Chapter 18

2.4K 285 8
                                    

Chanyeol kalang kabut, ia di kuasai kabut emosi. Dirinya bahkan dengan berani mendorong Baekhyun, lalu dirinya sadar akan kelakuannya dan mengusak rambutnya kasar.

Baekhyun kembali mendekat dengan tatapan prihatinnya.

"Kau mengetahuinya?". Baekhyun mengangguk dengan tenang, ia meraih sebelah tangan Chanyeol untuk di genggamnya. Memberi penenang walaupun dirinya tidak yakin itu akan berhasil.

Dengan memeluknya, Baekhyun harus melakukannya. Menepuk pundak Chanyeol berkala, mengusapnya sesekali.

"Kau tidak menangis?". Tanya Baekhyun main-main.

"Sudah tidak pernah sejak lama".

"Kenapa?". Baekhyun merasakan Chanyeol balik merengkuhnya, menenggelamkan wajahnya di bahu sempit Baekhyun lalu menghirupnya.

"Mungkin sudah kering". Jawabnya juga main-main. Baekhyun memutar bolanya.

"Mana ada yang seperti itu".

"Ada, buktinya aku".

"Chanyeol?". Ada jeda. "Kau tidak lelah bersiap sok tegar seperti ini? Kau sungguh ingin hidup seperti ini selamanya, menutup mata dan telinga seumur hidupmu?_".

"Kau tidak mengerti!".

"Memang benar, tapi aku tahu tindakanmu salah".

"Rasanya sangat menyesakan, penolakan selalu menjadi hal mengerikan bagiku setelah hari itu, aku berjanji satu hal untuk itu, aku yang akan menolak mereka.. Tapi sekarang, aku kembali mengemis cinta padamu". Baekhyun meringis, apa sudah sedalam itu perasaan Chanyeol padanya.

"Ceritakan padaku!".

"Apa?".

"Kenapa kau menyukaiku?". Baekhyun melepaskan aksi pelukan mereka.

Baekhyun seharusnya menyadarkan Chanyeol akan keberangkatan sang ibu dan menyelesaikan setiap kesalahpahaman yang terjadi. Bukan seperti ini, mencoba mencari jawab atas tanya di dalam pikirannya.

Seharusnya mereka segera bergegas, bukan saling menatap seperti ini. Ini salah bagi Baekhyun. Anehnya, hari ini, Baekhyun membuka matanya dan melihat hal lain yang belum ia lihat dari Chanyeol.

Hati Baekhyun melihat Chanyeol dengan cara yang berbeda, tidak lagi sama.

"Kau ingin tahu?".

.

Chanyeol dan Baekhyun bergegas ke bandara setelah mendapat telepon dari Kris tentang keberangkatan sang Ibu yang di percepat menjadi jam lima sore, yang berarti setengah jam dari sekarang.

Mereka memesan taksi agar lebih cepat, memasukinya buru-buru dan menyuruh sang supir untuk sedikit mengebut, meski begitu di jalanan seoul yang ramai sedang terjadi kemacetan karena jam-jam seperti ini mobil-mobil pekerja yang akan pulang memenuhi jalan.

Baekhyun berdecak kesal sedangkan Chanyeol memasang wajah ragunya, bingung harus apa jika dirinya sudah sampai di bandara, tak tahu harus melakukan apa setelah bertemu. Banyak hal yang sedang di pertimbangkannya.

"Chanyeol?". Baekhyun melihatnya, Chanyeol menoleh padanya.

"Semua akan baik-baik saja". Baekhyun mensugesti Chanyeol walaupun dirinya juga di liput perasaan gusar, Baekhyun akan mencoba menjadi penenang di sini walau dalam duduknya ia gelisah sendiri.

Baekhyun tersenyum saat melihat Chanyeol mengangguk, memotivasi dirinya sendiri.

"Kalau kau yang minta, aku akan berusaha". Ini memang Chanyeol yang biasa di lihat Baekhyun, percaya diri dan narsis, dan juga romansa noraknya.

Baekhyun mengacungkan kedua jempolnya pada Chanyeol.

"Aku percaya padamu". Dan Chanyeol.

Melihat Baekhyun begitu dekat dengannya, memberi angin segar baginya. Chanyeol dapat menemukan titik di akhir ceritanya yang sempat ia yakini tak berujung itu, sekarang semua terjawab saat Baekhyun membuka akses yang lebih besar untuknya.

Chanyeol sudah dapat izin untuk itu.

.

Bandara sibuk seperti biasa, Kris menatap gusar pada jam tangannya, sesekali memperhatikan dua orang yang sudah tidak muda lagi itu yang juga tengah menanti-nanti.

Yuri dan Shindong menghela nafas, pemberitahuan terakhir dan sudah di pastikan bahwa pesawat akan segera lepas landas, tak ada waktu lagi walau mereka menunggu satu menit lebih lama.

Shindong memandang Kris dengan tatapan yang sulit di artikan, Yuri memegangnya erat dengan cemas. Tak berusaha mencairkan suasana, Shindong menoleh dan menggeleng pelan.

.

Baekhyun menarik paksa Chanyeol setelah mereka sampai di tempat tujuan. Awalnya Chanyeol yakin tapi setelah mereka turun dari taksi Chanyeol menarik paksa dirinya untuk kembali pulang dengan gelengan manjanya, berakhir dengan Baekhyun yang menyeretnya dan Chanyeol yang terus menatap Baekhyun dengan tatapan rengekan.

"Aku tak seberani itu, setelah ku pikir aku takkan bisa mengatakannya.. Aku terlalu takut dengan reaksi mereka".

"Aku kan sudah mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja, setidaknya mereka harus melihatmu".

"Tidak! Baekhyun.. Aku bersumpah, aku terlalu pengecut untuk itu".

"Kau sudah mengatakannya, tapi aku akan tetap menyeretmu kesana". Baekhyun hampir saja menyalakan sumbu amarahnya yang pendek.

"Tapi, Baek?".

"Kau akan melakukannya! Titik". Dengan itu Chanyeol dengan spontan mengatakannya.

"Kalau begitu berikan aku satu ciuman, mungkin aku berubah pi_".

CHUP!

"Kiran ".

"Nah! Sudah, kan? Tepati janjimu". Baekhyun akan kembali menyeret Chanyeol sebelum Chanyeol kembali menghentikan langkahnya.

"Tunggu!".

"Demi tuhan! Apa? Kita tak punya cukup waktu". Chanyeol terdiam setelahnya, mencoba memprosesnya.

"Semudah itu?".

"Apanya?!".

"Kau menciumku".

"Hyaa! Apa itu yang terpenting sekarang, kau? demi segala waktu yang tersisa.. Aku harus secepatnya membawamu pada ibumu". Baekhyun menjerit tak terima.

"Baek! Jadi kekasihku setelah ini.. Demi tuhan! Aku tidak akan melepaskanmu lagi".

"Fuck! Chanyeol".

"Kau tidak mau? Kalau begitu aku akan pulang kerumahku".

"Yakk! Yakk! Aku akan pertimbangkannya, kau puas?.. Bajingan kau!". Chanyeol tersenyum.

Kali ini si jangkung yang bersemangat dan memulai tautan tangan mereka dengan Chanyeol yang memimpin di depan. Dengan Baekhyun yang terus memaki selama Chanyeol menariknya.

.

"Chanyeol?".

"Nak".

"Akhirnya kalian datang!".

.


Skip dulu ne,..

Lanjut chap depan!!

Big sorry guys, saya gk bermaksud nelantarin nih cerita (yang lainnya juga). Coz aku juga punya real life yang perlu di urusin, sekali lagi mianhae mianhae hajima~ daku juga rindu sama respon lucu kalian. So VOMENT , serta kritik saran yg membangun.

P.s. baca juga Upate-an saya yang lain

Sekian X.O

e)(o

Why Why? [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang