PART 6

8.4K 1K 100
                                    

          Saat ini Jimin sedang berada di tengah-tengah koridor lantai tiga bersama Lisa. Ia memang diminta Ny. Kim Yujin untuk berkeliling hotel, menemani wanita itu.

"Jadi, Jimin-sshi... Sudah berapa lama kau bekerja di sini?" Lisa memecahkan keheningan diantara mereka.

Masih sambil berjalan, Jimin menjawab, "Kira-kira sudah empat tahun."

Lisa menganggukan kepalanya. "Kau tau? Ibuku selalu menyebut-nyebut namamu saat kami saling menelepon. Sepertinya dia benar-benar menyukaimu."

"Ah, benarkah? Aku jadi merasa tidak enak." sahut Jimin sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Aku sangat cemburu waktu itu. Sebenarnya siapa Park Jimin ini sampai membuat Ibuku melupakanku?" Bibir Lisa cemberut, "Tapi setelah melihatmu, sekarang aku mengerti kenapa Ibuku menyukaimu. Hanya dengan melihatmu saja aku sudah tau kalau kau orang baik." Lisa tersenyum sambil melihat pria di sampingnya. Benar-benar senyum yang tulus. Sedangkan Jimin jadi merasa tidak enak setelah mendengar curhatan Lisa barusan.

"Maafkan aku." kata Jimin.

"Tidak, tidak. Kau tidak perlu mengkhawatirkan hal itu, Jimin-sshi." sahut Lisa cepat.
"Ah, aku lapar." lanjutnya sambil memegang perut kecilnya, mengalihkan topik agar Jimin tidak merasa canggung.

"Kau lapar? Bagaimana kalau kita makan di restoran hotel saja?" Jimin menawarkan. Dan wanita itu mengangguk dengan lucu. Sangat imut menurut Jimin. Tidak mungkin Jeon Jungkook tidak menyukai Lisa, itulah yang dipikirkan Jimin saat mereka memasuki lift, menuju restoran hotel.

*****

          Jam kerja Jimin telah selesai sore itu. Ia berjalan santai menuju lift yang tidak jauh dari ruangannya. Dan pada saat itu ia melihat Lisa sedang berdiri di sana, menunggu lift juga?

"Lisa-sshi?" sapanya menghampiri wanita tinggi itu.

"Oh, Jimin-sshi. Mau pulang?"

"Ya. Pekerjaanku sudah selesai hari ini." jawab Jimin. "Mau pulang juga?"

Lisa mengangguk sebagai jawaban. "Aku akan sering kesini mulai sekarang. Aku harap kau tidak bosan melihatku, Jimin-sshi."

Jimin tertawa, "Ini hotel milik Ibumu, kalau pun aku bosan melihatmu, tidak mungkin aku bisa mengusirmu." candanya, membuat Lisa tertawa.

Lift terbuka, mereka berdua memasuki ruangan sempit itu bersamaan.
"Kau memang orang yang menyenangkan, Jimin-sshi." Pria disampingnya tidak berkomentar dan hanya tersenyum sambil menekan tombol bernomor satu. "Pacarmu sangat beruntung memilikimu."

"Aku tidak punya pacar." sahut Jimin cepat.

"Heol! Orang sepertimu harus punya pacar."

Jimin masih tersenyum, "Tidak harus. Lagipula aku tidak terlalu memikirkannya. Aku yakin Tuhan pasti sudah merencanakan jodohku. Walau entah siapa pun itu."

Lisa mengangguk-angguk, menyetujui perkataan pria itu.
"Bagaimana denganmu? Bagaimana dengan pria bernama Jeon Jungkook itu?" Jimin bertanya dan wajah wanita di sampingnya langsung merona merah. Lisa benar-benar menyukai Jungkook, pikir Jimin.

"Bibiku yang menjodohkanku padanya. Biasanya aku tidak terlalu tertarik dengan hal seperti itu. Tapi saat melihat profil Jungkook-sshi... Ya, begitulah..hahaha..." Lisa berusaha menyembunyikan degup jantung di dadanya hanya karena memikirkan pria itu.

Jimin merenung, ia ingin mengatakan sesuatu pada Lisa. "Ngomong dengan Jeon Jungkook itu-" namun perkataannya terhenti saat lift yang mereka tumpangi terbuka dan ada seorang wanita mungil berdiri di sana.

"DEAR NO ONE"/KookMin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang