Autumn Leaves

2.5K 245 18
                                    

Kehidupan itu seperti belahan bumi yang memiliki empat musim. Bahagia dan tenang seperti saat musim semi, dimana bunga – bunga mekar dengan indahnya menyebarkan aroma khas yang menenangkan hati dan pikiran seseorang. Terkadang kehidupan terasa menyenangkan dan ceria seperti musim panas, berlarian dan menikmati hangatnya matahari seolah kesedihan tidak akan pernah menghampiri. Namun yang selalu lupa adalah musim gugur setelah musim panas musim dimana pepohonan berpisah dengan daun – daun mereka, perpisahan yang manis bukan? Daun tanpa memprotes meninggalkan sang pohon yang juga tanpa protes melepas daun – daunnya, membiarkan angin membawa sang daun dengan nyaman. Saat musim gugur kita belajar apa artinya melepaskan. Dan yang terakhir adalah musim dingin, musim dimana banyak orang ingin meringkuk di kasurnya bergelung dengan selimut dan malas untuk bekerja musim dimana air mata tidak membaur menjadi dingin, musim dimana dingin memeluk begitu erat, musim dimana seolah semuanya akan berakhir.

*****

Jungkook menyukai musim gugur, itu yang Junghoon tahu tentang adiknya. Adiknya selalu membawa daun kekuningan dari pohon maple kerumah, mengumpulkannya di sebuah kotak. Dan daun itu sudah bertumpuk bahkan mengering kemudian hancur. Biasanya adiknya itu akan membawa daun maple itu setiap hari disepanjang musim gugur, kemudian menghitung berapa lama musim gugur berlangsung, membandingkannya dengan musim gugur yang lalu. Min Ho menceritakan itu kepadanya, membuat Junghoon merasa gagal menjadi seorang kakak. Jungkook adiknya, bukan adik Min Ho. Kenapa Min Ho lebih banyak tahu tentang adiknya dibanding dia sendiri. Dan musim gugur kali ini Jungkook tidak melakukan hal itu, adiknya malah dengan tenangnya terlelap di kamarnya. Sisi lainnya juga tidak bergerak atau merengek, Junghoon juga tahu kalau adiknya memiliki banyak karakter dan kepribadian. Namun, sepertinya mereka sedang bekerjasama untuk tidak membuat adiknya terjaga. Sudah satu bulan, dan adiknya tidak kunjung membuka matanya setelah akhirnya kehilangan kesadaran pada malam itu, malam dimana untuk pertama kalinya Jungkook merasakan bahagia, bahagia dalam arti sebenarnya, bahagia seperti anak seumurannya. Mungkin tidak masalah jika Jungkook tidak masuk kelas selama satu bulan, anak itu sudah menguasai semua materinya, namun yang menjadi masalah adalah keenam temannya yang selalu mengirimi adiknya pesan. Berbohong menjadi pilihan terbaik. Junghoon mengatakan kepada mereka lewat ponsel Jungkook, bahwa saat ini Jungkook tengah liburan di jepang mengikuti keluarganya yang ada pekerjaan disana. Dan Junghoon tidak pernah memberikan tenggat waktu, mengingat adiknya juga tidak memberi kepastian kapan dia akan bangun. 

"Junghoon – ah, bagaimana kondisinya??" Junghoon hanya mengangkat bahunya lemah, menatap Chanyeol yang saat ini tengah memeriksa Jungkook. 

"Semuanya normal Samchon, tubuhnya benar – benar sehat, tapi aku tidak tahu kenapa dia tidak mau bangun," Junghoon memalingkan wajahnya ke arah jendela, menatap pohon maple yang berada tak jauh dari sana, melihat bagaimana satu persatu daun berguguran tertiup angin. Seperti yang dikatakan olehnya, Jungkook mungkin tengah menikmati waktu liburnya di alam mimpi. Namun, disisi lain Junghoon takut kalau Jungkook akan gugur seperti daun pohon maple. 

"Mungkin dia ingin beristirahat," Chanyeol menepuk bahu Junghoon pelan. 

"Kalian sudah melakukan yang terbaik untuknya, mungkin Jungkook lelah," Junghoon hanya menghela nafas panjang. Kepalanya menoleh saat dia mendengar sesuatu, dan setelahnya tatapannya tidak pernah lepas dari sosok sang adik yang perlahan membuka matanya. 

"Eomma.." baik Junghoon maupun Chanyeol tersenyum lebar, Chanyeol memeriksa tubuh itu lebih lanjut, sedangkan Junghoon berteriak senang memanggil keluarganya.



*****



Taehyung menguap untuk kesekian kalinya menatap guru sejarah yang sedang menjelaskan sejarah zama joseon yang sudah Taehyung hafal di luar kepala, jelas saja guru itu menjelaskannya berulang kali. Mata Taehyung berpendar, menatap Yoongi yang sepertinya sudah terlelap jauh di alam mimpinya, Taehyung bahkan berpikir kalau Yoongi mimpi tidur dalam mimpinya, hingga meskipun pelajaran sejarah telah berlalu Yoongi sangat sulit dibangunkan. Taehyung menatap Jimin yang bahkan mendengkur halus, Taehyung mendesah suara sang guru seperti lagu penghantar tidur untuk murid – muridnya, hampir seisi kelas sudah menguap berulang kali, bahkan seorang Namjoon yang cerdas sekalipun. Ataupun Sehun yang kepalanya sudah terantuk – antuk ke depan berulang kali, berusaha untuk tetap terjaga, dia ketua kelas dan harus menjadi contoh yang baik untuk teman – temannya. Dalam hati Taehyung bersyukur karena tidak terpilih menjadi ketua kelas. Sebenarnya situasi ini pernah terjadi, namun saat itu dengan beraninya Jungkook mengajarkan metode mengajar yang menyenangkan kepada guru yang sudah berumur itu, dan sang guru yang akrab disama Han seonsaengnim itu merasa senang dengan metode anak itu. Taehyung ingat, dia melongo parah dengan tingkah bocah yang satu tahun lebih muda darinya itu. semuanya terasa begitu menyenangkan setelahnya, namun semua itu berubah sejak bocah itu tidak muncul di sekolah. Jungkook sedang berlibur dengan enaknya, meninggalkan teman – temannya yang kebosanan dengan materi Han seonsaengnim. Sepertinya guru sejarah itu kehilangan semangat karena tidak ada Jungkook dikelasnya. Satu bulan. Taehyung benci saat mengingatnya. Sudah satu bulan Jungkook tidak menampakkan dirinya di sekolah, yaah meskipun mereka masih aktiv bercanda di grup, tapi Taehyung merasa ada yang aneh dengan percakapan grup. Namun kemudian ditepisnya saat mengingat gangguan yang ada di psikologi Jungkook. 

GREY (BTS FF) - Slow Update - [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang