Warning!!!
Boys Love 20+Yg dibawah umur, tolong ditanggapi dgn bijak, ya...
∩__∩
Thx bintang & smngatnya.
Love you~
o(^^o) (o^^)o- - - - -
Jungkook membuka jas yang ia kenakan dan segera mengelap area tubuh Jimin yang basah sampai ke bagian pinggang. Ia berjongkok sambil berusaha mengeringkan celana pria mungil yang masih setia menceramahinya.
"Ini tidak akan bisa kering. Jasmu jenis kain yang tidak bisa meresap air. Bagaimana ini? Seharusnya kau mendengarkanku tadi. Seharusnya kita tidak melakukan itu. Kalau saja kau mendengarkanku, ini tidak akan terjadi. Aish..." Jimin mengacak-acak rambutnya sendiri. Jungkook yang sedang berjongkok di bawah sana tersenyum diam-diam.
"Ini memang tidak akan kering, tapi setidaknya air tidak akan menetes saat kita berjalan melewati aula nanti." Jungkook berdiri. Kemudian ia mendekati Jimin dan melilitkan jasnya di sekitar pinggang pria itu, lalu mengikatnya. Beberapa detik Jimin menahan nafas. Ia berpikir Jungkook akan memeluknya.
"Sudah." kata pria itu.Jimin melihat Jungkook. "Sudah?" tanyanya. "Jadi aku akan masuk ke aula itu dengan keadaan seperti ini?"
"Kita. Kita akan masuk kesana dan segera pergi ke pintu keluar." Jungkook meralat sambil tersenyum menenangkan.
Jimin berpaling. Senyum itu sangat manis menurutnya. Ia tidak tahan berlama-lama melihat senyum mematikan Jungkook. "Ba...baiklah."
"Bagus. Sekarang tetap berada di sampingku."
Mereka berdua berjalan cepat di tengah-tengah orang yang sedang menatap Jimin dengan kebingungan. Pria yang ditatap hanya menunduk saja sambil bersembunyi dibalik punggung Jungkook. Sedangkan Jungkook justru tersenyum dan sesekali mengucapkan kata 'Maaf' atau 'Permisi' pada beberapa orang disana.
"Ini semua salahmu." Jungkook melirik pria di sampingnya, ternyata Jimin belum selesai berceramah. Jungkook kembali tersenyum sambil mendongak melihat angka yang tertera di atas lift yang akan mereka naiki. Mereka sedang menunggu lift sekarang. Dan pada saat itu Jungkook melihat seorang pekerja hotel pria juga sedang menunggu disana. Jungkook mendekatinya dan Jimin bingung saat pria itu sedikit bergeser. Jimin melihat Jungkook membisikkan sesuatu pada pekerja hotel itu, namun ia tidak ambil pusing, sekarang yang terpenting adalah segera berganti pakaian dan kembali ke pesta pernikahan.
*****
"Aish..." Jimin masih kesal. Ia melepaskan dasi kupu-kupu di leher lalu membuka jas Jungkook yang melilit di pinggangnya saat tiba di kamarnya sendiri. Oh, tapi ia tidak sendiri. Ada Jungkook yang sedang berdiri menyandar di dinding dengan kedua tangan yang dimasukan ke kantung celana sambil memperhatikan Jimin.
"Lalu bagaimana sekarang?" Jimin bertanya dengan nada kesal. "Apa kau cuma akan berdiri disana sambil melihat penderitaanku?"
Jungkook tersenyum, "Maaf." katanya, mendekati Jimin lalu membuka kancing kemeja pria itu.
"Uwo..uwo... Tunggu! Apa yang kau lakukan?" Jimin melangkah mundur sambil memegangi kemejanya.
"Membantumu, tentu saja." jawab Jungkook santai.
"Membantu?"
Jungkook mengangguk, "Kau marah saat aku hanya berdiri disana. Jadi kupikir kau ingin aku membantumu untuk melepaskan pakaian."
"Kau gila." desis Jimin dengan mata disipitkan.
Sekali lagi, Jungkook hanya tersenyum menanggapinya. "Ya. Aku memang gila." katanya, lalu menarik kerah kemeja Jimin dan mencium pria itu.
Kejadiannya begitu cepat, bahkan Jimin belum tersadar apa yang sedang dilakukan Jungkook padanya. Ketika pria itu menciumnya, mereka terjatuh di atas kasur bersama, Jungkook merobek paksa kemejanya, Jimin belum tersadar. Ia bingung. Namun mulutnya dengan sigap membalas setiap ciuman dari Jungkook. Ada apa dengannya sekarang? Bukankah dia sedang kesal tadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
"DEAR NO ONE"/KookMin (END)
FanfictionW A R N I N G !!! Boys Love. 20+ (Maaf, beberapa bagian di private)