SEQUEL 2

11.9K 1K 155
                                    

🎵For You - BTS🎵

-*-*-*-*-*-*-*

"Aku mencari-carimu, Jimin-sshi. Kenapa kau pergi?" Nyonya Yamada terlihat khawatir.

Jimin menggaruk-garuk belakang lehernya. "Maafkan aku." Katanya.

Mereka duduk di ruang makan keluarga Yamada saat itu, walau makan malam sudah selesai sejak tadi. Ada Ibu dan Ayah tiri Jungkook disana. Sedangkan Jungkook memilih untuk mandi lebih dulu. Mereka berdua terlihat ramah bagi Jimin.

"Terima kasih, Jimin-san." Tuan Yamada berbicara dalam bahasa Korea yang terdengar kaku.

Jimin tersenyum, "Maaf. Tapi seharusnya aku yang berterima kasih karena telah membiarkanku makan malam disini."

Nyonya Yamada tersenyum, "Kami berterima kasih karena kau telah mengubah Jungkook-kun." Katanya, "Dia sering membicarakanmu. Dia terlihat bahagia ketika menceritakan tentang dirimu. Kami berterima kasih karena telah membuatnya menjadi lebih baik.." Nyonya Yamada melihat suaminya, "Kami terkejut saat Jungkook datang kemari. Dia bahkan memilih untuk tinggal disini. Kami benar-benar berterima kasih, Jimin-sshi. Tetaplah mendukung Jungkook dan berada di sisinya."

Jimin menggigit bibir bagian dalamnya. Ia tidak tau harus berkomentar apa. Jadi, ia hanya tersenyum sambil mengangguk penuh percaya diri.

*****

Satu bulan kemudian. . .

Siang itu Jimin berdiri di depan Green Hotel. Ia memasuki gedung itu dengan berani. Minna yang duduk dibalik meja resepsionis yang pertama kali menyadari kehadirannya. Gadis itu hampir menjerit, lalu menutup mulut dengan kedua tangannya.

Jimin menghampiri gadis itu. "Minna-ya, kau baik-baik saja?"

"Oppa! Oppa, aku merindukanmu." Minna memegang tangan Jimin yang berada di meja resepsionis. Dan pada saat itu lift disana terbuka. Nyonya Kim Yujin dan Lisa keluar dari sana.

"Ho?" Lisa yang pertama kali menyadari kehadiran Jimin. Nyonya Kim Yujin langsung memfokuskan matanya pada pandangan Lisa.

"Jimin-sshi?" Wanita paruh baya itu terlihat senang dan mendekati Jimin disana, begitu juga dengan Lisa.
"Kau kembali?" Tanya Ny. Kim Yujin.

"Aku boleh kembali?" Jimin balik bertanya, salah tingkah.

"Tentu saja. Aku sudah berjanji padamu waktu itu. Aku menunggumu, Jimin-sshi."

Jimin terlihat semakin salah tingkah. Kemudian tatapannya beralih pada Lisa yang berdiri di samping Ibunya.
"Lisa..?" Ucap Jimin pelan.

Lisa tersenyum. "Apa kabar, oppa?" Ia mendekati Jimin dan memeluknya. Jimin balas memeluk wanita itu.

"Yah! Jangan memeluknya."
Suara yang tidak asing itu menggema.
Jimin, Lisa dan Ny. Kim Yujin melihat ke arah sumber suara itu. Jungkook ada disana, berjalan ke arah mereka.

Mengetahui itu, Lisa malah semakin mengeratkan pelukannya pada Jimin.

Jungkook menarik Jimin dari pelukan Lisa. "Aku akan membakar pertunjukan busanamu di Milan nanti kalau kau memeluk Jimin lagi." Jungkook pura-pura mengancam dan marah.

"Ck. Aku akan membakar pabrik makananmu kalau kau berani menyakiti Jimin oppa." Sahutnya tidak mau kalah.

Jimin tersenyum namun ia juga bingung. Sejak kapan Jungkook dan Lisa sedekat ini? Ia seperti melewatkan gosip saat ia tidak datang ke beberapa pertemuan arisan.

"Kami ingin makan siang. Apa kalian tidak ingin bergabung, Ny. Kim?" Jungkook sudah beralih pada wanita paruh baya itu.

"Tidak, terima kasih. Aku ingin makan siang dengan Lisa saja. Mungkin lain kali." Jawab Ny. Kim ramah.

"Kalian berdua pergilah. Aku ingin menikmati makan siang bersama Ibuku." Lisa menyahut, pura-pura mengusir sambil memegang lengan Ibunya

Jimin dan Jungkook tersenyum.
"Baiklah, kami pergi dulu." Kata Jungkook sambil menggandeng tangan pria mungil itu.
Sebenarnya Jimin bukan tidak suka saat Jungkook memegang tangannya, tapi ia tidak terbiasa saat ada Ny. Kim dan Lisa disana.
Apa Ny. Kim dan Lisa sudah mengetahui hubungan mereka?

Jimin semakin bingung dan masih berpikir ketika Jungkook membawanya menuju pintu keluar.
Sedangkan disana, ketika kedua punggung pria itu menghilang, Ny. Kim mengelus pundak Lisa.
"Ibu bangga padamu." Kata Ny. Kim Yujin.

Lisa melihat Ny. Kim, ia tersenyum lalu memeluk Ibunya itu. "Terima kasih." Lisa berkata pelan.

*****

Mobil Jungkook membelah jalanan kota Seoul siang itu. Langit yang biru begitu cerah dengan awan putih yang bergerak pelan. Jimin membuka kaca jendela mobil, menikmati langit dan angin yang menggerak-gerakan rambut hitamnya.

"Sejak kapan kalian begitu dekat?" Jimin bertanya, melihat Jungkook menyetir dengan santai.

"Dengan Lisa?"

Jimin mengangguk sebagai jawaban.

Jungkook tersenyum. "Apa kau ingat kenapa aku bisa tau kalau  kau kembali ke Busan dan berhenti dari pekerjaanmu waktu itu?"
Jimin diam, menunggu jawaban. Dan Jungkook kembali melanjutkan, "Lisa yang memberitahuku."
Mata Jimin sedikit melebar saat mendengarnya.

"Lisa meneleponku waktu itu. Dia mendengarkan pembicaraanmu dengan Ibunya." Jungkook kembali menjelaskan. "Lisa menyukaimu. Dia menganggapmu seperti saudaranya sendiri. Jadi dia juga tidak ingin kau menderita."

Mata Jimin terasa panas. Ia terharu. Waktu itu Lisa hanya emosi sesaat. Lisa tidak marah padanya.

"Kami saling mengirimi pesan dan tidak sengaja sering bertemu di luar negri untuk urusan bisnis. Kami saling menyemangati. Waktu itu dia bilang sulit untuk melupakanku, tapi mengingat wajah seorang Park Jimin membuatnya jadi bersemangat kembali untuk melupakanku." Jungkook menjelaskan lagi. "Kau tega sekali, Park Jimin-sshi." Candanya.

Jimin mendengus. "Ini juga salahmu." Katanya.

Jungkook tertawa. "Aku hanya mencintaimu. Aku tidak akan merasa bersalah... Kau juga mencintaiku, kan? Benar, kan? Park Jimin-sshi, kau juga mencintaiku.. Yah..."

Jimin tidak mempedulikan Jungkook. Ia memilih memandang ke luar jendela, menatap langit dan berkata dalam hatinya, "Aku sangat mencintaimu, Jeon Jungkook."


-FIN-

Udah ya... Udah selesai ini 😅 kok kyk nya byk yg gk rela ni ff end ya? 😂
Slanjut'y pikirin khidupan KookMin pke imajinasi  sndri2 aja ya 🌈
Pkok'y KookMin bhgia dah... ≧﹏≦

Skali lagi makasi yg uda mau ngasi bintang, komentar & semangatnya 😘
Karyaku bnar2 dihargai ama readers yg mnunjukn diri'y 😢

Sampai ktemu lgi di next ff. Smoga suka nanti'y..
Oya, apa cara pnulisanku brantakan? Apa ada yg gk ngrti ama cara pnulisanku? Btuh kritik biar bs lbh baik lgi dlm mnulis aku nya 😊

Thanks
&
Love you~

"DEAR NO ONE"/KookMin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang