Chapter 11

3.5K 160 1
                                    

Happy Reading eaks!

Besoknya gue berangkat ngampus bareng KC Squad, kita tetap bawa mobil sendiri-sendiri. Kebetulan hari ini juga KC Squad ada jam ngampus pagi.

Sampai di kampus, kita langsung berpencar ke kelas masing-masing. Walaupun kita selalu kompak, kita gak kompak di bagian jurusan kampus. Kita punya cita-cita sendiri yang harus diraih dengan cara meraihnya bersama.

****

Karena gue yang duluan selesai kelas, seperti biasa, gue langsung ke cafetaria. Gue jalan lewat koridor yang melewati taman kampus, seketika gue ingat pernah ngeliat Samuel duduk disini sendirian, dengan headphone di kepalanya.

Tanpa pikir panjang, gue langsung menuju area taman kampus untuk nemuin Samuel. Gak tau kenapa, gue pingin ngajakin dia ngobrol, gue pingin lebih dekat dengan dia, gue juga pingin jadi temannya. Gue mau buktiin ucapan Kak Sheen yang bilang kalau Samuel sudah kenal dekat dengan kita, apakah dia akan perhatian. Siapa tau aja gue beruntung bisa di perhatiin sama Samuel, si kulkas berjalan.

Gue mulai menelusuri daerah taman dengan cukup teliti. Sampai pandangan mata gue menangkap orang yang daritadi gue cariin. Samuel duduk di bangku taman yang tersedia disana dengan novel di tangannya dan gak lupa headphone yang terpasang di kepalanya.

Headphonenan mulu, gak takut tulian kali ya dia?, pikir gue.

Sebelum gue datangin Samuel, gue cari ide untuk bahan percakapan yang nantinya bakal gue tanyain ke Samuel.

Percayalah nyari topik pembicaraan agar lebih asik supaya gak awkward itu sangat susah daripada nyari kepastian dari doi lo yang gak pasti itu.

Eet dah malah curhat.

Okey back to topic!

Setelah cukup lama memikirkannya, akhirnya gue dapat topik pembicaraan yang akan gue omongin ke Samuel.

Yash! Dapat, pikir gue.

Gue mulai jalan ke arah Samuel dengan pelan, dengan perasaan yang campur aduk.

Padahal cuma mau ketemu dia, tapi kok gue jadi dag dig dug gini, mana ini keringat dingin lagi, gumam gue heran.

Gue menggelengkan kepala heran dengan perubahan sikap di diri gue.

Gue sampai di samping tempat duduk Samuel. Tanpa persetujuan dari Samuel, gue langsung duduk di samping tempat dia yang kosong. Mungkin karena pergerakan gue yang tiba-tiba, Samuel menolehkan kepalanya ke arah gue dengan pandangan tajamnya. Gue yang ditatap begitu sama Samuel seketika aja langsung menciut.

"Lo ngapain disini?"

"Sorry ganggu waktu lo, Sam." Bukannya menjawab gue malah minta maaf ke Samuel.

"Ngapain disini?"

"Gu-gue mau ngasitau ke lo kalo gue mau.."
"Mau apa?"

Pandangan Samuel yang tajam gak lepas dari mata gue. Bahkan novel yang semula dibacanya langsung ditutup dan headphonenya juga sudah dilepas lalu dikalungkan ke lehernya. Gue langsung kehilangan kata-kata dan otak gue yang tadi sudah memikirkan alasan yang pas buat gue nemuin dia, entah sudah hilang menguap kemana.

"Ma-mau i-itu main ke rumah lo, iya main." jawab gue gugup.

"Ngapain ke rumah gue?"

"Yaaa.. gue mau main sama Kak Sheen."

"Yaudah, entar datang aja sendiri."

Gue gak jawab perkataan Samuel, hingga menyebabkan terjadi keheningan diantara kita.

Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang