Anyyeong, btw minggu ini aku up dua part, wkwk tapi yang satu aku private. bukan part yang begitu penting sih, tp bisa menjawab beberapa pertanyaan yang muncul setelah membaca part ini. wkwk. selamat membaca, selamat menikmati malam minggu.
Seokjin mengerjapkan matanya perlahan kemudian dia merasa tubuhnya kaku dan dia sadar kalau dia sedang di ikat di sebuah kursi. Mata Seokjin membola saat melihat Jungkook terkulai di atas lantai yang dingin dan tentunya kotor. Seokjin ingin sekali berteriak memanggil Jungkook namun dia sadar ada sesuatu di mulutnya.
Seokjin tersenyum senang saat ada pergerakan dari Jungkook, anak itu melenguh merasakan tidak nyaman di tubuhnya karena hawa dingin yang dirasakannya.
Jungkook bangkit dari posisinya mencoba menatap kesekeliling hingga dia menyadari sesuatu membuatnya meringsut, dia ingat tempat ini. Seokjin yang melihat Jungkook ketakutan menggerakkan tubuhnya dan itu berhasil mencuri perhatian Jungkook.
"Seokjin hyung??"
Seokjin mengangguk membuat Jungkook bangkit dia merasa marah saat ini melihat salah satu sahabatnya di ikat seperti itu. Jungkook baru saja akan melangkah kalau saja tidak di hadang dan Seokjin dengan jelas melihat perubahan pada Jungkook, dari yang tadinya ketakutan nyaris menangis kini dingin dan tajam. Lebih menyeramkan saat memukul Sang Man dulu dan tanpa basa – basi kemampuan bela diri Jungkook menumpas semua orang yang menghalangi langkahnya.
"Berhentilah melawan anak manis atau kepala temanmu akan meledak,"
Jungkook menghentikan aksinya, menatap Seokjin yang ketakutan karena di todong pistol. Jungkook terkekeh.
"Bukankah kau ingin cucumu memohon kepadaku?" Jungkook berkata dengan lantang membuat Seokjin mengerenyit, pasalnya dia tidak mendapati eksistensi kakeknya di ruangan itu.
"Kenapa kau mengikatnya dan membekap mulutnya, kalau seperti itu dia tidak akan bisa memohon kepadaku, bagaimana??" Kim Baek Gi yang melihat dari kejauhan mengepalkan tangannya kuat. Pistol di tangannya sudah gatal ingin menembak dan tanpa sadar lolor dari kendalinya. Jungkook meringis saat bahunya terluka, kemudian tersenyum miring saat sadar apa yang sudah melukainya.
"Kau menembakku? Secepat itu? aku tidak menyangka tumbuh besar membuatmu lupa kalau dulu aku nyaris menumbuhkan lima peluru di tubuhku, keluarlah dan hadapi aku , katakan apa maumu, jangan buat aku muak, aku bukan anak kecil empat tahun lagi,"
"Jangan melawan atau kepala temanmu meledak," suara dari pistol itu membuat Jungkook semakin murka.
"Aku tidak akan menanam peluru di tubuhmu lagi," Jungkook meringis tertahan begitu seseorang membekapnya dari belakang, lengannya menjadi tertekan dan terasa sakit, sedangkan Jungkook mati – matian tidak menghirup udara.
"Bernafas brengsek!"
Jungkook tidak tinggal diam, dia menendang orang yang di belakangnya, kemampuan bela dirinya memang tidak main – main. Jungkook terbatuk untuk menetralkan nafasnya, dia muak dengan kehidupannya yang seperti ini.
"Kau melawan?"
"Keluarlah Kek, dan katakan apa maumu,"
"Kau tidak akan mengerti bocah,"
"Aku bukan bocah bodoh lagi! Aku bukan anak empat tahun yang tidak tahu apapun! Katakan brengsek! Katakan apa maumu!"
Jungkook terbatuk setelahnya, dan darah keluar dari mulutnya itu membuat Seokjin semakin khawatir, sedangkan Jungkook tersenyum miring dia tahu apa yang terjadi di tubuhnya. Jungkook melotot saat suara pelatuk itu semakin terdengar dan Jungkook kalap.
KAMU SEDANG MEMBACA
GREY (BTS FF) - Slow Update - [COMPLETE]
FanficHidup itu abu - abu, karena kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di masa depan. Dengan siapa akan bertemu, bagaimana caranya bertemu, bagaimana menjalani harinya dan bagaimana kalau pada akhirnya berpisah. Yang jelas, hidup memiliki warna tersen...