PART 13

8.2K 925 81
                                    

"Kau yakin sudah merasa baikan?"

Jungkook membantu Jimin untuk berdiri dari ranjang rumah sakit. Ia juga membawa ransel dan koper milik Jimin sambil memegang lengan pria mungil itu dengan satu tangannya yang bebas.

"Aku tidak apa-apa. Aku hanya ingin istirahat di rumahku." jawab Jimin dengan suara yang lemah. Ia kemudian berjalan di lorong rumah sakit bersama Jungkook yang masih terlihat khawatir. "Aku baik-baik saja. Sungguh." katanya meyakinkan. Jungkook hanya memaksa tersenyum menanggapinya.

Jungkook kemudian membukakan pintu mobil untuk Jimin saat mereka tiba di area parkir, memasukan koper dan ransel ke dalam bagasi, lalu segera masuk dan duduk di kursi pengemudi.

Langit pagi terlihat sangat biru saat itu. Jimin menurunkan kaca jendela mobil sambil menatap keluar. Cuacanya sangat cerah. Tapi sepertinya langit biru dan cahaya matahari sedang tidak ingin berbagi kecerahan itu untuk hatinya saat ini. Karena ia merasakan gelap yang memilukan. Ia sedang dilema.

Saat itu Jimin tersadar di malam hari ketika berada di ranjang rumah sakit. Ia melihat Jungkook sedang duduk tertidur di kursi sambil memegangi satu tangannya dengan kepala yang tergeletak di ranjang. Jimin kemudian mengelus pelan rambut pria itu menggunakan satu tangannya yang bebas. Ia tersenyum melihat wajah pulas Jungkook. Jungkook kelihatan sangat lelah. Pria itu bahkan masih mengenakan pakaian yang sama saat mereka tiba di Seoul. Apa Jungkook terus berada disisinya saat ia tidak sadarkan diri?
Jimin mendesah pelan. Entah kenapa dadanya terasa sesak. Ia teringat dengan Lisa. Kalau saja Lisa melihat cara Jungkook memegang tangannya saat ini, wanita itu pasti akan sangat terluka. Lisa sangat menyukai Jungkook. Bagaimana kalau Lisa tau hubungan mereka?

"Apa yang kau pikirkan?"

Jimin tersadar dari lamunannya. Ia melihat Jungkook yang tetap memandang ke depan, mengemudikan mobilnya. "Tidak ada." jawab Jimin, kembali menatap jalanan di luar jendela. "Kau yakin aku tidak sadarkan diri hanya beberapa jam saja?" kali ini Jimin yang bertanya.

"Kemungkinan kau sudah tidak sadarkan diri saat berada di pesawat. Lalu kau bilang, kau sudah terbangun di malam hari. Dan sekarang kau meminta pulang pagi ini juga. Aku sudah menghitung semuanya, jadi kau hanya pingsan beberapa jam saja. Kau masih belum kemana-mana, Park Jimin-sshi. Dan aku tidak akan membiarkanmu pergi kemana-mana."

Jimin terdiam. Ia menatap pria di sampingnya. Kalimat terakhir yang Jungkook katakan semakin membuat dadanya sesak.
Ya Tuhan, kalau bisa Jimin ingin tak sadarkan diri untuk selama-lamanya.

*****

        Jungkook sedikit memperlambat laju mobilnya saat memasuki jalanan tempat tinggal Jimin. Pria mungil itu sedang tertidur. Ia tidak ingin mengganggu. Lalu, dengan perlahan menghentikan mobilnya saat tiba di depan rumah pria itu. Jungkook ingin membangunkan Jimin, namun ia tidak melakukannya. Yang Jungkook lakukan justru melepaskan sabuk pengamannya sendiri dan duduk menyamping menyandar pada kursi, lalu menatapi wajah Jimin yang sedang tertidur pulas.
Entah berapa lama Jungkook seperti itu, menatap Jimin dengan rasa tidak percaya. Ia tidak percaya Jimin bisa ia miliki. Walau diingat-ingat kembali pria mungil itu tidak pernah mengatakan kata 'suka' atau 'cinta' padanya sekalipun. Tapi Jungkook tidak mempermasalahkan hal itu. Karena menurutnya, Jimin bukanlah orang murahan yang bisa diajak tidur tanpa perasaan apapun. Selama Jimin tidak keberatan untuk disentuh olehnya, berarti Jimin juga merasakan hal yang sama.

Pria di sampingnya menggeliat. Jungkook segera memperbaiki posisi duduknya.
Jimin mengucek-ngucek mata. "Kita sudah sampai?" tanyanya. "Kenapa kau tidak membangunkanku?"

"Kita baru saja sampai." jawab Jungkook berbohong.

"Jam berapa sekarang?"

"Jam sepuluh pagi." Jungkook melihat jam ditangannya.

"DEAR NO ONE"/KookMin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang