GREY (BTS FF) - Slow Update - [COMPLETE]

Jungkook Biola's

Jungkook memasuki rumah dengan langkah lemas, tidak seperti biasa setelah pulang menyempatkan untuk mandi sebelum makan malam, hari ini Jungkook sangat lemas sehingga langsung duduk di kursinya, menunggu ibunya selesai menyiapkan makan malam untuknya. Jongsuk, Jungwook dan Junghoon yang melihat itu mengangkat alisnya heran. 

"Min Ho – ssi, ada apa dengannya??" Min Ho menghela nafas panjang kemudian menyerahkan hasil pemeriksaan Jungkook kepada majikannya. Mulai sekarang Min Ho bukan hanya pengawal Jungkook tapi juga yang mengatur jadwalnya membantu Lee ahjussi, Taemin mengundurkan diri karena tidak sanggup menyusun jadwal dan menghadapi kenakalan Jungkook. 

"Jungkook mengalami ketegangan saraf appa, mungkin harus istirahat beberapa hari dari latihannya dan rutin meminum obat," Junghoon menjelaskan isi pemeriksaan itu, kemudian menatap Jungkook. Dia tahu adiknya tidak bisa lepas dari biola. 

"Kau harus istirahat beberapa hari saeng," Jungkook hanya menghela nafas panjang, dia tidak bisa jika tidak menyentuh biolanya, diantara semua alat musik, Jungkook sangat menyayangi biola. 

"Min Ho – ssi, katakan kepada Jungsoo tentang hal ini, dan suruh dia mengubah jadwal latihan Jungkook, dan satu lagi Junghoon – ah, apakah dengan beberapa terapi bisa menyembuhkannya??" Junghoon mengangguk. 

"Dia harus rutin memeriksakan kondisinya," Jungkook hanya diam memainkan sendok yang ada ditangannya, kepalanya terkulai begitu saja di meja, sedangkan tangan kirinya terkulai disamping tubuhnya. 

"Kosongkan jadwal lesnya untuk beberapa hari dan Minta Baekhyun untuk memberi izin kepada Jungkook tidak mengikuti club, setidaknya sampai kejuaraan itu selesai," Min Ho mengangguk patuh. 

"Jungkook – ah, angkat kepalamu, ada apa denganmu, kenapa kau belum mandi??" Hye Ra yang baru saja selesai menyiapkan makan malam untuk Jungkook menegakkan tubuh Jungkook dengan kedua tangannya dan itu membuat Jungkook meringis saat tangan Hye Ra menyentuh bahu kirinya. 

"Eomma, jangan pegang bahu kirinya, dia sedang sakit," Hye Ra hanya menghela nafas panjang. 

"Duduklah dengan benar," Jungkook hanya mengangguk, tidak ada diantara mereka yang menanyakan kondisinya kepadanya, mood Jungkook semakin menurun. 

"Eomma, aku lelah bolehkah aku melewatkan makan malam?? Aku sama sekali tidak nafsu makan," Jungkook meraba daerah leher dan bahu kirinya kemudian mendesis pelan, dia tidak diizinkan dokter untuk berkencan dengan biolanya selama beberapa hari dan itu membuat suasana hatinya benar – benar kacau. 

"Kau harus makan saeng," kali ini Jungwook angkat bicara. Jungkook menggeleng, sepertinya hari ini Jungkook sedang mencari perhatian. 

"Jangan membuat eomma memaksa Jungkook – ah, makanlah dengan baik," Jungkook menggeleng. "Tidak mau, ahjumma! siapkan air hangat, aku ingin mandi, aku benar – benar lelah hari ini, seharusnya aku tidak pergi ke rumah sakit dan mendengar ocehan dokter menyebalkan itu, bagaimana dia bisa melarangku berdekatan dengan kekasihku, aish menyebalkan!!" mereka terdiam saat mendengar Jungkook berbicara sendiri sembari meninggalkan mereka. Min Ho menghela nafas panjang melihat itu. 

"Sepanjang perjalanan dia mengatakan hal yang sama tuan, suasana hatinya benar – benar buruk karena diceramahi Chanyeol uisa dan Jongin uisa,"

"Berapa hari Jungkook dilarang memegang biolanya??"

"Tiga atau empat hari, tergantung perkembangannya," jawaban Min Ho membuat semua kepala menghela nafas panjang. Tangan Jungkook pernah cidera dan harus digips selama dua Minggu dan itu membuat suasana hati Jungkook benar – benar buruk karena tidak bersentuhan dengan biola, bahkan ancaman saja tidak menakutkan dimata Jungkook. 

"Ahjumma! Kenapa kau tidak membiarkanku menyentuhnya!!" suara Jungkook membuat mereka kompak menoleh ke atas. 

"Aku ingin memainkannya sebentar saja, sebentar setelah itu aku akan mandi," saat seperti ini, para maid harus bersabar, karena mood Jungkook yang naik turun membuat mereka kewalahan. Mereka kompak menghela nafas panjang, melepas ekspresi datar mereka dan menggantinya dengan ekspresi khawatir, apalagi setelah mendengar suara pintu tertutup.