PART 17 [1]

7.3K 886 77
                                    

🎵Lovin' You - Tohoshinki/TVXQ🎵

-*-*-*-*-*-*-*-*

        Batang pohon maple itu bergerak-gerak ketika ayunan yang menggantung disana dinaiki oleh seseorang. Jimin sedang duduk disana. Berayun-ayun pelan sambil memegang tali dikedua sisinya. Angin berhembus pelan saat itu. Kepala Jimin mendongak melihat langit malam yang gelap, tidak ada bintang atau pun bulan. Aneh, pikirnya. Padahal sekarang sedang musim panas.

"Disini kau rupanya." Jimin menolehkan kepalanya pada suara itu. "Aku mencari-carimu dari tadi." Jungkook, pemilik dari suara itu mendekati Jimin.

"Kau sudah mencuci semua piringnya?" Jimin bercanda.

"Tega sekali kau menyuruh seorang tamu mencuci piring." Jungkook berdiri di belakang Jimin. Ia melihat-lihat ayunan yang dinaiki pria itu. "Siapa yang membuat ayunan ini?" Tanyanya.

"Ayahku. Dulu tidak sebagus ini. Mungkin dia sedikit merubahnya."

Jungkook mengangguk-angguk. Ia memegang punggung Jimin, lalu mendorongnya pelan. Perlahan Jimin mulai terangkat, terbang di udara.
"Kau punya Ayah yang sangat hebat. Ibumu juga." Kata Jungkook, masih tetap mendorong punggung pria di depannya.

"Semua orangtua memang hebat. Ayahku, Ibuku. Lalu Ayahmu dan Ibumu juga. Mereka punya cara tersendiri untuk membesarkan kita."

Jungkook tersenyum. Perlahan, bayangan kesedihan tentang masa lalunya memudar. Jungkook kembali teringat, dulu Ayah dan Ibunya sering mengajaknya ke taman bermain. Menaiki wahana permainan bersama, memakan permen kapas, tertawa bersama.
Ah, mata Jungkook terasa panas sekarang. Ia mengelap setetes air mata yang berhasil jatuh ke pipinya. Untung saja Jimin tidak dapat melihatnya saat itu.

"Terima kasih, Ayah...Ibu." Bisik Jungkook. Jimin dapat mendengarnya. Pria mungil itu tersenyum.

"Aku rasa Ayahmu mendengarnya." Komentar Jimin. Ia menunjuk ke atas langit. Jungkook pun mendongakan kepalanya dan melihat ada satu bintang kecil yang berkelap-kelip disana. "Sebelumnya bintang itu tidak ada tadi. Pasti Ayahmu sedang mendengarkanmu dan mengirimkan bintang itu untukmu."

Jungkook tertawa pelan. Ia berhenti mendorong punggung Jimin dan menghentikan pergerakan ayunan itu. Ia berjalan ke depan, lalu berjongkong mensejajarkan tubuhnya dengan Jimin yang sedang duduk di ayunan kayu.

Jimin melihat Jungkook. Mata mereka saling menatap. "Apa?" Tanya pria mungil itu, heran.

Senyuman di wajah Jungkook masih betah disana. "Terima kasih." Katanya.

"Untuk apa?"

"Untuk semuanya." Jawab Jungkook. "Karena kau telah memberikan kebahagian padaku. Aku benar-benar mencintaimu, Park Jimin."

Alis Jimin berkerut. Matanya tidak fokus. Ia melirik ke dalam rumahnya, lalu kembali melihat Jungkook.
"Ini...ini tidak benar." Jimin berdiri, perlahan Jungkook juga ikut berdiri.

"Oh, Ya Tuhan. Kumohon jangan lagi." Jungkook bergumam. Yang ia takutkan muncul lagi. Jungkook tidak menyukai ini. Jiminnya yang selalu bingung dengan perasaannya sendiri sekarang telah muncul.

"Kau sedang berada di rumah keluargaku. Mereka ada disana." Kata Jimin, menunjuk ke dalam rumah. Pria mungil itu terlihat gusar.

"Tapi aku mencintaimu. Apa aku salah?"

"Ya, tentu saja kau salah." Sahut Jimin cepat. "Kau tau? Lisa sangat menyukaimu. Kau lebih bagus bersamanya. Itu adalah hal benar yang harus kau lakukan. Kau harus bersama Lisa. Tidak denganku. Ini salah, Jeon Jungkook."

"Oh, kumohon, Park Jimin. Kita sudah berulang kali membahas ini. Apa kau tidak bosan?" Jungkook terlihat frustasi sekarang. Ia mengacak-acak rambutnya sendiri.

"DEAR NO ONE"/KookMin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang