Chapter 8

3.4K 167 2
                                    

Jam 1 siang gue selesai dengan segala urusan kampus. Karena ini masih jam 1 siang, gue ke cafetaria dulu. KC Squad masih ada jam, gue ingat pesan Samuel yang nyuruh kalau selesai ngampus langsung aja masuk ke mobilnya. Tapi karena masih ada waktu 2 jam lagi, gue ke cafetaria sendiri.

Gue bukannya gak punya teman, tapi gue lebih selektif memilih teman. Dulu gue pernah di manfaatin karena gue orang kaya. Memang zaman sekarang susah nyari teman yang tulus, pasti ada aja maunya buat manfaatin kekayaan gue. Makanya sampai sekarang gue masih tetap stay dengan ketiga teman gue.

Okey back to topic!

Gue masih di cafetaria sambil minum strawberry smoothies gue. Karena gue bosan sendirian, akhirnya gue pergi ke taman, gue nyari bangku taman yang kosong dan mulai duduk disana sambil baca novel yang gue bawa dari rumah. Jangan salah, gue gini-gini juga suka membaca, apalagi baca novel. Gue juga kadang lupa waktu kalau sudah megang novel.

Suara perut gue yang bunyi membuat gue kembali ke dunia nyata. Gue ngeliat jam yang ternyata jam 16:00. Gue membelalakan mata kaget dan refleks teriak yang membuat sebagian mahasiswa yang ada di taman ngeliat heran ke arah gue.

"Mampus! Jam 4 sore!"

Gue langsung lari ke arah parkiran dan sudah ngeliat Samuel bersandar di pintu mobil dengan tatapan tajamnya yang membuat gue menciut seketika.

"Ma--" Baru aja gue mau minta maaf, ucapan gue udah dipotong oleh Samuel.

"Kunci!" Samuel ngomong datar dan aura dinginnya langsung keluar.

Tanpa menjawab perkataan Samuel, gue langsung memberikan kuncinya dengan tangan gemetar dan keringat dingin yang keluar dari tubuh yang membuat gue takut dengan tatapan Samuel yang tajam.

Samuel langsung masuk dengan membanting pintu kemudi dengan keras yang membuat gue terlonjak kaget.

"Masuk!" Samuel turunin kaca mobil dan ngomong dengan datar ke gue yang emang masih diluar, gue gak siap kalau misalnya Samuel nolak nganterin gue pulang.

Mau taro dimana muka gue?

"E-eh iya."

Karena sadar Samuel gak mungkin tega ninggalin gue sendirian di parkiran kampus yang mulai sepi ini, dia nyuruh gue masuk yang langsung gue turutin dengan cepat sebelum Samuel berubah pikiran.

Gak ada yang membuka percakapan membuat keheningan yang terjadi di dalam mobil. Sebenarnya gue mau minta maaf, cuma aura dingin Samuel masih memenuhi atmosfer di dalam mobil.

Kruyuk kruyuk kruyuk 

Dalam keheningan yang terjadi, perut gue dengan kurang ajarnya bunyi yang membuat Samuel menoleh ke gue yang menunduk malu sambil merutuki diri sendiri dengan tangan yang sesekali memegang perut.

"Mau makan dimana?" Samuel nanya ke gue dengan nada yang masih datar.

"Ha-hah?" jawab gue yang masih belum sadar dengan keadaan.

"Mau makan dimana?" Samuel mengulang pertanyaannya ke gue.

"E-eh gausah Sam, gue pulang aja."

"Cepat dimana? Sebelum gue berubah pikiran."

"E-eh yaudah, Paradise Resto aja, Sam."

Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang