PART 9

8.2K 961 82
                                    

           Jungkook menyandarkan punggungnya ke kursi pesawat yang saat ini sedang terbang mulus di atas awan. Ia melirik Lisa yang duduk di sebelah kirinya, wanita itu sedang membaca majalah. Lalu, perlahan Jungkook menoleh pada pria yang duduk di sebelah kanannya. Park Jimin, pria itu terlihat sangat kesal, walau ia berusaha menutupinya namun Jungkook dapat melihat kekesalan itu.
Oh, Jungkook tau siapa penyebabnya. Tentu saja dirinya. Tapi ia tidak memperdulikan hal itu. Yang terpenting Jungkook bersyukur telah membayar seseorang untuk selalu mengikuti gerak gerik Jimin. Dan tentu saja kedatangannya saat di restoran kemarin malam, sebenarnya Jungkook berpura-pura tidak tau bahwa Jimin dan Lisa berada disana. Orang bayarannya yang memberitahukan bahwa Jimin dan Lisa sedang berada di restoran itu, maka Jungkook mulai berakting bahwa itu adalah sebuah kebetulan. Jika Tuhan tidak bisa membuat kebetulan untuk mempertemukan Jimin dengannya, maka ia akan membuat sebuah kebetulan itu sendiri. Nasibnya ditentukan oleh dirinya, begitulah pikir Jungkook.

Lalu, saat Jimin meninggalkan dirinya bersama Lisa di restoran kemarin malam untuk pergi ke toilet, Jungkook bertanya-tanya pada wanita itu. Sampai akhirnya Jungkook mengetahui alasan kenapa mereka berdua bisa makan malam bersama. Ya, mereka mendiskusikan perjalanan ke Jepang. Dan saat itu Tuhan memberikan sebuah kebetulan untuknya. Jungkook juga diundang untuk pesta pernikahan yang sama dengan Lisa dan Jimin di Jepang, lebih tepatnya di Sapporo, Hokkaido. Ia tidak ingin menghadirinya, tapi karena kebetulan menyenangkan yang diberikan Tuhan untuknya, ia memilih untuk pergi. Lisa juga tidak keberatan mereka pergi bersama.
Jadi disinilah Jungkook sekarang. Duduk bertiga di kabin pesawat penumpang, duduk diantara Jimin dan Lisa.
Tapi sepertinya Lisa tidak memberitahukan Jimin bahwa Jungkook juga ikut bersama mereka. Karena pria itu terlihat sangat kaget saat bertemu dengannya di bandara. Dan sampai sekarang saat pesawat hampir tiba membawa mereka ke Jepang, Jimin bahkan tidak ingin menoleh ke arahnya. Pria itu hanya akan menoleh ketika Lisa bercerita padanya, lalu menoleh ke arah lainnya saat selesai.
Apa lehernya baik-baik saja? Itulah yang dipikirkan Jungkook.

*****

         "Sialan. Leherku sakit." desis Jimin saat berada di toilet bandara Chitose. Ya, mereka sudah tiba di Jepang sore itu.
Jimin merenggangkan lehernya sambil mencuci tangan. Setelah selesai, ia pun segera keluar dari sana lalu menghampiri Lisa dan Jungkook yang sedang duduk di kursi tunggu.

"Apa aku terlalu lama?" tanyanya.

Jungkook dan Lisa berdiri sambil membawa tas mereka.
"Tidak. Lagipula mobil jemputan kita baru saja tiba." sahut Lisa sambil melirik seorang pria yang berdiri di dekat mereka. Dan Jimin baru tersadar ada orang lain disana.
"Dia supir yang akan mengantarkan kita ke Sapporo, lebih tepatnya hotel tempat kita menginap nanti." tambah Lisa lagi. Jimin mengangguk-angguk mengerti.

Saat mereka ingin berjalan mengikuti supir itu, tiba-tiba saja Jungkook menahan Lisa. "Berikan kopermu. Biar aku yang membawanya." kata Jungkook sambil mengambil koper ukuran sedang itu dari tangan Lisa yang begitu kerepotan memegang tas tangan dan koper secara bersamaan. Jungkook sendiri hanya membawa tas ransel besar yang bertengger dipunggungnya.
Lisa tidak bisa menahan senyuman saat itu. Ia menggigit bibir bagian dalamnya, menahan rasa bahagia agar ia tidak berteriak.
Lalu, Jimin? Pria itu juga kerepotan dengan tas punggung dan koper miliknya. Tapi Jimin tidak berharap bahwa Jungkook akan membawakan kopernya juga. Tidak. Jimin tidak mengharapkan itu. Tapi kenapa sekarang ia kelihatan semakin kesal?

*****

       Setelah satu jam perjalanan di dalam mobil, akhirnya mereka tiba di sebuah hotel mewah untuk acara pernikahan besok malam. Mereka juga akan menginap disana. Pemiliknya sengaja menyediakan kamar bagi para tamu undangan jauh, seperti mereka bertiga saat ini.

"Hotelnya sangat bagus." komentar Jimin saat memasuki lobby hotel.
Bangunan itu terlihat modern namun di dalamnya dipenuhi dengan lukisan kuno dan pohon-pohon bambu kecil. Nuansa Jepang begitu terlihat jelas.
"Jadi anak dari pemilik hotel ini yang akan menikah?" kali ini Jimin bertanya.

"DEAR NO ONE"/KookMin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang