhyun menyemburkan minumannya, sedangkan Sehun mengangguk.
"Sial, kau tidak mengatakan apapun hari ini". Protes Baekhyun.
"Dan hari ini sudah".
"Maksudku tadi pagi". Ralat Baekhyun.
"Cho saem baru memberitahuku tadi". Baekhyun mendesah, melihat dua temannya tampak sah-sah saja dengan pembicaraan mereka. Apalagi Sehun yang sedatar tembok sekolah.
"Setelah jam makan siang".
"Apa?".
"Ulangan-nya".
"Jangan bercanda".
.
Baekhyun memasukan semua alat tulisnya ke dalam tas lalu menyampirnya di pundak untuk ia bawa, pelajaran hari ini sangat melelahkan mengingat tadi ia harus berfikir ekstra keras untuk ulangan.
Beruntunglah hari ini tidak ada yang menganggunya, kecuali suara bisikan Chanyeol yang terus menganggunya saat pelajaran berlangsung. Tapi untunglah karna Baekhyun tidak tersulut emosinya yang sewaktu-waktu bisa membakar Chanyeol hidup-hidup dan membuangnya di ujung dunia.
Ia sedikit bisa bernafas, karna hari ini mulai latihan hapkido seperti biasa, melupakan sejenak masalah yang datang silih berganti tanpa permisi.
Tapi setidaknya dengan sedikit kesibukan di club, ia bebas keluar masuk sekolah karna alasan ini.
Dan ia tidak perlu menghadapi tatapan aneh yang belakangan ini ia dapatkan, ia juga tidak akan di pelototi oleh kang si ketua fansclub itu.
Paling penting, ia tidak perlu bertatap muka dengan dua pemuda yang katanya flower boys sekolah ini.
Persetan dengan semua itu, ia hanya ingin melupakannya.
"Aku pikir kau berubah setelah aku melarangmu untuk ikut di kejuaraan".
"Coach?". Wajahnya yang tegas itu sesekali tersenyum, sembari mengawasi anak didiknya yang lain.
Ia berdiri di samping Baekhyun.
"Aku melakukannya supaya kau bisa menghargai sesuatu". Baekhyun menengguk air botolnya untuk sedikit mengatasi kekeringan di tenggorokannya. Memperhatikan Coach-nya dengan seksama.
"Aku tahu pelatih Kim selalu menganak emaskan dirimu, dan saat aku mulai menggantikannya aku tahu kau punya bakat.. Hanya saja kau terlalu berbangga diri dengan bakatmu itu".
"Maksud Coach?". Pelatih Ma tertawa.
"Itu hanya ujian, aku ingin mengukur seberapa kerasnya kau berusaha. Dan aku tahu hasilnya akan memuaskan".
Baekhyun mungkin akan berpikir yang macam-macam tentang pelatihnya ini, pertama pelatihnya itu orang yang mesum. Ini terbukti saat sebelum pelatihnya menepuk pundak Baekhyun, Baekhyun melihat ia beri wink yang terkesan genit walaupun di akhiri dengan gelak tawa pelatihnya.
Kedua, pelatihnya ini semacam mempunyai sifat alter ego yang bertolak belakang. Setelah tadi dengan sikap manisnya, pelatihnya itu mulai meledak-ledak karna latihan tengah berlangsung dan kejuaraan lain tengah menanti mereka. Dan sebagai pelatih ia termasuk keras saat mengajar anak didiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Why? [COMPLETE]
FanfictionByun Baekhyun adalah perusuh sekolah yang sialnya berprestasi di olahraga Hapkido, sedangkan Park Chanyeol adalah pangeran sekolah yang ramah dengan fansnya yang banyak. Suatu hari mereka bertemu. "Aku mendapatkan video tentangmu yang berdandan sepe...