Chapter 13

3.3K 153 2
                                    

Happy reading! Mau minta Vommentnya dong!

Perasaan gue masih campur aduk ketika Samuel yang notabenenya punya sifat dingin senyum ke gue.

Gue juga masih menduga-duga dengan kedatangan Samuel ke rumah gue mau ngapain. Kan gak mungkin kalau ada niat dari hatinya mau bertamu ke rumah gue.

"Sam?"

Samuel yang semula duduk di salah satu sofa yang ada di ruang tamu langsung berdiri ketika mendengar suara gue.

"Malam, Tha. Sorry gue ganggu waktu istirahat lo--"

Deg. Gila ganteng banget ni cowok, ngidam apa sih dulu nyokapnya? batin gue.

Samuel datang ke rumah gue menggunakan pakaian yang simple tapi cocok di tubuhnya yang atletis itu. Kaos hitam polos dan jeans hitam dengan sepatu converse putih yang melekat di tubuhnya menambah aura kegantengnya makin keluar.

"E-eh gak papa kok, Sam, santai aja, ada apa?" Sebelum Samuel selesai ngomong, gue memotong ucapannya yang terkesan gak enak ketika dia datang jam segini untuk bertamu.

Pas Samuel mau buka mulut untuk menjawab pertanyaan gue, Bi Sum datang dengan membawakan minuman dan beberapa cemilan.

"Ini, Den Ganteng, silahkan di minum, maaf cemilannya juga ala kadarnya." Bi Sum ngomong begitu dengan melihat ke arah Samuel dengan tatapan genit.

Ebuset Bibi, ingat umur dong! Genit banget ih, batin gue gak suka.

"Makasih ya, Bi." Secara refleks kita (re: gue dan Samuel) mengucapkan terima kasih dengan barengan. Gue bahkan kaget ketika Samuel juga ngomong yang sama.

Gue menolehkan kepala menghadap Samuel untuk melihat respon yang diberikan oleh Samuel dan gue malah menemukan bahwa dia sedang menatap ke arah gue yang menyebabkan pipi gue memanas. Gue berusaha mengalihkannya dengan tertawa canggung untuk menutupi pipi gue yang memerah. Entah Samuel yang sadar dengan pipi gue yang memerah, ia juga ikut tertawa dengan canggung untuk yang pertama kalinya bersama gue.

Samuel yang pertama kali berhenti ketawa. Dengar dia sudah gak ketawa lagi, gue juga memberhentikan aksi tawa canggung gue. *apa dah bahasa gw--

Kita gak ada membuka suara sampai suara Samuel memecahkan keheningan.

"Gue datang kesini mau minta maaf." Samuel ngomong gitu sambil menatap ke arah gue hingga gue mengalihkan pandangan gue arah lain.

Dag dig dug, batin gue gugup.

Gue yang kaget dengan ucapan Samuel langsung menolehkan kepala menghadap dia lagi dengan mengernyitkan dahi bingung.

"Minta maaf kenapa?"

"Maybe.. gue udah ngomong kasar ke lo pas di kampus kemarin."

Gue masih mengernyitkan dahi bingung karena gak ngerti sama ucapan Samuel.

"Yang mana?"

"Coba lo ingat-ingat dulu deh." Tatapan Samuel yang semula menatap ke arah gue sekarang beralih menatap ke arah lainnya.
Gue diam untuk mengingat-ngingat ucapan yang dibilang Samuel kasar ke gue.

pikir...

pikir...

pikir...

Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang