Restoran terlihat ramai dijam makan siang seperti ini. Terlihat para pelayan sedang sibuk mengantarkan pesanan para tamu dari hotel atau tamu luar yang sengaja datang hanya untuk menikmati makan siang mereka. Piring dan sendok saling berdenting, tawa dan suara terdengar ramai disetiap meja, namun tidak untuk meja yang berada di sudut sana. Begitu hening.
"Kau yakin tidak ingin memesan juga, Jimin-sshi?" tanya Jungkook untuk ketiga kalinya, tanpa melihat Jimin dan sibuk membolak-balikan buku menu yang ia pegang. "Aku yang traktir." lanjutnya lagi sambil mengembalikan menu pada pelayan wanita disana dan berkata "Aku memesan steak dan wine yang direkomendasikan oleh Jimin-sshi. "
Alis Jimin berkerut, heran kenapa pria itu masih melihat-lihat menu, sedangkan pada akhirnya ia memesan sesuatu yang Jimin rekomendasikan sebelumnya. Ada yang tidak beres dengan pria ini, pikirnya."Ada yang ingin kutanyakan." kata mereka berdua secara bersamaan. Jimin terlihat sedikit kaget, sedangkan Jungkook tersenyum, menyadari mereka mempunyai pemikiran yang sama saat ini. "Kau duluan." kata Jungkook.
"Tidak. Kau saja." balas Jimin, masih sopan.
"Kau saja."
"Aku bisa menunggu, lebih baik kau saja." Jimin mulai sedikit kesal sekarang.
Jungkook tertawa ringan, "Kita bisa melakukan ini seharian." katanya, dan mulai melanjutkan. "Baiklah. Ada yang ingin kutanyakan padamu." Jimin mengangguk, menyetujui Jungkook yang akan bertanya lebih dulu.
"Apa pelayan ini akan tetap berada disini?" kata Jungkook sambil melirik pelayan wanita yang berdiri di samping mereka.
Jimin pun melihat pelayan wanita itu yang sedang asik memandangi Jungkook."Yah, Go Hara. Kenapa kau masih disini?" bisik Jimin sambil mencolek dan melototi wanita itu.
Go Hara tidak peduli. Ia tidak takut dengan menejer yang seumuran dengannya itu."Saya akan mengantarkan pesanan Anda. Segera." kata Hara sambil membungkukan kepalanya dan tersenyum manis pada Jungkook dan pergi dari sana.
"Maafkan aku kalau pelayanan kami mengecewakan." kata Jimin menyesal, "Tidak biasanya dia seperti itu. Sepertinya dia menyukaimu." lanjutnya lagi.
"Benarkah? Lalu bagaimana denganmu? Apa kau menyukaiku juga?"
"Maaf?" Jimin berharap ia salah dengar.
"Maksudku, kau menyukaiku atau membenciku?"
"Maaf, tapi sepertinya aku tidak mempunyai alasan untuk menyukaimu atau membencimu, Jungkook-sshi."
Jungkook mengangguk-anggukan kepalanya, setuju. "Ya, kau benar."
Lalu, hening.
Satu detik, lima detik, dua belas detik. Jimin merasa ada yang mengganjal.
"Tunggu sebentar. Seharusnya ini giliranku untuk bertanya." katanya baru tersedar."Ya, tentu saja. Silahkan." sahut Jungkook santai sambil meminum air mineralnya.
"Aku baru mengingatnya...aku tidak pernah menyebutkan namaku padamu saat di restoran Itali waktu itu." Jimin menyipitkan matanya, seolah-olah mengintrogasi seorang penjahat yang katahuan sedang mencuri.
"Ya, itu benar." kata Jungkook santai.
"Lalu kenapa kau bisa tau namaku?"
"Aku tidak sengaja dengar."
"Maksudmu?"
"Kalian berada tepat di belakangku dan wanita itu memanggilmu 'Park Jimin-sshi', jadi aku tidak sengaja dengar dan tidak sengaja mengingat namamu."
Gila! Tidak masuk akal! Itulah yang dipikirkan Jimin saat ini. Tetapi entah mengapa hal itu bisa diterima olehnya, melihat begitu santainya Jungkook berbicara.
"Lalu bagaimana kau bisa kesini?"
"Aku naik mobil kesini. Lalu aku masuk dari pintu depan sana."
Jimin mulai kesal sekarang. Bukan itu yang ia maksud dari pertanyaannya.
"Maaf. Biarkan aku memperbaiki pertanyaanku." katanya menahan rasa kesal, "Maksudku, kenapa kau bisa ada disini?"Jungkook berusaha menahan tawanya, "Aku menginap di hotel ini. Bukannya sudah kukatakan aku tamu VVIP disini?"
Jimin mengangguk. Bodohnya dia masih bertanya lagi.
"Kau pasti pertama kali menginap disini? Karena aku tau pasti setiap tamu VVIP di hotel ini." katanya percaya diri."Tidak. Ini ketiga kalinya."
"Apa?"
"Ya, ketiga kali." Jungkook menunjukan ketiga jarinya. "Pertama kali aku menggunakan nama supirku, lalu yang kedua aku menggunakan nama temanku dan saat ini aku menggunakan namaku sendiri."
Jatuh sudah kepercayaan diri Jimin. Ia merasa malu.
"Boleh aku bertanya lagi?" Jungkook mengangguk sebagai balasan.
"Lalu, dari mana kau bisa tau kalau aku menejer disini?" tanya Jimin akhirnya. Ia merasa memang ada yang tidak beres dengan pria ini. Ia curiga Jungkook sedang menguntit atau memata-matainya, walau Jimin tidak tau kenapa Jungkook melakukan hal itu.Sekali lagi dengan sikap santainya Jungkook menjawab, "Aku bertanya pada receptionist disana 'Apa Park Jimin bekerja disini?', lalu dia bilang 'Maksud Anda menejer Park Jimin?', lalu aku bertanya lagi 'Memangnya ada berapa Park Jimin disini, dia bilang 'Cuma ada satu.', dan seperti itulah aku mengetahui kalau kau menejer disini."
Jimin ternganga, jawaban itu begitu masuk akal. "Tapi bagaimana kau bisa tau kalau aku bekerja disini?" tanya Jimin lagi, belum merasa puas.
Jungkook menyadarkan bahu lebarnya ke sandaran kursi dan melipat kedua tangannya di dada, "Sudah kukatakan aku tidak sengaja dengar, Jimin-sshi. Wanita yang bersamamu waktu itu mengatakan kalau kau bekerja di hotel ini dan kebetulan aku sedang menginap disini dan tiba-tiba saja mengingatmu. Aku pikir kita bisa menjadi teman baik kalau bertemu lagi."
Teman baik?
Hal itu sama sekali tidak terpikirkan oleh Jimin. Ia malah berpikiran Jungkook sedang memata-matai dirinya. Mungkin saja pria itu ingin menjatuhkan bisnis hotel ini, tapi ternyata jawaban dari Jungkook sungguh membuat semuanya menjadi masuk akal. Ia sedikit merasa bersalah."Aku minta maaf." kata Jimin terlihat menyesal.
"Untuk apa?"
Jimin menatap mata Jungkook, "Aku pikir kau sedang menguntitku atau memata-mataiku. Kukira kau ingin menjatuhkan nama baik hotel ini. Kau yang membuatku berpikiran seperti itu. Seharusnya kau tidak memaksaku untuk makan siang bersamamu. Jadi pikiran buruk kalau kau ingin menjatuhkan hotel ini muncul begitu sa..."
Jimin menghentikan ocehannya ketika melihat Jungkook tertawa. Ia pun tersadar karena sudah terlalu banyak bicara.
"Maaf." kata Jimin melanjutkan."Tidak, tidak. Kau memang pantas berpikiran seperti itu, Jimin-sshi." sahut Jungkook disela-sela tawanya. Dan pada saat itu Hara datang membawa pesanannya. "Kau yakin tidak ingin memesan juga?" Jungkook menawarkan lagi.
"Tidak, terima kasih, Jungkook-sshi. Aku harus kembali bekerja." jawab Jimin dan segera berdiri, kemudian ia melanjutkan, "Dan juga aku harus membawa pelayan ini dari sini sebelum dia memakanmu." Hara kembali tersenyum pada Jungkook saat Jimin menariknya paksa.
Jungkook tersenyum ramah menatap kepergian Jimin yang sedang menarik wanita itu. Setelah kepergian mereka, ia mengambil pisau dan garpunya untuk memotong steak di piringnya sambil berkata, "Kau bilang aku menguntitmu? Memata-mataimu, Jimin-sshi?" Jungkook berbicara sendiri. "Sayang sekali itu memang benar." ia memasukkan sepotong daging ke mulutnya sambil tersenyum dengan misterius.
>>>>>>>>
Maap, kalo gk menarik & kurang panjang, lgi sibuk soalnya.
o>_<o~Makasi uda mau mluangkan waktu'y utk brkomentar, ngasi semangat & ngasi bintang... Love you~
∩__∩
![](https://img.wattpad.com/cover/124728900-288-k172269.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
"DEAR NO ONE"/KookMin (END)
FanfictionW A R N I N G !!! Boys Love. 20+ (Maaf, beberapa bagian di private)