Tangannya sudah terulur sejak tadi, tapi Jimin belum membalas uluran tangan itu. Ia masih bingung. Untuk apa pria di hadapannya memperkenalkan diri.
"Maaf, kau siapa?" tanya Jimin.
"Aku sudah memperkenalkan diri padamu, baru saja, kira-kira sekitar satu menit yang lalu. Kenapa kau masih bertanya aku siapa?" balas Jungkook sambil menggerakkan tangannya yang terjulur, memberikan tanda agar Jimin mau membalas uluran tangannya. Dan akhirnya pria berambut merah itu mengerti dan membalas jabatan tangan Jungkook. Tapi tentu saja ia masih terlihat bingung.
"Maaf, sebelumnya apa kita pernah bertemu?" tanya Jimin lagi.
Jungkook menjawab santai, "Tidak. Ini pertama kalinya kita bertemu."
"Lalu? Kenapa kau duduk disini? Ini pertama kalinya kita bertemu, tidak mungkin aku pernah melakukan kesalahan atau apapun padamu, kan?"
Jungkook menahan senyumnya, "Ini tempatku."
"Maaf?" Jimin mengira ia salah dengar.
Jungkook memperbaiki posisi duduknya, ia kelihatan sangat nyaman sekarang, setelah tadi merasa bosan karena harus menunggu. "Kau datang kesini untuk pertemuan perjodohan, bukan?"
Jimin sedikit kaget. Bagaimana mungkin pria asing ini bisa tau?
"Aku datang kesini juga untuk melakukan hal yang sama. Dan kebetulan ini mejaku." lanjut Jungkook, ia menikmati setiap ekspresi yang diberikan oleh pria di hadapannya. Begitu lucu, apalagi dengan rambut merah itu. "Jadi... Kau belum memperkenalkan dirimu." lanjutnya lagi.
"Maaf, tapi aku masih tidak mengerti. Bagaimana mungkin ini bisa mejamu?"
"Ini mejaku. Sejak tadi aku sudah duduk disini."
Jimin melirik nomor meja di depannya, jelas-jelas itu angka 9. Ia semakin bingung sekarang.
"Maaf, tapi sepertinya ini tempatku." sambil menunjukan nomor meja di sana pada Jungkook. Dan pada saat itu tiba-tiba seorang wanita cantik menghampiri mereka."Maaf. Jeon Jungkook-sshi?" tanyanya. Seketika Jungkook dan Jimin menoleh bersamaan ke arah sumber suara merdu itu.
"Ah, maaf membuatmu menunggu. Aku terjebak macet tadi." lanjut wanita itu sambil tersenyum manis, lalu melihat heran ke arah Jimin. "Siapa?" tanyanya sopan.Jimin yang masih belum mengerti semakin tidak mengerti sekarang. Apa-apaan ini, pikirnya. Ia pun bangkit dari kursi dan segera memanggil seorang pelayan pria. Dan segera setelah pelayan itu datang ia langsung bertanya, "Maaf, sebenarnya dimana meja nomor 9?" Dan pelayan itu menunjuk meja yang ada di belakang Jungkook. Kerutan di dahinya muncul, "Lalu, apa ini?" tanya Jimin sambil menunjukan nomor meja 9 pada pelayan di sana. Pelayan itu terlihat bingung, tapi ia langsung mengerti dan segera meminta maaf.
"Sepertinya sudah terjadi kesalahpahaman disini. Aku minta maaf jika sudah merepotkanmu." kata Jimin sambil menundukan kepalanya sedikit pada Jungkook. Sebenarnya Jimin juga tidak merasa bahwa ia bersalah, tapi ia lebih memilih melakukannya agar semua ini cepat selesai. Lalu, apa yang dilakukan Jungkook? Pria itu tetap duduk disana, bahkan saat wanita cantik itu tiba dan Jimin akhirnya menyelesaikan kesalahpahaman itu, ia tetap tidak bergeming, hanya duduk di sana sambil menatap Jimin dan akhirnya pria itu berpindah duduk di belakangnya. Mereka saling membelakangi.
Sangat menyebalkan, pikir Jungkook. Ia sudah berpikiran Jiminlah orang yang dikirimkan oleh Neneknya, tapi ternyata tidak. Ini cuma salah paham. Jungkook merasa ia sangat malu karena sudah berpikiran seperti itu, tapi di sisi lain ia juga terlihat kesal. Kesal karena apa? Ia juga tidak tau.*****
"Namaku Lisa. Kita seumuran. Aku seorang designer. Baju yang kupakai saat ini adalah rancanganku sendiri. Bagaimana menurutmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
"DEAR NO ONE"/KookMin (END)
FanfictionW A R N I N G !!! Boys Love. 20+ (Maaf, beberapa bagian di private)