Kertas-kertas laporan yang berserakan di meja teralihkan beberapa saat ketika ponsel itu bergetar lagi, ada pesan yang masuk dari benda persegi itu. Jimin tidak perlu repot-repot membukanya karena ia tahu pasti bahwa itu pesan dari Ibunya. Nyonya Kim Yujin yang sedari tadi duduk di hadapannya kini memperhatikan dan mulai angkat bicara.
"Jimin-sshi, ponselmu bergetar dari tadi." kata wanita berumur 43 tahun itu. Sedangkan Jimin hanya menyengir pada bos besarnya yang masih terlihat cantik diusianya.
"Saya minta maaf, Nyonya Kim. Ini pesan dri Ibu saya. Saya akan mematikannya sebentar." Jimin mengeluarkan ponselnya hendak mematikan benda itu, tetapi Nyonya Kim Yujin menahannya.
"Tidak, tidak. Kau harus melihatnya kalau itu pesan dari Ibumu. Mungkin ada sesuatu yang penting."
"Ahh, ini tidak penting sama sekali. Ibu hanya mencoba untuk menjodohkan saya dengan anak kenalannya dan menyuruh saya untuk menemui wanita itu."
"Apa?! Kenapa itu tidak penting? Itu sangat penting untuk kelangsungan hidupmu Jimin-sshi." sahut Ny. Kim Yujin. "Kapan kau harus menemui wanita beruntung itu?" tanyanya melanjutkan.
"Hari ini. Jam 6 sore."
Wajah Ny. Kim Yujin terlihat kaget mendengar jawaban dari pria berumur 27 tahun yang sedang duduk santai di depannya itu. "Jam berapa ini?" Ny. Kim Yujin bertanya pada dirinya sendiri sambil melihat jam tangannya, "Oh, Tuhan! Ini sudah jam 5 sore, Jimin-sshi. Kenapa kau masih disini?"
"Bukannya Nyonya memanggil saya untuk memberikan laporan keuangan bulan ini?"
"Ya, itu benar. Tapi seharusnya kau memberitahukanku kalau kau ada kencan hari ini." jawab Ny. Kim Yujin, sedikit gelisah dengan sifat polos atau bodoh pada pria itu. "Kita bisa membahas laporan ini lain waktu. Lebih baik sekarang kau segera menemui wanita itu."
"Ahh, tidak perlu, Nyonya. Anda tidak perlu mengkhawatirkan saya."
Ny. Kim Yujin menatap tajam Jimin dan mengatupkan mulutnya, lalu terdengar suara sinis dari bibir merah itu, "Aku bilang temui wanita itu!"
Seketika Jimin langsung takut dan berdiri dari duduknya, membungkuk dan segera keluar dari ruangan besar itu. Terkadang bosnya juga bisa sangat menakutkan. Tapi walau begitu, Ny. Kim Yujin sangat percaya dan menyayangi Jimin. Itu sebabnya ia mengangkat Jimin sebagai kaki tangannya.*****
Jeon Jungkook melihat jam tangannya, lagi. Sudah pukul 06:15 sore. Tapi wanita yang ditunggunya belum juga tiba. Ia menatap nomor meja dengan angka 6 tertera disana. Neneknya berkata ia harus datang ke restoran Itali jam 6 sore ini dan duduk di meja nomor 6, karena ada seorang wanita yang ingin dikenalkan padanya, lagi! Tapi wanita itu tidak kunjung datang, padahal Jungkook sudah datang 5 menit lebih awal. Ia mulai bosan sekarang. Pada saat itu datang seorang pelayan pria menuangkan air mineral ke dalam gelasnya yang ternyata sudah kosong. Ah, ia ingin ke toilet sekarang.
Tetapi, disaat Jungkook sedang berada di toilet, seorang anak laki-laki berumur 5 tahun yang juga merupakan pengunjung di restoran itu menghampiri mejanya dan mengambil nomor meja disana. Ia juga mengambil nomor meja dengan angka 9 yang kebetulan berada tepat di belakang meja Jungkook. Ia memutar-mutar kedua nomor meja itu, merasa senang dengan penemuannya yang ternyata kedua nomor itu bisa terlihat sama jika diputar-putar. "Ibuuu!!! Ini nomol enam...ini nomol cembilan!" serunya sambil menunjukan kedua nomor itu pada Ibunya yang sedang asik mengobrol dengan temannya di meja ujung sana.
"Sayang, letakkan itu kembali dan kemarilah. Ibu tidak akan memberikanmu es krim nanti." perintah sang Ibu dan anak itu pun langsung menurutinya dan meletakan kedua nomor meja itu, tetapi bukan pada tempat yang semestinya. Ia tidak sengaja menukar angka 6 dan 9 itu.*****
Jimin segera memasuki restoran Itali itu. Ia bahkan tidak perlu menanyakannya pada pelayan di sana dan langsung duduk saat melihat meja dengan nomor 9.
Tapi, dimana wanita yang seharusnya ia temui? Wanita itu tidak ada. Tentu saja ini salah Jimin. Ibunya berkata ia harus menemui seorang wanita di restoran Itali pada pukul 06:00 sore di meja nomor 9. Tapi sekarang sudah pukul 06:20 sore. Pasti wanita itu sudah pergi. Ini benar-benar kesalahannya. Seharusnya ia mengatakannya langsung pada Ny. Kim Yujin dan meminta ijin untuk pergi. Ia merasa bersalah pada Ibunya, kenalan Ibunya dan wanita yang merupakan anak dari kenalan Ibunya itu. Gila! Sudah berapa Ibu yang ia sakiti. Jimin merasa berdosa sekarang. Ia hanya bisa menatap pasrah kursi kosong di hadapannya, tidak tau harus melakukan apa. Namun, tiba-tiba ada seorang pria yang dengan santai duduk tepat di kursi kosong itu, melihat dirinya. Ia juga balas melihat pria itu. Pria dengan wajah dingin yang tampan. Kemeja abu-abu yang dilapisi dengan jas hitamnya membuat pria itu semakin berkarisma."Perkenalkan, namaku Jeon Jungkook. Maaf telah membuatmu menunggu." katanya sambil mengulurkan tangannya pada Jimin yang masih bingung.
Apa-apaan ini?!
*****
Jungkook baru saja keluar dari toilet dan hendak menuju mejanya, namun langkahnya terhenti saat melihat ada seorang pria di sana. Lebih hebatnya lagi rambutnya berwarna merah. Untuk apa pria itu duduk di tempatnya? Pelayanan di restoran ini benar-benar buruk pikirnya, membiarkan pria asing duduk di sana, di tempatnya. Namun, pikiran Jungkook teralihkan saat melihat ekspresi pria itu. Tunggu dulu! Apa jangan-jangan pria di sana adalah orang yang ingin dikenalkan padanya?
Jungkook tersenyum geli. Apa Neneknya sudah frustasi? Selama ini ia memang tidak pernah tertarik dan tidak pernah menjalin hubungan dengan wanita-wanita yang dikenalkan oleh Neneknya. Lalu sekarang ada seorang pria di sana. Apa Neneknya sudah menyerah dengan wanita dan sekarang mengenalkannya pada pria?
Masih tersenyum geli dengan pemikirannya, Jungkook pun mengambil inisiatif dengan menghampiri pria itu. Ia menggeser kursinya, duduk di sana, menatap pria itu, lalu mengulurkan tangannya, "Perkenalkan, namaku Jeon Jungkook. Maaf telah membuatmu menunggu." katanya.>>>>>
KAMU SEDANG MEMBACA
"DEAR NO ONE"/KookMin (END)
FanfictionW A R N I N G !!! Boys Love. 20+ (Maaf, beberapa bagian di private)