Kibum menghela nafas lega setelah menyelesaikan pekerjaannya, dia ingin segera pulang tidak sabar untuk bertemu dengan kedua anaknya dan mendengar cerita menyenangkan dari Seokjin.
"Kau sudah mau pulang??" Kibum mengangguk, tersenyum lebar kepada rekan kerjanya itu.
"Aku sudah tidak sabar untuk menjemput istriku dan bertemu dengan anak – anakku," Park Ji Won – rekan kerja Kibum – tertawa mendengar jawaban Kibum.
"Semoga harimu menyenangkan bum – ah," Kibum tersenyum melambaikan tangannya sebelum benar – benar pergi dari pabrik dengan sepedanya. Dia akan menjemput sang istri terlebih dahulu di kafe, dan senyumnya mengembang saat melihat Haneul duduk di depan kafe yang sudah tutup.
"Yeobo, apa aku lama??" Haneul mengangkat kepalanya kemudian menggeleng.
"Anni, mereka baru saja tutup,"
"Pulang sekarang yeobo??" Haneul mengangguk, membonceng sang suami di belakang, tangannya memeluk pinggang Kibum erat.
"Apa kau lelah yeobo??" pertanyaan Kibum diangguki oleh Haneul .
"Pasti akan sangat melelahkan jika setelah ini kau memasak, bagaimana kalau kita membeli beberapa jjangmyeon saja??"
"Untuk kita saja yeobo, aku sudah mengatakan kepada Seokjin untuk memasak makan malam hanya untuknya dan Hanna , kita pulang terlalu larut jika kau lupa," Kibum terkekeh, benar juga dia sampai lupa waktu.
"Baiklah," Kibum semakin mengayuh sepedanya lebih bersemangat.
"Yeobo, entah kenapa akhir – akhir ini aku merasa khawatir dengan Seokjin,"
"Kau mengkhawatirkan apa yeobo??"
"Appa yeobo, appa kita, mereka menginginkan Seokjin lenyap," Kibum menghela nafas panjang dia juga merasakan hal yang sama.
"Yeobo, selama kita masih hidup tidak ada satupun yang bisa menyentuh Seokjin, lagian mereka tidak tahu dimana kita tinggal, kita sudah merubah identitas kita dan appa tidak akan sejauh itu,"
"Yeobo tidak ada yang tahu semua itu, bisa jadi appa sudah menemukan Seokjin," Kibum menghela nafas panjang.
"Selama kita masih hidup, Seokjin akan baik – baik saja," Haneul mengangguk, dia merasa sangat lelah hari ini.
"Yeobo, aku mencintaimu,"
"Aku juga mencintaimu," tanpa mereka sadari, ada seseorang yang mengawasi mereka dari jauh.
*****
Suara dentuman musik juga sinar lampu menjadi pemandangan yang wajar dimatanya, beberapa pasangan yang tengah bercumbu ria juga berada disana, tidak mengenal umur.
"Ji Yeon – ah, apa kau tidak merindukan anakmu??" pertanyaan yang diajukan rekan kerjanya membuat Ji Yeon menghela nafas panjang.
"Aku memasak makan siang untuknya tadi, dan dia memakannya dengan lahap, hari ini rindu itu sudah sirna, bagaimana denganmu Rae Wa – ya?? Apa Hyun Woo masih belum memberitahumu??" Rae Wa juga menghela nafas panjang.
"Bagaimana aku bisa merindukannya sedangkan aku selalu bersama anakku, tidak sepertimu dan Dae Ji , kalian terlalu pengecut," Ji Yeon terkekeh, menenggak kembali minuman anggur yang disediakan untuknya.
"Itu juga menggambarkan dirimu Rae Wa – ya, kau dan suamimu tidak berbeda jauh dengan kami," Rae Wa terdiam memainkan jemarinya yang terasa dingin.
"Setidaknya aku tidak mengorbankan salah satu anakku Ji Yeon – ah," Ji Yeon terkekeh pelan menatap Rae Wa dengan tatapan meremehkan.
"Apa bedanya denganmu Rae Wa – ya, kalian berdua bahkan melenyapkannya, setidaknya anak kami yang lain masih hidup dengan kehidupan yang jauh lebih menyenangkan dibandingkan kami, dan kami akan bekerja keras untuk putra kami," hening, tidak ada pembicaraan lagi setelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GREY (BTS FF) - Slow Update - [COMPLETE]
FanficHidup itu abu - abu, karena kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di masa depan. Dengan siapa akan bertemu, bagaimana caranya bertemu, bagaimana menjalani harinya dan bagaimana kalau pada akhirnya berpisah. Yang jelas, hidup memiliki warna tersen...